Menuju konten utama

Kapolri Mutasi Kapolres Malang, Imbas Tragedi Kanjuruhan

Kapolri juga memerintahkan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menonaktifkan jabatan komandan Brimob yang bertugas di Stadion Kanjuruhan, Malang. 

Kapolri Mutasi Kapolres Malang, Imbas Tragedi Kanjuruhan
Warga berdoa di patung Singa Tegar kawasan Stadion Kanjuruhan yang dipenuhi karangan bunga di Malang, Jawa Timur, Senin (3/10/2022). ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani/hp.

tirto.id - Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memutasi Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat akibat insiden Stadion Kanjuruhan, Malang yang menyebabkan 125 orang tewas.

“Memutuskan berdasar Surat Telegram Kapolri Nomor: 2098/X/KEP/2022, menonaktifkan sekaligus mengganti Kapolres Malang AKBP Ferli Hidayat dimutasikan sebagai Pamen SSDM Polri,” ucap Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo, di Polres Malang, Senin (3/10/2022).

Lantas AKBP Putu Kholis Aryana, sebagai Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok, diputuskan untuk mengisi kursi yang ditinggalkan Ferli. Selain itu, Kapolri Listyo Sigit juga memerintahkan Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menonaktifkan jabatan Komandan Batalyon, Komandan Kompi, dan Komandan Peleton Brimob, sebanyak 9 orang yang saat itu bertugas mengamankan pertandingan Arema versus Persebaya.

Anggota Brimob yang dicopot yaitu Komandan Batalyon (Danyon) AKBP Agus Waluyo; Komandan Kompi (Danki) AKP Hasda Darmawan; AKP Untung Sudjadi; AKP Danang Sasongo; AKP Nang Pitrianto; Komandan Peleton (Danton) Aiptu Solikin, Aiptu M Samsul, Aiptu Ari Dwinanto.

“Semua masih dalam proses pemeriksaan,” ujar Dedi.

Masalah ini bermula ketika polisi menembakkan gas air mata kepada Aremania, suporter klub Arema, yang dianggap anarkis oleh kepolisian, usai pertandingan Arema vs Persebaya pada 1 Oktober 2022.

Kapolda Jawa Timur Irjen Nico Afinta menyatakan tidak semua suporter turun ke lapangan dan tidak semua melakukan aksi anarkis. Ia pun menegaskan bahwa kepolisian bertindak merespons sikap pendukung.

"Karena sudah mulai menyerang petugas, sudah mulai merusak mobil dan akhirnya karena gas air mata mereka pergi keluar ke satu titik, ke pintu keluar yaitu Pintu 12. Kemudian terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen, yang oleh tim medis dan tim gabungan dilakukan upaya pertolongan, kemudian juga dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit," terang Nico.

Baca juga artikel terkait TRAGEDI KANJURUHAN atau tulisan lainnya dari Adi Briantika

tirto.id - Hukum
Reporter: Adi Briantika
Penulis: Adi Briantika
Editor: Bayu Septianto