Menuju konten utama

JK Berharap Pileg Kembali ke Sistem Proporsional Tertutup

Karena pileg sekarang memakai sistem proporsional terbuka, maka peserta pemilu yang hanya bermodalkan ketenaran bisa terpilih sebagai anggota dewan. 

JK Berharap Pileg Kembali ke Sistem Proporsional Tertutup
Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla saat diwawancara awak media di UI, Kamis (7/3/2024). (Tirto.id/Fransiskus Adryanto Pratama)

tirto.id - Wakil Presiden ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla alias JK, mengusulkan agar pemilu ke depan kembali digelar dengan sistem proporsional tertutup.

JK mengatakan bila pemilu digelar dengan sistem proporsional tertutup, maka partai politik akan akan menyeleksi sendiri kadernya untuk menjadi calon anggota DPR ataupun menjadi calon presiden dan calon wakil presiden.

"Ini harus kembali kepada sistem pemilu tertutup, supaya antara calon tinggal diseleksi dulu oleh partai. Ini orang yang baik, misalnya, bukan hanya orang asal terkenal," kata JK di Universitas Indonesia, Kamis (7/3/2024).

JK mempersoalkan peserta pemilu zaman sekarang yang hanya bermodalkan terkenal seperti dari kalangan artis hingga pelawak. Alhasil, menurutnya, menjadi anggota dewan hanya bermodalkan ketenaran.

"Kalau sekarang dipilih asal terkenal saja, termasuk artis banyak, pelawak pun banyak, supaya gampang dipilih, akhirnya tidak lagi melihat kemampuannya," tutur JK.

Sebelumnya, JK menilai Pemilu 2024 paling buruk sepanjang sejarah kepemiluan di Indonesia sejak 1955. Pasalnya, kata dia, Pemilu 2024 diatur oleh pemerintahan dan kelompok yang berduit.

Ia mengatakan jika pemerintahan yang berkuasa terus mengatur setiap kontestasi pemilu, maka Indonesia akan kembali ke rezim otoriter. Pasalnya, menurut dia, pemerintah akan terus melakukan kebiasaan serupa.

"Masalahnya apabila sistem ini menjadi suatu kebiasaan, maka kita akan kembali ke zaman otoriter, itu saja masalahnya sebenarnya," ungkapnya.

JK mempertanyakan demokrasi Indonesia yang jauh dari kata kemajuan. Dia juga menyinggung soal gaya kepemimpinan Presiden Jokowi.

Ia mengatakan banyaknya protes dari publik buntut dugaan kecurangan pemilu kali ini. Aksi protes itu, kata dia, membuat demokrasi Indonesia berjalan di tempat.

Baca juga artikel terkait SISTEM PROPORSIONAL TERTUTUP atau tulisan lainnya dari Fransiskus Adryanto Pratama

tirto.id - News
Reporter: Fransiskus Adryanto Pratama
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Irfan Teguh Pribadi