Menuju konten utama
Sidang Isbat 2023

Jadwal Sidang Isbat Ramadhan 2023: Puasa NU & Muhammadiyah Sama?

Jadwal sidang isbat Ramadhan 2023 dari Kementerian Agama (Kemenag). Apakah puasa NU dan Muhammadiyah sama?

Jadwal Sidang Isbat Ramadhan 2023: Puasa NU & Muhammadiyah Sama?
Ilustrasi pemantauan hilal dalam sidang isbat. Petugas memantau penampakan hilal guna menetapkan 1 Ramadan 1439 H di Masjid Al-Musyari'in Basmol, Jakarta, Selasa (15/5/2018).ANTARA FOTO/Galih Pradipta

tirto.id - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam (Ditjen Bimas) Kementerian Agama (Kemenag) telah menetapkan jadwal sidang isbat Ramadhan 2023. Lantas, apakah awal puasa versi Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah sama?

Jadwal sidang isbat untuk menentukan awal Ramadhan 2023 akan digelar pada Rabu, 22 Maret 2023 (29 Syakban 1444 hijriah). Keputusan tersebut ditegaskan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Muhammad Adib dalam wawancaranya seperti dilansir Antaranews.

"Seperti biasa, sidang isbat awal Ramadan akan kita laksanakan setiap 29 Syakban. Tahun ini, bertepatan dengan Rabu, 22 Maret 2023,” ujarnya.

Adib menambahkan bahwa penyelenggaraan rangkaian sidang isbat Ramadan 1444 hijriah (2023 masehi) akan dilaksanakan secara hybrid, gabungan antara daring dan luring.

Rencananya, Kemenag bakal turut mengundang Komisi VIII DPR RI, pimpinan MUI, duta besar negara sahabat, serta perwakilan ormas Islam untuk datang dalam agenda sidang isbat (penetapan) awal Ramadan 1444 hijriah.

NU Online Lampung menuliskan, pelaksanaan sidang isbat awal Ramadan 1444 hijriah Kemenag akan dibagi 3 tahapan. Pertama, Tim Hisab Rukyat Kemenag akan memaparkan posisi hilal awal Ramadan 1444 H berdasarkan hasil hisab (perhitungan astronomi) dalam seminar yang terbuka untuk umum mulai 17.00 WIB.

Kedua, pelaksanaan sidang isbat penetapan awal Ramadan 1444 hijriah setelah salat Magrib secara luring dan tertutup untuk umum.

Ketiga, telekonferensi pers hasil sidang isbat yang disiarkan langsung melalui saluran televisi TVRI dan media lain. Selain data hisab, sidang isbat merujuk kepada hasil pengamatan dengan metode rukyatul hilal dari 124 lokasi atau titik pengamatan di Indonesia.

Apakah Awal Puasa NU & Muhammadiyah Sama?

Muhammadiyah telah menetapkan bahwa awal Ramadan 1444 H jatuh pada Kamis Pon, 23 Maret 2023 M. Ketetapan tersebut dikeluarkan melalui Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2023 tentang Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444 Hijriah pada 21 Februari 2023 lalu.

Berikut ini bunyi keputusan Muhammadiyah terkait penetapan awal Ramadan 1444 H dalam Maklumat PP Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0/E/2023 yang menggunakan metode hasil pengamatan hisab hakiki wujudul hilal:

  1. Pada hari Selasa Legi, 29 Syakban 1444 H bertepatan dengan 21 Maret 2023 M, ijtimak jelang Ramadan 1444 H belum terjadi. Ijtimak terjadi esok harinya, Rabu Pahing, 30 Syakban 1444 H bertepatan dengan 22 Maret 2023 M pukul 00:25:41 WIB.
  2. Tinggi Bulan pada saat Matahari terbenam di Yogyakarta (¢ = -07° 48' dan l = 110° 21' BT ) = +07° 57' 17'' (hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat Matahari terbenam itu Bulan berada di atas ufuk.
  3. Umur bulan Syakban 1444 H 30 hari dan tanggal 1 Ramadan 1444 hijriah jatuh pada hari Kamis Pon, 23 Maret 2023 M.
Di sisi lain, NU belum mengabarkan waktu jatuhnya awal Ramadan 1444 hijriah. NU biasanya menjalankan sidang isbat sebelum menentukan jatuhnya Ramadan. Adapun pelaksanaan sidang isbat NU biasanya dilakukan pada 29 Syakban mendatang, seperti yang disampaikan Kemenag.

Tanggal 29 Syakban 1444 hijriah, berdasarkan perhitungan awal bulan Syakban versi NU, bertepatan dengan 22 Maret 2023. Penentuan awal puasa akan dilakukan pada hari itu, biasanya dihelat mulai sore hingga malam hari.

Jika hasil sidang memutuskan 1 Ramadhan versi NU jatuh pada 23 Maret 2023, artinya perhitungannya sama dengan Muhammadiyah. Namun, jika hilal belum terlihat sama sekali pada hari sidang isbat, awal Ramadhan 1444 hijriah kemungkinan akan mundur hingga dua hari setelahnya.

Baca juga artikel terkait EDUKASI DAN AGAMA atau tulisan lainnya dari Syamsul Dwi Maarif

tirto.id - Sosial budaya
Kontributor: Syamsul Dwi Maarif
Penulis: Syamsul Dwi Maarif
Editor: Fadli Nasrudin