tirto.id - Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menilai solidaritas dan kepemimpinan global adalah kunci untuk mengatasi krisis kemanusiaan yang terjadi akibat konflik Israel-Palestina maupun perang Rusia-Ukraina.
“Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga perdamaian. Kita harus tunaikan tanggung jawab ini sekarang juga,” kata Jokowi dalam kuliah umum yang diikuti 500 mahasiswa dan akademisi di Georgetown University, Washington DC, Amerika Serikat, Senin, (13/11/2023) waktu setempat.
Jokowi juga mengakui perbedaan yang berujung pada rivalitas dan kompetisi adalah hal yang wajar. Akan tetapi, Jokowi menekankan bahwa komunikasi, ruang dialog dan kerja sama merupakan faktor penting untuk menjaga stabilitas dunia.
“Yang namanya communication, room for dialogue, collaboration, cooperation itu menjadi kunci untuk mencapai stabilitas dan perdamaian baik di kawasan maupun di dunia,” kata Jokowi.
Jokowi menyinggung bagaimana Indonesia dianugerahi perbedaan dan keberagaman. Keberagaman tersebut lantas disatukan dengan ideologi yang bernama Pancasila sebagai dasar bernegara.
“Dalam mengelola keberagamannya Indonesia memiliki panduan, memiliki ideologi yaitu Pancasila, unity in diversity yang menginspirasi di setiap sendi-sendi kehidupan termasuk kehidupan bernegara,” tutur Jokowi.
Pada kesempatan tersebut, Jokowi menekankan bahwa Indonesia terbuka untuk bekerja sama dengan semua negara. Indonesia, kata Jokowi, juga tidak berpihak pada kekuatan manapun kecuali pada perdamaian dan kemanusiaan.
“Itulah prinsip yang kami bawa di keketuaan Indonesia di G20 dan ASEAN yang dijalankan dalam situasi dunia yang terbelah dengan rivalitas yang sangat tajam dan geopolitik yang memanas,” tekannya.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Reja Hidayat