Menuju konten utama

Jadi Pemandu Wisata, Plesiran Gratis dan Banyak Uang

Pemandu wisata adalah profesi menjanjikan dengan nilai industri secara global ditaksir mencapai 183 miliar dolar AS.

Jadi Pemandu Wisata, Plesiran Gratis dan Banyak Uang
Header Side Job Jasa Pemandu Wisata. tirto.id/Fuad

tirto.id - Kabar baik untuk anda yang suka berpetualang atau hobi jalan-jalan. Peluang kerja untuk menjadi pemandu wisata (tour guide) masih terbuka luas. Industri pemandu wisata diprediksi terus bertumbuh, seiring meningkatnya minat warga global untuk berlibur ke berbagai destinasi wisata di berbagai belahan dunia.

Berlibur sudah menjadi gaya hidup masyarakat modern. Dari kegiatan wisata ini, mereka berharap bisa menyegarkan tubuh, pikiran, dan menjaga kesehatan mentalnya (mental health). Pasca pandemi COVID-19, minat berwisata menunjukkan tren naik. Salah satu profesi yang kebanjiran pekerjaan adalah pemandu wisata.

Pemandu wisata ini bisa sebagai karyawan dari perusahaan agen perjalanan (tour travel) atau bekerja mandiri (freelance). Pemandu wisata mandiri adalah individu yang menyediakan layanan pemanduan wisata secara independen atau tanpa terikat perusahaan tertentu. Dia dapat menawarkan tur ke berbagai lokasi, mulai dari destinasi terkenal hingga tempat-tempat tersembunyi yang jarang dijelajahi oleh wisatawan.

Peluang pekerjaan ini besar. Hal ini didukung dari hasil studi Gitnux, lembaga riset pasar, dalam laporan tahun 2024 menemukan fakta, sebanyak 65 persen wisatawan percaya bahwa kehadiran pemandu wisata membuat perjalanan wisatanya lebih bermakna dan berkesan. Sebanyak 70 persen wisatawan juga lebih menyukai tur bersama pemandu wisata saat mengunjungi destinasi baru.

Artinya, keberadaan pemandu wisata ini dianggap penting untuk memastikan perjalanan wisata berjalan lancar dan menyenangkan. Jika puas dengan pelayanannya, klien biasanya tidak segan-segan akan memberikan sejumlah uang tip. Bahkan, 30 persen wisatawan bersedia membayar ekstra untuk pemandu wisata pribadi.

Lebih lanjut, peluang kerja profesi ini juga masih sangat terbuka. Pasalnya, industri pemandu wisata global diprediksi akan tumbuh 5 persen per tahunnya selama lima tahun ke depan.

Tingginya minat wisatawan untuk menggunakan jasa pemandu wisata ini berdampak positif terhadap bisnis pemandu wisata. Tahun ini, nilai industri pemandu pariwisata secara global ditaksir mencapai 183 miliar dolar AS atau 2.928 triliun rupiah (asumsi kurs Rp.16 ribu per dolar AS). Selain itu, lanjut Gitnux, ada lebih dari 100 juta orang di seluruh dunia bekerja di industri pariwisata.

Ilustrasi pemandu wisata

Ilustrasi pemandu wisata. FOTO/iStockphoto

Persyaratan jadi Pemandu Wisata

Tentunya menjadi seorang pemandu wisata harus memiliki kompetensi tertentu agar bisa melayani klien dengan baik. Idealnya, mereka memiliki wawasan yang luas dan rasa percaya diri, serta kemampuan berkomunikasi, termasuk menguasai bahasa asing.

Lebih lanjut, Lembaga Sertifikasi Profesi Pariwisata (LSPP) menyebutkan, sejumlah persyaratan untuk menjadi pemandu wisata profesional. Pertama, pendidikan dan pengetahuan.

Pemandu wisata harus memiliki pengetahuan yang luas tentang sejarah, budaya, dan geografi destinasi wisata. Memiliki pendidikan formal di bidang pariwisata atau pelatihan khusus bisa menjadi nilai tambah.

Kedua, kemampuan komunikasi. Kemampuan berkomunikasi dengan jelas dan efektif sangat penting. Pemandu wisata harus mampu menyampaikan informasi dengan cara yang menarik dan mudah dipahami oleh wisatawan.

Gitnux mengungkapkan, sebanyak 35 persen wisatawan menyatakan bahwa kemampuan pemandu wisata untuk bercerita (story telling) dengan baik menjadi faktor penting untuk memilih tur.

Ketiga, kemampuan interpersonal. Pemandu wisata harus ramah, sabar, dan mampu berinteraksi dengan berbagai tipe wisatawan. Keterampilan interpersonal yang baik akan meningkatkan pengalaman wisatawan.

Keempat, memiliki sertifikasi profesi sebagai bukti bahwa dia pemandu wisata yang kompeten. Setelah menempuh pendidikan pariwisata, Anda bisa mengurus lisensinya di Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Lisensi itu biasanya hanya berlaku satu tahun dan wajib diperbarui setiap tahunnya.

Persyaratan untuk mendapatkan lisensi pemandu wisata adalah berusia minimal 22 tahun, menguasai satu bahasa asing, memahami budaya daerah atau negara, menguasai bahasa lokal, dan pernah mengikuti program Escorting di agen perjalanan atau biro pariwisata.

Program Escorting adalah istilah kerja praktek di pemandu wisata. Kerja praktek itu dibagi menjadi tiga tahap, yaitu pertama, mengamati pemandu wisata senior untuk mendapatkan tips menjadi pemandu wisata. Kedua, memandu sebagian perjalanan wisata yang diikuti dan ketiga, jika sudah merasa mampu, anda bisa menjadi pemandu wisata mandiri.

Selain kualifikasi di atas, kemampuan lain yang tak kalah penting adalah perencanaan dan pengorganisasian. Seperti membuat rencana perjalanan (itinerary), mengatur waktu perjalanan, makanan, tiket, perizinan dan memastikan semuanya terkoordinasi dengan baik.

Potensi Cuan

Gaji pemandu tur di Indonesia diperkirakan berada di level Rp 3,9 juta- Rp 10,8 juta per bulan. Pemandu tur di kota besar seperti Jakarta yang bernaung dibawah agensi bergaji Rp 6 juta per bulan atau jika digaji harian rata-rata Rp 600 ribu per tur. Angkanya hanya sedikit diatas Upah Minimum Provinsi (UMP) 2024 yang mencapai Rp 5,06 juta per bulan.

Di negara lain, seperti Amerika Serikat, penghasilan rata-ratanya antara 27 ribu dolar AS hingga 44 ribu dolar AS per tahun atau antara Rp432 juta – Rp704 juta per tahun, tergantung jenis wisata dan keterampilannya.

Penghasilan pemandu wisata freelance tentu bervariasi. Tergantung dari pengalaman atau jam terbang, destinasi wisata, pengguna jasanya, dan kesepakatan dengan klien. Pemandu tur yang punya sertifikasi dan jam terbangnya sudah banyak, kabarnya bertarif jutaan rupiah dalam satu kali tur outbound (membawa wisatawan lokal ke luar negeri) atau inbound (melayani wisatawan asing yang datang ke tanah air).

Destinasi wisata idaman pemandu wisata Indonesia adalah Eropa. Selain bayarannya lebih besar, pemandu wisata juga berpeluang mendapat komisi dari toko-toko fashion atau cinderamata yang produknya dibeli oleh rombongan wisatawan yang dipandunya. Kabarnya, pemilik toko di sana cukup royal memberikan komisi kepada para pemandu wisata.

Sekali tur ke Eropa, menurut seorang pemandu wisata dari perusahaan travel ternama di Jakarta, mereka bisa mengantongi uang puluhan juta rupiah. Angka itu belum termasuk tip dari wisatawannya.

Pemberian komisi kepada pemandu wisata ini juga bisa ditemui di Indonesia. Di Yogjakarta, misalnya, pemandu tur yang berhasil membawa rombongan belanja di toko kaos Dagadu atau kue bakpia akan menerima komisi sekian persen dari barang yang dibeli.

Suka dan Duka

Pekerjaan pemandu wisata ini cocok untuk anda yang suka melancong, punya jiwa melayani, senang bertemu orang-orang baru, tertarik dengan keindahan alam dan budaya serta berjiwa petualangan.

Meski terlihat menyenangkan, setiap pekerjaan pasti ada suka dan dukanya. Keistimewaan profesi ini pertama terkait fleksibilitas dan variasi. Sebagai freelancer, dia bisa memilih kapan, dimana, dan dengan siapa ingin bekerja. Freelancer bisa bekerja dengan berbagai operator tur yang menawarkan berbagai jenis tur, seperti wisata budaya, petualangan, atau wisata mewah.

Sebagai pekerja mandiri, pemandu wisata lepas juga punya peluang untuk mendapatkan penghasilan yang tak terbatas. Ini berbeda dengan mereka yang menjadi karyawan di biro tur, di mana besaran gajinya sudah ditetapkan setiap bulannya.

Namun dukanya adalah menghadapi ketidakpastian dan ketidakstabilan dalam alur kerja, pendapatan, dan keamanan. Saat musim liburan, penghasilan besar, namun pendapatan akan anjlok saat musim libur usai atau ada kejadian tak terduga, seperti cuaca buruk, bencana alam atau pandemi. Belum lagi upaya tambahan untuk mempromosikan jasa secara mandiri.

Menjadi pemandu wisata adalah pilihan karier yang menarik bagi mereka yang gemar berpetualang dan ingin berbagi pengalaman dengan orang lain. Selain memberikan peluang untuk mengenal banyak orang dan budaya baru, profesi ini juga menawarkan fleksibilitas dan potensi penghasilan yang menjanjikan.

Namun, tantangan dalam menghadapi ketidakpastian pendapatan dan kondisi kerja juga harus dihadapi. Dengan terus meningkatkan keterampilan dan memiliki sertifikasi yang sesuai, peluang untuk sukses dalam industri ini tetap terbuka lebar, seiring dengan pertumbuhan industri pariwisata global yang semakin pesat.

Baca juga artikel terkait SEKTOR PARIWISATA atau tulisan lainnya dari Suli Murwani

tirto.id - Side job
Penulis: Suli Murwani
Editor: Dwi Ayuningtyas