Menuju konten utama

Jonan Sindir PLN, RUPTL Tak Kunjung Disahkan

Pengesahan RUPTL pada Maret ini, dinilai Jonan terlalu lama. Karena hal itu, tahun depan ia ingin RUPTL selesai pada akhir Januari.

Jonan Sindir PLN, RUPTL Tak Kunjung Disahkan
Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) berbincang dengan Dirut PT PLN (Persero) Sofyan Basir (kiri) saat menghadiri acara seminar di Jakarta, Rabu (29/3). Seminar sehari tersebut membahas soal listrik berkeadilan untuk rakyat dan dunia usaha. ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf.

tirto.id - PT PLN masih belum juga mengesahkan Rencana Usaha Penyedia Tenaga Listrik (RUPTL) 2017-2026. Sebagai satu-satunya BUMN di sektor ketenagalistrikan, sikap PLN itu kemudian menuai sindiran dari Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan.

"Prinsipnya sebenarnya Desember 2016 sudah selesai, Januari juga sudah. PLN ini yang agak lama parafnya, nungguin bisikan temannya," kata Jonan, di Jakarta, Senin (10/4/2017).

Pengesahan RUPTL pada Maret ini, dinilai Jonan terlalu lama. Karena hal itu, tahun depan ia ingin RUPTL selesai pada akhir Januari, agar bisnis PLN cepat selesai prosesnya dan mitra-mitra PLN tidak terhambat kinerjanya.

Ia juga mengharapkan perubahan dari RUPTL tidaklah berubah secara signifikan. Informasi dari Kementerian ESDM, PT PLN juga diimbau untuk membuat rencana zonasi pasokan gas untuk pembangkit baru.

Sejalan dengan pemerintah, target pembangunan infrastruktur listrik PT PLN (Persero) dalam RUPTL ini akan mengedepankan EBT.

PT PLN juga akan mengembangkan PLTU Mulut Tambang dengan target total kapasitas adalah sebesar 7.300 MW dan 1.600 MW PLTU Mulut Tambang akan dibangun di Kalimantan. Sisanya akan dibangun di Sumatera.

Pembangunan pembangkit PT PLN juga hingga tahun 2025 ditargetkan sebesar 77 GW, transmisi sebesar 67.422 km dan gardu induk dengan target 164.170MVA.

Seperti diberitakan Antara, dalam RUPTL terbaru ini, target bauran energi untuk Energi Baru Terbarukan (EBT) naik dari sebelumnya 19,6 persen menjadi 22,5 persen pada tahun 2025.

Revisi RUPTL juga menetapkan target terbaru infrastruktur ketenagalistrikan, mengoptimalkan pemanfaatan energi setempat untuk pembangkitan tenaga listrik serta pemilihan teknologi yang lebih efisien sehingga dapat menurunkan biaya pokok penyediaan tenaga listrik.

Dalam RUPTL 2017-2026, jika digabung, pembangkit listrik dari energi air, panas bumi dan EBT lainnya diharapkan bisa mencapai bauran energi 22,5 persen pada 2025, yang mana sejalan dengan target di Rencana Umum Energi Nasional (RUEN).

Sementara itu, pembangkit batu bara pada 2025 ditargetkan 50 persen dari total energi primer, gas 26 persen dan BBM diharapkan hanya kurang dari 0,5 persen. Adapun target pembangunan jumlah pembangkit listrik dalam RUPTL 2017-2026 adalah sebesar 125GW pada 2025.

Pada 2019 diharapkan pembangkit yang sudah beroperasi (Commercial Operation Date/COD) sebesar 70GW. Tidak hanya pembangkit, RUPTL terbaru juga menetapkan target pembangunan transmisi dan gardu induk.

Terkait pemanfaatan potensi energi primer per daerah, dalam RUPTL 2017-2026, penggunaan jenis pembangkit di tiap wilayah disesuaikan dengan ketersediaan sumber energi setempat atau yang terdekat.

Baca juga artikel terkait PLN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari