Menuju konten utama

Sudaryono Jadi Wamentan, Kaesang Mulus di Pilkada Jateng?

Analis politik memprediksi Koalisi Indonesia Maju akan bersatu di Jawa Tengah setelah berpisah di Banten dan mungkin di Jakarta.

Sudaryono Jadi Wamentan, Kaesang Mulus di Pilkada Jateng?
Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep (kiri) bergurau dengan Ketua Umum Partai Gerindra yang juga calon presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto (kanan) pada puncak perayaan HUT ke-9 PSI di Stadion Jatidiri, Semarang, Jawa Tengah, Sabtu (9/12/2023). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/YU

tirto.id - Ketua DPD Partai Gerindra Jawa Tengah (Jateng), Sudaryono, menarik niat maju berlaga di Pilkada Jateng setelah resmi dilantik menjadi Wakil Menteri Pertanian. Usai dilantik di Istana Negara, Kamis (18/7/2024), pria yang sempat gembar-gembor bakal maju sebagai calon Gubernur Jateng itu mengaku ingin fokus mengemban jabatan barunya.

Mantan sekretaris pribadi presiden terpilih Prabowo Subianto ini, dilantik langsung Presiden Jokowi bersama dua wakil menteri baru lain. Mereka adalah keponakan Prabowo, Thomas Djiwandono sebagai Wakil Menteri Keuangan II dan Yuliot sebagai Wakil Menteri Investasi.

“Dengan penugasan yang baru ini, saya sudah mendapatkan instruksi untuk tidak maju di Pilkada Jawa Tengah dan fokus untuk membantu Menteri Pertanian dan membantu Presiden serta Wakil Presiden, Pak Jokowi beserta Pak Kiai Ma'ruf Amin,” kata Sudaryono kepada awak media di Istana Negara.

Keputusan Sudaryono mundur dari Pilkada Jateng disebut akan memuluskan jalan Ketua Umum PSI, Kaseng Pangarep. Putra bungsu Presiden Jokowi itu juga belakangan disebut berniat maju di Pilkada Jateng atau Jakarta. Bahkan Jokowi sendiri sudah merestui Kaesang untuk maju di dua daerah tersebut.

Sebelumnya, Sudaryono didukung partai Gerindra untuk maju di Pilkada Jateng. Setelah memutuskan batal maju, ia mengaku Gerindra masih menyimpan nama untuk berlaga di Jateng. Mas Dar, sapaan akrabnya, menilai figur itu bisa saja Kaesang atau Kapolda Jateng, Ahmad Luthfi.

“Kita tunggu tanggal mainnya,” ujar Sudaryono.

Sudaryono menjamin Koalisi Indonesia Maju (KIM) – gabungan partai pendukung Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka – bakal tetap solid di Pilkada Jawa Tengah.

“Partai Gerindra tidak akan mengusung saya, dan saya tidak akan berkampanye untuk gubernur [Jateng] lagi,” ucap Sudaryono.

Pelantikan Wakil Menteri Pertanian

Sudaryono melambaikan tangan saat bersiap untuk dilantik menjadi Wakil Menteri Pertanian oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Kamis (18/7/2024). ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.

Analis politik dari Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah, tak kaget bahwa Sudaryono berujung batal maju di Pilkada Jateng. Menurutnya, desas-desus bahwa Sudaryono akan ditarik bertugas ke kementerian sudah lama beredar.

“Hanya menunggu momentum, dan masa sinkronisasi ini dianggap penting memasukkan tokoh lingkaran Prabowo ke kabinet, bisa saja ia akan memimpin Kementan hingga di periode Prabowo nanti,” ucap Dedi kepada reporter Tirto, Jumat (19/7/2024).

Dedi memandang, memang tidak mustahil langkah ini merupakan skenario tawar-menawar untuk memuluskan rencana Kaesang maju di Pilkada Jateng. Gerindra juga kemungkinan besar bakal memberikan rekomendasi untuk Kaesang di Jateng.

Kaesang, kata Dedi, lebih realistis dari sisi keterusungan bakal didukung Gerindra dibanding Ahmad Luthfi. Sejauh ini, Ahmad Luthfi digadang-gadang bakal diusung Golkar dan PAN di Jateng.

“Hal ini karena ia ketua umum partai juga putra Presiden, terlebih juga elektabilitas Kaesang cukup baik mengingat ada pengaruh Jokowi di tingkat pemilih Jateng,” ujar Dedi.

Jika situasi ini terus membeku, Dedi memprediksi ada kemungkinan Kaesang disandingkan dengan Dico Ganinduto, politikus Golkar sekaligus Bupati Kendal. Namun situasi teranyar di Jateng, Dico justru disebut batal maju di Pilkada Jateng.

Dico memilih ikut kontestasi Pilwalkot Semarang, dengan dukungan Golkar dan PSI. Ia juga telah mendeklarasikan niatnya ini ke khalayak umum. Dengan mundurnya Sudaryono dan Dico dari arena Pilkada Jateng, semakin lapang saja jalan Kaesang untuk maju di sana.

“Kaesang diuntungkan banyak hal di Jateng, selain peluang diusung Gerindra, juga karena Jokowi miliki loyalis cukup besar di sana, dibanding di Jakarta yang akan alami perlawanan berat,” ungkap Dedi.

Irjen Pol. Ahmad Luthfi

Kapolda Jateng Irjen Pol. Ahmad Luthfi saat pembukaan Program Pembinaan Dan Pemulihan Profesi Terhadap Anggota Polri Yang Sedang Menjalani Hukuman dan Masa Pengawasan Tahun 2021, di Pusat Pendidikan Binmas Lemdiklat Polri di Banyubiru, Kabupaten Semarang, Senin. (FOTO/Humas Polda Jateng)

Jika menilik dari sisi elektabilitas, Kaesang memang cukup menjanjikan di Jateng. Sejumlah sigi survei menunjukkan suara Kaesang rajin bertengger di posisi pucuk. Biasanya, Ahmad Luthfi menempel Kaesang dengan elektabilitas bersaing ketat.

Misalnya, survei Litbang Kompas teranyar terkait elektabilitas bakal calon Pilkada Jateng menunjukkan keunggulan Kaesang. Dia unggul dalam simulasi model jawaban terbuka dan pada model jawaban semi tertutup.

Hasil simulasi terbuka atau top of mind menunjukkan, Kaesang memperoleh elektabilitas 7 persen. Disusul posisi kedua, Ahmad Luthfi dengan 6,8 persen. Adapun versi hasil semi tertutup atau ekstrapolasi, Kaesang unggul dengan elektabilitas 19,4 persen. Disusul Ahmad Luthfi di posisi kedua dengan 18,9 persen.

Di sisi lain, elektabilitas Kaesang untuk Pilkada Jakarta belum memuaskan. Hasil survei Litbang Kompas teranyar menunjukan elektabilitas putra bungsu Presiden itu cuma dapat 1,0 persen. Kaesang masih kalah jauh dari Anies Baswedan (29,8 persen) dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (20 persen).

Kaesang sendiri mengaku akan mengevaluasi hasil survei yang baru keluar ini. Dia enggan berkomentar di daerah mana akhirnya bakal berlaga.

“Jadi itu akan menjadi bahan evaluasi buat tim kami, karena kan di Jateng kami tinggi, tetapi di sini (Jakarta) kami agak sedikit lebih rendah, bukan sedikit tetapi sangat rendah,” kata dia di Basecamp PSI, Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024).

Safari politik Kaesang di Medan

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep berbincang dengan warga saat berkunjung ke Pasar Pajus di Medan, Sumatera Utara, Senin (13/11/2023). ANTARA FOTO/Fransisco Carolio/aww.

Karpet Merah di Jateng

Analis politik dari Trias Politika, Agung Baskoro, memandang dari hasil survei terkini dan batalnya Sudaryono di Pilkada Jateng, akan lebih realistis Kaesang melenggang di Jateng. Di Jakarta, kata dia, Kaesang akan terlalu berisiko jika memaksakan diri menjadi cagub.

“Pilkada Jateng jadi solusi karena di sana dia memungkinkan menang jadi gubernur Jateng. Ini menjadi arahan positif bagi dirinya meniti jalan baru berbeda dengan ayah dan kakaknya yang memulai di Solo,” ujar Agung kepada reporter Tirto, Jumat.

Mundurnya Sudaryono di Pilkada Jateng, kata dia, juga akan mempengaruhi nasib Ahmad Luthfi. KIM tampaknya memiliki rencana memasangkan Luthfi dengan Kaesang atau figur lainnya. Namun, kemungkinan besar KIM akan satu komando di Jateng jika melihat situasi terkini.

“Namun, yang jelas tampaknya KIM bersatu di Jateng setelah berpisah di Banten dan ada kemungkinan juga di Jakarta berpisah, tapi di Jateng arahan bersatu menguat. Ini menjadi semen perekat positif bagi KIM dimana mereka luwes dan fleksibel,” ucap Agung.

Sementara Kaesang, bisa saja tetap maju di Jakarta meski berisiko kalah. Masalahnya, kata Agun, belum kelihatan ada komunikasi baik dari nama-nama kuat bakal cagub di Pilkada Jakarta seperti Anies atau Ahok terhadap Kaesang.

“Apakah mungkin Anies menerima opsi itu? Apakah juga Ahok menerima di tengah realitas politik nasional ini. Saat ini antara Kaesang dan Anies berjarak, antara Kaesang dan Ahok juga demikian,” ujar Agung.

Di sisi lain, Agung melihat potensi pertarungan kubu Jokowi dan PDIP di Jateng. KIM bisa saja mempresentasikan pilihan cagub yang direstui Jokowi di Jateng. Sementara PDIP juga mampu mencalonkan sendiri kadernya, sebab Jateng merupakan ‘kandang banteng’ atau basis pendukung PDIP yang besar di sana.

“Jateng adalah kandang banteng, ketika KIM untuk maju tanpa membuka ruang komunikasi dengan PDIP otomatis arahan itu kemungkinan saling berhadap-hadapan. Bahkan PDIP punya arahan golden ticket mengusung partai sendiri,” jelas Agung.

Analis Sosio-politik dari ISESS, Musfi Romdoni, memiliki pandangan yang berbeda. Musfi menilai, justru masih ada kemungkinan PDIP kompromi dengan KIM di Jateng. Awalnya, kata dia, justru ada isu Bambang Pacul – Ketua DPD PDIP Jateng – dipasangkan dengan Sudaryono, yang mana itu menjadi simbol rekonsiliasi PDIP dengan KIM.

Belakangan, Bambang Pacul dikabarkan urung maju Pilkada Jateng. Alhasil sempat beredar kabar Sudaryono bakal dipasangkan dengan Ahmad Luthfi. Namun, dengan dilantiknya Sudaryono sebagai Wamentan, yang berkembang saat ini adalah Kaesang dan Ahmad Luthfi.

“Terlepas dari dinamika itu, yang jelas, PDIP terlihat tidak ngotot mengusung kadernya. Ini kan menarik. Bahkan ada kabar PDIP bisa mendukung Luthfi juga,” ujar Musfi kepada reporter Tirto, Jumat.

Musfi memandang di Jateng masih tetap akan cair sampai Agustus mendatang. Namun, jika benar PDIP berakhir mendukung Ahmad Luthfi, menurutnya bakal jadi fenomena yang menarik.

“PDIP berhasil dibuat berkompromi di Jawa Tengah yang selama ini disebut sebagai kandang banteng,” kata Musfi.

Selain itu, Musfi menyatakan masih terlalu dini menyebut Kaesang akan melenggang mudah di Jateng sebab Sudaryono batal berlaga di sana. Saat ini, Kaesang terlihat masih tahap tes ombak. Beberapa bulan lalu dia diisukan di Pilwalkot Depok, lalu Pilwalkot Solo, kemudian Pilgub Jakarta, dan sekarang di Pilgub Jawa Tengah.

“Ini kan menunjukkan nama Kaesang sedang dicoba-coba. Yang artinya, di mana Kaesang maju masih belum pasti. Apakah Jawa Tengah atau Jakarta, ini tergantung dinamika satu bulan ke depan,” kata Musfi.

Hasil survei Pilkada Jakarta, kata dia, sebenarnya bisa jadi catatan atas survei elektabilitas Kaesang di Pilkada Jateng. Menurut Musfi, bulan Maret lalu, nama Kaesang sempat berada di urutan ketiga survei Pilwalkot Solo. Menariknya, kata dia, elektabilitas Kaesang malah melejit di Pilgub Jateng dengan menempati posisi satu akhir-akhir ini.

“Ini kan sebenarnya bisa jadi catatan. Kalau ditanya keuntungan Kaesang ya pasti untung. Ini batu loncatan yang bagus untuk karier politik Kaesang,” terang Musfi.

Kaesang kunjungi DPP PKS

Presiden PKS Ahmad Syaikhu (kiri) menyambut Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep (kanan) saat tiba di Kantor DPP PKS, Jakarta, Senin (8/7/2024). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/foc.

Di sisi lain, Ketua Desk Pilkada Jakarta PSI, Justin Adrian Untayana, menepis anggapan dilantiknya Sudaryono sebagai Wamentan untuk memuluskan langkah Kaesang maju di Pilgub Jateng.

"Kenapa harus disangkutpautkan?" kata Justin saat dihubungi Tirto, Jumat (19/7/2024).

Menurut Justin, keputusan Sudaryono dilantik menjadi Wamentan dan batal maju di Pilkada Jateng merupakan urusan pribadi Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah itu. Ia mengatakan, saat ini PSI masih mempertimbangkan dengan matang apakah Kaesang maju kontestasi pilkada atau tidak.

Kendati demikian, Justin mengakui bahwa posisi gubernur dan wakil gubernur dalam kontestasi Pilkada Jateng dan Jakarta sangat penting. Akan tetapi, kata dia, belum ada keputusan resmi dari pihak PSI.

Partainya baru akan memutuskan Kaesang maju atau tidak sebagai kontestan pilkada pada Agustus mendatang. PSI disebut masih melihat dinamika politik yang berkembang.

“Banyak hal masih mungkin terjadi, bahkan Mas Kaesang juga belum memastikan diri untuk ikut kontestasi gubernur dan wakil gubernur baik Jakarta maupun Jateng," pungkas Justin.

Baca juga artikel terkait PILKADA JAWA TENGAH atau tulisan lainnya dari Mochammad Fajar Nur

tirto.id - News
Reporter: Mochammad Fajar Nur
Penulis: Mochammad Fajar Nur
Editor: Fahreza Rizky