tirto.id - Minuman manis sudah sangat akrab dengan masyarakat Indonesia. Tak heran, angka kasus diabetes Indonesia menduduki peringkat kelima di dunia.
Menjelang Hari Diabetes Internasional yang jatuh pada 14 November, Cindya Klarisa, Dokter Spesialis Penyakit Dalam, membahas urgensi permasalahan diabetes dalam Media Briefing bersama ITO EN di Jakarta, Rabu (13/11).
“Kalau kita lihat data dari 2019 itu, prevalensi di Indonesia cuma 9 persen. Data 2021 naik ke 10,8 persen. Dari prediksi, sampai 2045 akan terus naik,” ungkap Cindya.
Cindya menerangkan, persentase kasus diabetes di Indonesia saat ini bahkan setara dengan kasus tingkat dunia. Sebanyak 10,9 persen populasi orang dewasa telah mengidap diabetes.
Cindya mengimbau agar masyarakat punya kesadaran terhadap gula darahnya. Jika tidak, diabetes bisa berkembang menjadi masalah kesehatan yang amat serius.
“Komplikasi diabetes itu, once kita kena diabetes, kita mengidap berbagai risiko mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki, mulai dari stroke sampai jantung, kemudian kerusakan saraf, kerusakan mata, cuci darah, sampai cancer,” jelas Cindya.
Sebagai respons atas masalah yang disebabkan oleh tingginya konsumsi gula itu, ITO EN, perusahaan multinasional asal Jepang, hadir menawarkan produk teh tanpa pemanis.
Head of Administration Division ITO EN, Kusumo Sutowo, menekankan bahwa ITO EN merupakan produk minuman teh yang benar-benar tidak mengandung pemanis.
“Semua minuman kami itu tidak manis. Tidak manis, tidak mengandung penambahan juga, apalagi gula tambahan,” tutur Kusumo.
Kendati demikian, Kusumo menyebut ITO EN tidak kalah dalam cita rasa. Menurutnya, sekalipun tanpa pemanis ITO EN unggul dalam rasa karena berasal dari bahan alami tanpa tambahan perisa.
“Kenapa enak? Karena minuman di Korea itu tanpa penambahan perisa atau tanpa penambahan artifisial atau sintetik. Artinya, rasa minuman dari Korea itu benar-benar asli dari pembuatan alami yang sangat unik di Indonesia. Karena kalau di Korea, di Jepang, mungkin banyak minuman alami segala macam tanpa penambahan,” jelasnya.
Perbedaan bahan-bahan tambahan yang digunakan minuman di Indonesia dan Jepang tidak hanya menjadi satu-satunya keunggulan ITO EN. Produk ini juga termasuk dalam kategori unsweetened yang berarti tidak mengandung gula, tanpa rasa manis, dan nol kalori.
Lebih lanjut, Kusumo menyebutkan bahwa ITO EN dibuat dari teh hijau serta resep otentik dari Jepang. Karena itulah, jangkauan pasarnya saat ini masih berada dalam lingkup modern di kota-kota besar.
Saat ini, ITO EN terus bergerak memperluas pasarnya dengan berbagai inisiasi, seperti membagikan sampling di berbagai acara.
“Kami yakin, coba dulu minuman kami, lama-lama pasti suka,” ujar Kusumo.
Strategi membagikan sampling ini juga akan diselenggarakan di acara yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. ITO EN akan bergabung dalam peringatan Hari Diabetes Internasional dengan membuka booth yang tidak hanya menyediakan teh tanpa pemanis, tetapi juga menyediakan layanan periksa gula darah gratis bagi pengunjung. Acara itu akan digelar pada 15-17 November mendatang di Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat.
Editor: Tim Media Service