Menuju konten utama

Investor Asal Finlandia Akan Operasikan Pabrik Kertas Aceh

Investor asal Finlandia, Floresta siap ikut mengoperasikan kembali PT Kertas Kraft Aceh (KKA) Persero pada kuartal I, 2017. Akan terlibat pula di dalamnya, Semen Indonesia dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Investor Asal Finlandia Akan Operasikan Pabrik Kertas Aceh
Pekerja beraktivitas di pabrik kertas. Pabrik kertas warna terbesar di dunia ini memproduksi 80 macam kertas warna dan telah memenuhi kebutuhan untuk 120 negara. Di pabrik ini juga kertas Alquran dengan sertifikasi halal dan kualitas premium dibuat. ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal.

tirto.id - Investor asal Finlandia, Floresta siap ikut mengoperasikan kembali PT Kertas Kraft Aceh (KKA) Persero pada kuartal I, 2017. Akan terlibat pula di dalamnya, Semen Indonesia dan Perusahaan Pengelola Aset (PPA).

Sebagaimana dikutip dari Antara, Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN, Aloysius Kiik Ro, mengatakan "due dilligence" (uji tuntas) sedang memasuki tahap akhir yang dijadwalkan tuntas sebelum akhir tahun 2016.

"Kita siap menghidupkan kembali KKA dengan skema kerja sama operasional (KSO) yang melibatkan investor Filandia, termasuk Semen Indonesia, Perusahaan Pengelola Aset (PPA)," katanya saat mendampingi Menteri BUMN Rini Soemarno pada peluncuran "data center Telin-3" milik TelkomGroup, di Singapura, Rabu, (23/11/2016).

Uji tuntas meliputi proses pencarian mitra lokal maupun asing, termasuk kepastian pasokan gas alam, serta kayu pinus yang berasal dari kelolaan hutan di wilayah kerja KKA.

"Pasokan gas alam sudah siap, yang akan dialirkan dari kilang LNG Arun. Tinggal persoalan pendanaan untuk mengoperasikan pabrik," ucapnya.

Sedangkan persoalan lainnya adalah pasokan bahan baku kertas dari hutan tanaman industri yang dikelola oleh BUMN Kehutanan.

Aloysius menjelaskan, para pihak KSO akan dibuat semacam perjanjian terlebih dulu untuk kepastian bahan baku dan termasuk permodalan.

"Sesuai dengan hitung-hitungannya, dibutuhkan investasi sekitar Rp300 miliar - Rp400 miliar yang diupayakan sekitar 60 persen dari pihak investor asing, selebihnya dari mitra lokal," tuturnya.

Dana tersebut dialokasikan untuk modernisasi beberapa peralatan, yang diharapkan bisa mendorong efisiensi ketika pabrik mulai operasional.

Menurut catatan, KKA berhenti beroperasi sejak tahun 2007 akibat berbagai persoalan yang menerpa perusahaan terutama akibat terhentinya pasokan bahan bakar gas dan bahan baku kayu.

Perusahaan yang sahamnya dikuasai Pemerintah RI sebesar 96,67 persen ini berlokasi di Lhokseumawe, memproduksi berbagai jenis kertas kantong semen, dan pulp dengan cara mengolah bahan-bahan mentah menjadi bahan baku.

Sebelumnya berbagai upaya sudah dilakukan Pemerintah untuk menghidupkan pabrik kertas KKA yang pada tahun 2011 mencatat utang sekitar Rp3,2 triliun.

Berbagai upaya sudah dilakukan Pemerintah untuk menyelamatkan KKA mulai dari mengundang 12 perusahaan dari berbagai negara, dengan beragam seperti akuisisi saham hingga KSO, namun hingga kini belum berhasil.

Baca juga artikel terkait BUMN atau tulisan lainnya dari Mutaya Saroh

tirto.id - Ekonomi
Reporter: Mutaya Saroh
Penulis: Mutaya Saroh
Editor: Mutaya Saroh