tirto.id - Presiden Joko Widodo mengingatkan sikap keberlanjutan dalam suatu hal bukan sekadar meneruskan sesuatu. Arti keberlanjutan, dalam kacamata Jokowi, adalah menggapai cita-cita bersama.
“Keberlanjutan itu bukan sekadar meneruskan. Keberlanjutan itu juga bukan business as usual, melainkan kesamaan arah, melainkan kesamaan koridor yang ditempuh untuk menggapai tujuan bersama,” kata Jokowi dalam Kongres III Partai Nasdem yang digelar di JCC Senayan, Jakarta, Minggu (25/8/2024).
Pernyataan Jokowi tidak lepas dari sikap Partai Nasdem yang berencana mendukung pemerintahan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Kongres III Partai Nasdem menjadi momen partai menentukan arah organisasi sekaligus pemilihan ketua umum baru.
Mantan Wali Kota Solo itu tidak memasalahkan pergantian sosok pemimpin. Ia menganalogikan, pergantian pemimpin sama seperti gaya bermusik yang berbeda-beda, tetapi memiliki tujuan sama dalam bermusik.
“Mungkin hari ini bisa bergaya dangdut, ke depan pemimpin berikut bisa bergaya jazz, bisa bergaya rock, bisa bergaya koplo, keroncong, RnB dan lain-lain. Tapi lagu yang dimainkan sama, tujuannya sama,” tegas Jokowi.
Ia memuji sikap Partai Nasdem yang memilih keberlanjutan dengan mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran. Jokowi pun terbuka pernah berbeda pendapat dengan Surya Paloh, tetapi menerima perbedaan sikap tersebut. Ia menilai, perbedaan itu diterima selama memiliki cita-cita yang sama, yakni menuju Indonesia Emas 2045 meskipun jalan yang ditempuh berbeda-beda.
“Oleh sebab itu, saya senang mendengar tadi yang disampaikan bapak Surya Paloh dan partai Nasdem yang menyatakan akan mendukung penuh pemerintahan ke depan,” tuturnya.
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Andrian Pratama Taher