tirto.id - Iran dan Amerika Serikat (AS) tak kunjung memulai langkah diplomasi baru, kendati perwakilan kedua negara telah melakukan pertemuan bersama menteri luar negeri Eropa di Jenewa pada Jumat (20/6/2025).
Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, mengatakan, negaranya bakal membuka lebih banyak langkah diplomasi dengan Gedung Putih hanya jika Israel menghentikan serangannya dan bertanggung jawab atas serangan bertubi-tubi yang telah dilakukan sejak sepekan terakhir.
“Iran siap untuk mempertimbangkan diplomasi sekali lagi dan setelah agresi dihentikan dan agresor dimintai pertanggungjawaban atas kejahatan yang dilakukan,” kata dia, dikutip The Guardian, Sabtu (21/6/2025).
Meski begitu, Iran masih mendukung kelanjutan negosiasi bersama beberapa negara di Eropa, seperti Inggiris, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa serta menyatakan kesiapannya untuk bertemu kembali. Pasalnya, negara-negara di Eropa tersebut tidak mendukung serangan Israel secara langsung, kendati tidak mengutuk agresi yang dilakukan Tel Aviv.
“Iran sangat prihatin atas kegagalan ketiga negara untuk mengutuk tindakan agresi Israel," ucap Araghchi.
Karena serangan Israel masih terus berlanjut, ia pun menegaskan Iran sah untuk melakukan serangan balasan. Apalagi, menurutnya Iran memiliki kemampuan rudalnya yang cukup baik.
Sementara itu, Eropa menjadi penengah dalam negosiasi diplomatik antara Iran dan AS di tengah agresi Israel ini. Pertemuan ini dilatarbelakangi oleh ancaman Presiden AS, Donald Trump, yang dapat melancarkan serangan militernya sendiri terhadap Iran dalam waktu dua minggu.
Dengan ancaman ini, perang yang sudah terjadi bisa jadi akan menjadi konflik regional secara penuh. Karena itulah negara-negara Erop hadir untuk menjadi penengah negosiasi antara Iran dengan AS.
Pasca pertemuan di Jenewa kemarin, Menteri Luar Negeri Inggris, David Lammy, mengatakan bahwa agresi antara Iran dan Israel sangat berbahaya.
“Sangat penting bagi kami untuk tidak melihat potensi eskalasi regional dalam konflik ini," katanya.
Sementara itu, pada Jumat malam, Trump mengaku tidak bisa menekan Israel untuk menghentikan serangannya terhadap Teheran. Meski begitu, dia masih membuka peluang untuk berbicara lebih lanjut dengan Iran.
“Saya kira sangat sulit untuk mengajukan permintaan itu sekarang. Jika ada yang menang, itu sedikit lebih sulit dilakukan daripada jika ada yang kalah, tetapi kami siap, bersedia, dan mampu, dan kami telah berbicara dengan Iran, dan kami akan lihat apa yang terjadi," ujar dia.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Abdul Aziz