Menuju konten utama

Kemenag Imbau Muslim Salat Gaib untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Kementerian Agama menerbitkan edaran yang mengajak umat Islam melaksanakan salat gaib untuk korban tewas tragedi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Kemenag Imbau Muslim Salat Gaib untuk Korban Tragedi Kanjuruhan
Kapolda Gorontalo Irjen Pol. Helmy Santika (kedua kiri) melakukan shalat gaib di Masjid Adzikra di Polda Gorontalo, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (3/10/2022). ANTARA FOTO/Adiwinata Solihin/hp.

tirto.id - Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau kepada seluruh umat Islam agar menggelar salat gaib untuk korban tragedi Kanjurugan. Lebih dari 100 orang meninggal dalam kerusuhan di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Sabtu (1/9/2022) malam.

Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais Binsya) Kemenag, Adib mengatakan kementeriannya telah menerbitkan edaran yang mengajak umat Islam melaksanakan salat gaib.

"Diberitahukan kepada umat Islam di seluruh Indonesia, sebagai bentuk kepedulian terhadap korban meninggal dunia pada kejadian Tragedi Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur, maka diimbau agar melaksanakan Salat Gaib," kata Adib di Jakarta, Selasa (4/10/2022).

Adib menuturkan salat gaib digelar untuk mendoakan korban meninggal dunia. Salat gaib dapat dilaksanakan setelah salat Jumat pada 7 Oktober 2022.

Menurut Adib, salat gaib untuk korban tragedi Stadion Kanjuruhan juga akan dilaksanakan di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, setelah salat Jumat.

Sebelumnya, ucapan belasungkawa juga disampaikan oleh Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas. "Turut berduka cita atas tragedi yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Malang," kata Yaqut.

"Tidak ada sepak bola yang lebih berharga dari nyawa manusia," sambungnya.

Berdasarkan keterangan polisi, sebanyak 125 korban yang tewas akibat tragedi Kanjuruhan. Mereka tewas akibat gas air mata yang ditembakkan oleh aparat kepolisian. Kerusuhan terjadi usai Aremania yang tak terima klub Arema FC kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.

Para suporter merangsek memasuki lapangan Stadion Kanjuruhan. Polisi kemudian menembakkan gas air mata yang membuat banyak suporter pingsan dan sulit bernapas. Gas air mata juga diarahkan ke tribun penonton.

Tembakan gas air mata dan kebrutalan aparat TNI-Polri membuat kepanikan di area stadion. Para penonton kemudian berebut mencari jalan keluar dari stadion. Hal itu membuat banyak dari suporter yang terimpit dan terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion.

Selain itu, banyak juga korban suporter yang mendapatkan pukulan hingga tendangan dari aparat TNI-Polri yang bertugas di Stadion Kanjuruhan.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Riyan Setiawan

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Riyan Setiawan
Penulis: Riyan Setiawan
Editor: Gilang Ramadhan