tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, kasus polio dunia saat ini mengalami peningkatan. Dia meminta Kementerian Kesehatan untuk mengerahkan seluruh tenaga medis untuk melakukan percepatan vaksin polio.
Jokowi khawatir jika vaksin polio tak segera disuntikkan kepada anak-anak maka wabah polio dapat melumpuhkan fisik mereka.
"Kemenkes, Dinkes dikerahkan semuanya agar semuanya sudah mendapatkan vaksin polio anak-anak kita sehingga tidak terjadi lumpuh layu," kata Jokowi usai menghadiri hari anak di Istora Papua Bangkit, Kota Jayapura, Provinsi Papua, Selasa (23/7/2024).
Dia meminta Kemenkes untuk memprioritaskan percepatan vaksin di daerah rawan dan angka vaksinasinya masih rendah.
"Sehingga kita ingin mendahului untuk daerah-daerah yang vaksin polionya masih rendah," kata dia.
Selain polio, Jokowi juga membeberkan masalah TBC yang mengalami peningkatan secara global. Dia juga meminta agar Kemenkes mawas diri dan melakukan pengawasan lebih hati-hati dua penyakit tersebut.
"Ya kita harus mawas diri, bahwa saat ini di seluruh dunia outbreak polio, itu terjadi lagi. TBC juga naik," katanya.
Tidak hanya menyinggung soal polio dan TBC yang mengalami kenaikan, Jokowi juga mengomentari angka penurunan stunting yang hanya 0,1 persen di 2023. Dia menargetkan hingga akhir masa jabatannya, angka stunting dapat menurun hingga 14 persen yang saat ini masih 21 persen.
"Kita tahu angka penurunannya tahu. Memang sebelumnya agak tebal, sekarang mulai tipis kita tetap berusaha agar ditekan menuju ke bawah 14," kata dia.
Meski demikian, Jokowi mengklaim bahwa pemerintahannya berhasil menekan angka stunting. Karena saat awal menjabat, Jokowi harus menekan angka stunting dari 37 persen dan saat ini sudah di angka 21 persen.
"Karena memang stunting itu bukan hanya menyangkut makanan tambahan, makanan bergizi, tetapi juga sanitasi, lingkungan, tempat tinggal, rumah, air bersih dan semuanya harus terkonsolidasi dengan baik," kata Jokowi.
Penulis: Irfan Amin
Editor: Anggun P Situmorang