Menuju konten utama

Adu Kuat PDIP Melawan Trah Jokowi di Gelanggang Pilwalkot Solo

Langkah PSI mencalonkan Bhre sebagai Balon Walkot Solo dianggap provokasi agar PDIP bersikap. Nyatanya PDIP kalem, mungkin baru bersikap di injury time.

Adu Kuat PDIP Melawan Trah Jokowi di Gelanggang Pilwalkot Solo
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka (kiri) berbincang bersama Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya (KGPPA) Mangkunegara X Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo (kanan) seusai mengikuti upacara peringatan HUT ke-279 Kota Solo di Taman Balekambang Solo, Jawa Tengah, Sabtu (17/2/2024). Peringatan HUT ke-279 Kota Solo yang digelar dengan bahasa Jawa Krama Inggil tersebut mengusung tema Rangkai Harmoni Tumbuh Bersinergi. ANTARA FOTO/Maulana Surya/nz.

tirto.id - Persimpangan jalan antara keluarga Solo—trahPresiden Joko Widodo (Jokowi)—dengan PDIP disebut bakal membuat dua kubu itu saling berhadap-hadapan di Pilwalkot Solo 2024.

Sepeninggal mantan Wali Kota Solo sekaligus putra sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, yang terpilih menjadi wakil presiden periode 2024-2029, PDIP dinilai perlu menyusun strategi terbaik agar tidak kecolongan.

Terutama, keluarga Jokowi dianggap mulai bergerak membangun kekuatan untuk dapat terus mengamankan kekuasaan di Solo. Putra bungsu Jokowi sekaligus Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep, Minggu (21/7/2024) lalu, resmi mengusung KGPAA Mangkunegara X alias Gusti Bhre sebagai bakal calon Wali kota Solo.

Kaesang hadir ke Solo untuk memberikan rekomendasi simbolis secara langsung kepada Gusti Bhre usai acara fun football. Manuver Kaesang mengusung Gusti Bhre dinilai sejumlah pengamat sebagai langkah strategis trah Jokowi mengamankan kekuatan di Solo.

Analis Sosio-politik dari ISESS, Musfi Romdoni, menilai wajar bila muncul tafsiran bahwa langkah Kaesang bersama PSI mengusung Gusti Bhre merupakan upaya mengamankan kekuasaan keluarga Jokowi di Solo. Pasalnya, kata dia, Gibran baru saja mundur sebagai Wali kota Solo yang semakin menguatkan langkah mendorong nama Gusti Bhre sebagai upaya mengamankan Solo dari dominasi PDIP.

“Tapi kan pertanyaannya, apakah Gusti Bhre akan mengisi peran itu? Apalagi PSI tidak memiliki kursi yang cukup untuk mengusung paslon sendiri,” kata Musfi kepada Tirto, Senin (22/7/2024).

Musfi menyebut, Gusti Bhre masih belum tentu menerima pinangan PSI. Pasalnya, PSI cuma memiliki lima kursi DPRD Solo sehingga perlu parpol lain untuk dapat mengusung bakal calon wali kota dan calon wakil wali kota. Sejauh ini, PSI disebut-sebut berencana menggandeng PKS untuk berkoalisi di Pilwalkot Solo.

Manuver PSI mendukung Gusti Bhre tak dipungkiri Musfi merupakan strategi Kaesang untuk memancing PDIP ikut bergerak melakukan konsolidasi internal. Dia menilai ini merupakan strategi kuno yang disebut trial balloon atau manuver politik untuk melihat reaksi pihak lain.

“Saya kira ini langkah yang strategis dari Kaesang. Mereka (PSI) jadi partai pertama yang memberikan rekomendasi, ini menunjukkan kalau PSI serius di Solo,” ucapnya.

Di sisi lain, kata Musfi, langkah Kaesang di Solo yang mewakili trah Jokowi bisa ditafsirkan menjadi dua artian. Pertama, sebagai deklarasi perang terhadap PDIP yang saban tahun berhasil memenangi Pilwalkot Solo. Bahkan, ayah dan kakaknya, yakni Jokowi dan Gibran, menjadi wali kota karena sokongan PDIP.

“Atau bisa juga [diartikan] untuk membangun komunikasi dengan PDIP. Ini yang perlu dilihat dalam dua minggu ke depan,” ujar Musfi.

Sejak tahun 2000, kader PDIP selalu berhasil memenangkan palagan Pilwalkot Solo. Musfi memandang meski ditinggal trah Jokowi, PDIP tidak mudah untuk digembosi. Rekam jejak panjang kemenangan akan mendorong PDIP mempertahankan harga diri mereka di Solo.

“PDIP bisa mencalonkan Teguh Prakosa misalnya. Di berbagai survei, posisi Teguh juga bagus, apalagi statusnya petahana,” sebut Musfi.

Kaesang Pangarep

Ketua Umum PSI, Kaesang Pangarep saat menyambangi markas DPP Nasdem Gondangdia, Jakarta Pusat, Senin (22/7/2024). tirto.id/Fransiskus Adryanto Pratama

Di sisi lain, Gusti Bhre tak langsung memutuskan maju di Pilwalkot Solo meski sudah mendapat rekomendasi PSI. Dia mengucapkan terima kasih karena PSI telah memberikan kepercayaan dengan mengusungnya di Pilwalkot Solo.

”Akan maju atau tidaknya, kita izin melihat dulu nanti. Ke depannya, tentu kami melihat juga bagaimana respons dari masyarakat,” kata Gusti Bhre.

Kaesang menyebut keputusan PSI memberikan rekomendasi pada Gusti Bhre maju di Pilwalkot Solo, sebab dorongan para kader dan konstituen partai. Dia yakin akan rekam jejak Gusti Bhre yang baik dalam memimpin Pura Mangkunegaran sekaligus Komisaris PT KAI.

“Jadi, teman-teman sendiri bisa melihat kiprah kerja beliau nanti seperti apa,” ujar Kaesang.

Musfi menilai, meski Kaesang melakukan provokasi lewat pemberian rekomendasi kepada Gusti Bhre, PDIP tetap akan mulai terbuka di waktu-waktu akhir. Melihat situasi di Solo, dia yakin PDIP masih tetap akan mengajukan kader sendiri ketimbang ikut mengusung figur yang disokong parpol lain.

“PDIP selalu main di ujung, selalu main injury time. PDIP kan bisa usung paslon sendiri, mereka pasti melihat dinamika dulu,” terangnya.

Senada dengan Musfi, analis politik dari Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, memandang PDIP sebagai partai besar tidak akan mudah terprovokasi strategi Kaesang.

Menurutnya, ini terbukti di beberapa arena pilkada seperti Sumatra Utara, Banten, Jawa Barat, hingga Jakarta. PDIP masih terkesan tenang dan cenderung berseberangan dengan koalisi parpol pendukung pemerintah Jokowi di pilpres kemarin.

“PDIP memang kalah dengan [kubu] Jokowi di Pilpres, tetapi itu tidak membuat PDIP turun podium. PDIP tetap berkuasa di parlemen, termasuk di Surakarta, sehingga situasi ini memungkinkan PDIP optimis usung kader sendiri,” kata Dedi kepada Tirto, Senin.

PDIP di Solo dinilai masih mendominasi sebagaimana kekuatan mereka di parlemen tingkat nasional. Di Solo, PDIP menguasai 20 kursi DPRD sehingga bakal menjadi modal besar bila harus berseberangan dengan trah Jokowi di Pilwalkot Solo.

“PDIP jelas tidak memerlukan Jokowi atau setidaknya mereka tidak khawatir jika harus melawan keluarga Jokowi [di Solo], peluang meraih suara mayoritas masih ada bagi PDIP,” ucap Dedi.

Secara umum, kata Dedi, langkah Kaesang di Solo bisa dibaca sebagai manuver keluarga Jokowi menambah kekuatan politik melalui PSI demi melawan PDIP. Namun, dari sisi tren dukungan publik, Dedi memandang Solo mulai ditinggalkan pemilih Jokowi,

“PDIP masih memungkinkan usung kader sendiri bahkan masih potensial menang,” ujar Dedi.

Teguh Prakosa

Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa bersama Forkompinda Kota Surakarta meninjau TPS 34 lokasi Gibran Rakabuming Raka. Foto/Febri Nugroho

Bagaimana Langkah PDIP di Solo?

Ketua DPC PDIP Solo, FX Rudy, menegaskan bahwa PDIP masih merupakan partai kuat di Solo. Dia menyatakan belum ada keputusan bulat dari PDIP soal nama yang maju sebagai bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo.

“Belum ada rekomendasi dari DPP, kita nunggu dari sana. Itu [nama calon] nanti saya masih nunggu DPP, wong yang punya rekomendasi pusat kok,” kata Rudy saat dihubungi Tirto, Senin (22/7/2024).

Ia menyatakan, meski demikian, pihaknya sudah melakukan penjaringan bakal calon wali kota dan wakil wali kota Solo. Dia menyebut sudah ada 12 nama yang mendaftar ke PDIP untuk maju di Pilwalkot Solo.

Beberapa nama untuk bakal calon wali kota Solo itu misalnya wali kota saat ini yang juga kader PDIP, Teguh Prakosa, yang naik takhta menggantikan Gibran. Adapula kader PDIP lain seperti Her Suprabu dan Ginda Ferachtriawan yang ikut mendaftar sebagai bacalon walkot.

Terkait PSI yang memberi rekomendasi untuk Gusti Bhre, Rudy menilai pihaknya belum mengambil langkah untuk menyikapi hal tersebut. Dia yakin PDIP masih kuat di Solo dengan kader internal mereka meski sudah ditinggal trah Jokowi.

“Kan wali kotanya Teguh Prakosa menggantikan Gibran. Masih kuat lah ya kita,” kata dia.

Sementara itu, analis politik dari Trias Politika, Agung Baskoro, memandang Pilwalkot Solo dapat menjadi arena pertarungan trah Jokowi melawan PDIP. Agung menilai, jika ini terjadi maka akan menjadi pertaruhan besar PDIP karena pertama kali berpisah dengan keluarga Jokowi di Pilwalkot Solo.

“Keluarga Solo selalu bersama PDIP di Solo mulai dari Jokowi sampai Gibran,” kata Agung kepada Tirto, Senin.

Menurutnya, isu soal PSI akan menggandeng PKS di Solo merupakan strategi jitu trah Jokowi untuk melawan dominasi PDP. Pasalnya, PSI dan PKS memiliki ceruk pemilih berbeda sehingga bisa saling melengkapi di Pilwalkot Solo.

“Keduanya mewakili pemilih nasionalis dan religius perkotaan, sehingga kehadiran PSI dan PKS kemudian berhadapan dengan PDIP ini akan membuat pertarungan menjadi kompetitif, ketat,” ujar Agung.

Di sisi lain, imbuhnya, peluang PDIP kembali menang di Solo cukup besar selama mampu mengusung figur yang bisa menyaingi elektabilitas dan akseptabilitas calon yang didukung trah Jokowi.

Terlebih, kata dia, Pilwalkot Solo masih seperti lapangan terbuka yang akan membuat PDIP tak buru-buru mengambil langkah.

“Pilkada adalah soal uji magnet figur, uji kualitas personal, uji rekam jejak kandidat, dan visi-misi mereka dalam memastikan kesejahteraan masyarakat Solo terwujud,” ucap Agung.

Baca juga artikel terkait PILKADA 2024 atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - News
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Irfan Teguh Pribadi