tirto.id - Warga Kelurahan Munjul, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur dilanda krisis air bersih. Sebab kekeringan muncul usai kemarau panjang.
"Sudah sejak pertengahan Oktober 2019 sumur di rumah warga banyak yang kering karena kedalamannya cuma berkisar 7 sampai 10 meter," kata Lurah Munjul Henny Hermayani di Jakarta, Kamis (21/11/2019).
Warga yang terdampak, tinggal di RT01 hingga 03. Mereka semua bermukim di RW06 dan jumlahnya sekitar 50 kepala keluarga.
"Biasanya saya atau warga kontak Aetra [PT Aetra Air Jakarta]. Mereka sangat cepat sekali merespons kebutuhan warga," katanya. Dalam sehari bisa dua hingga tiga kali air datang dari Aetra.
Ketua RT02/RW06 Munjul Siti Romlah menjelaskan, mereka telah terbiasa menyedot air tanah dari sumur. Rata-rata kedalaman sumur 7 hingga 15 meter.
"Banyak juga yang nampung air dari kran musala buat keperluan di rumah," kata Romlah.
Musala Al Gajan di RT02 yang dimaksud Romlah itu, kerap disemuti warga sejak pagi hari. Mereka membawa ember atau alat penampungan air lainnya.
"Kalau saya bawa galon, ngisinya di tempat wudu tapi antre. Kalau siangan dikit suka kecil airnya," katanya.
Air dari musala itu keruh, tidak layak dikonsumsi. Namun warga tetap memakainya untuk mandi, cuci, dan kakus. Sedangkan air untuk dikosumsi, warga mencarinya dari sumur tetangganya yang masih jernih dan tak kering.
Penulis: Antara
Editor: Dieqy Hasbi Widhana