tirto.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dijadwalkan mengunjungi korban tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Jokowi akan menyerahkan uang santunan langsung kepada keluarga korban tewas dalam kerusuhan tersebut.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD.
"Untuk santunan korban insyaallah dalam waktu dua hari ke depan presiden akan mampir, akan menyerahkan sendiri bansos itu sebagai bentuk simpati dan empati serta perhatian pemerintah kepada korban pertandingan sepakbola di Kanjuruhan," kata Mahfud di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (4/10/2022).
Mahfud memperkirakan Jokowi akan berangkat Jawa Timur pada Kamis (6/10/2022).
Mahfud masih berkoordinasi dengan pemerintah daerah soal data korban tewas akibat tragedi Kanjuruhan. Ia mengklaim data sementara korban tewas sebanyak 125 orang. Data itu sama dengan keterangan yang disampaikan kepolisian.
"Itu masing-masing keluarganya akan diberi 50 juta dan akan diserahkan presiden sendiri di Jatim. mungkin di Malang, mungkin di Surabaya sedang disiapkan teknisnya," Kata Mahfud.
Jokowi sebelumnya menginstruksikan penghentian sementara Liga 1 Indonesia serta pengusutan tragedi yang menyebabkan ratusan orang tewas.
"Khusus kepada kapolri, saya minta melakukan investigasi dan mengusut tuntas kasus ini. Untuk itu, saya juga memerintahkan PSSI untuk menghentikan sementara Liga 1 sampai evaluasi dan perbaikan prosedur pengamanan," kata Jokowi dalam keterangan, Minggu (2/10/2022).
Sebagai tindak lanjut, Kemenkopolhukam membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta tragedi di Stadion Kanjuruhan. Tim yang dipimpin langsung Mahfud MD itu beranggotakan purnawirawan, praktisi sepakbola dan akademisi.
Tragedi di Stadion Kanjuruhan terjadi ketika ribuan suporter Arema FC, Aremania, merangsek masuk lapangan setelah tim kesayangannya kalah 2-3 dari Persebaya pada laga lanjutan Liga 1 Indonesia.
Polisi kemudian menembakkan gas air mata di lapangan yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas. Gas air mata juga diarahkan ke tribun penonton.
Tembakan gas air mata dan kebrutalan aparat TNI-Polri membuat kepanikan di area stadion. Para penonton kemudian berebut mencari jalan keluar dari stadion. Hal itu membuat banyak dari suporter yang terimpit dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Gilang Ramadhan