tirto.id - Pemerintah akan membangun venue khusus untuk kepentingan Piala Dunia Basket 2023. Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali mengatakan, pembangunan venue dilakukan karena Indonesia belum punya venue khusus basket kelas dunia.
"Memang tak bisa terelakkan kita harus membangun venue baru dengan kapasitas kelas dunia. Sekarang ini kita masih belum di kelas itu," kata Menteri Pemuda dan Olahraga Zainuddin Amali, saat konferensi pers terkait persiapan pelaksanaan Piala Dunia Basket 2023, Jakarta, Selasa (18/2/2020).
Zainuddin menilai, venue kelas dunia punya standar tertentu dengan kapasitas tertentu. Dengan pelaksanaan yang baru berlangsung 3 tahun lagi, Zainuddin optimistis pembangunan venue yang akan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dan kementerian maupun lembaga terkait akan selesai tepat waktu.
Ketua Umum Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia (PERBASI), Danny Kosasih mengatakan, pemerintah hanya akan membangun satu venue di Jakarta. Sebab, kesepakatan tuan rumah terjadi di Jakarta. Namun, pemerintah belum menentukan lokasi spesifik pembangunan venue tersebut.
"Kalau saya dengar, bisa ada di sekitar Senayan. Soalnya hotel kita kan pakai Mulia dan Fairmont. Terus kita pikir di sini kan Mall ada Senayan. Semua sudah ada lah. Rumah sakit ada," kata Danny.
Saat ini, Indonesia menggunakan Hall A dan Istora Senayan Gelora Bung Karno sebagai tempat perhelatan kompetisi basket. Namun, kedua lokasi belum memenuhi standar FIBA, sehingga perlu venue yang lebih luas.
"Venuenya itu standar dari FIBA itu 8.000 [kursi]. Istora sekarang cuma bisa 7.200 [kursi]. Itu belum dipakai untuk nanti media. Itu nanti bisa hilang 2 ribu seat. Tinggal 5 ribu. Gak mungkin kita pakai," kata Danny.
Danny mengatakan, PERBASI meminta venue tersebut bisa memuat hingga 15.000-20.000 orang. Ia berharap gedung tersebut bisa selesai tepat waktu karena waktu yang cukup panjang.
"Kami berharap 2023 awal gedung itu sudah siap. Jadi ini kejar-kejaran 2 tahun ini. Bagaimana membangunnya, saya nggak tahu," kata Danny.
Penulis: Andrian Pratama Taher
Editor: Zakki Amali