tirto.id - Raksasa teknologi asal Amerika Serikat (AS), Intel akan memulai proses pemutusan hubungan kerja (PHK) kepada lebih dari 20 persen tenaga kerjanya, atau setara hampir 20 ribu karyawan mulai pertengahan Juli 2025 dan rampung pada akhir bulan.
Pesan dalam memo internal yang diperoleh The Oregonian/OregonLive menggambarkan PHK sebagai suatu kebijakan yang sangat menantang, namun perlu untuk dilakukan demi memperkuat posisi Intel di tengah persaingan industri yang kian kompetitif.
CEO baru Intel, Lip-Bu Tan, berharap dengan PHK ini perusahaan akan menjadi lebih ramping dan responsif.
"Perusahaan tersebut membingkai keputusan tersebut sebagai bagian dari strateginya untuk menciptakan Intel Foundry yang 'lebih ramping dan lebih responsif', yang berfungsi sebagai divisi produksi internalnya," tulis laporan Financial Express, dikutip Selasa (17/6/2015).
Meskipun memo tersebut tidak menyebutkan jumlah pekerja atau departemen mana saja yang terdampak efisiensi, namun sumber internal Intel mengatakan, masing-masing departemen telah diberi kewenangan sendiri untuk melaksanakan pengurangan karyawan tersebut.
Namun, pengurangan karyawan harus tetap dilaksanakan dengan tujuan keuangan yang telah diamanatkan oleh para eksekutif perusahaan.
Sementara itu, Intel dalam pernyataan publiknya, mengatakan, menghilangkan kompleksitas organisasi dan memberdayakan teknisi yang telah ada akan memungkinkan perusahaan untuk melayani kebutuhan pelanggan dengan lebih baik sekaligus dapat memperkuat operasional perusahaan.
"Keputusan dibuat setelah pertimbangan yang cermat untuk memosisikan Intel dengan lebih baik di masa mendatang, dan bahwa karyawan yang terdampak akan diperlakukan dengan perhatian dan rasa hormat," tambah manajemen.
Tren efisiensi di perusahaan teknologi memang tengah marak terjadi. Menurut angka dari platform pelacakan PHK Layoffs.fyi, lebih dari 61.220 pekerja teknologi telah kehilangan pekerjaan mereka pada 2025, yang memengaruhi karyawan di 130 perusahaan yang berbeda, termasuk di antaranya raksasa-raksasa teknologi seperti Microsoft dan Google.
Berikut adalah informasi terakhir terkait PHK yang terjadi di beberapa perusahaan teknologi:
- PHK massal Microsoft
Pada tanggal 13 Mei 2025, Microsoft yang berkantor pusat di Redmond, Washington, AS, mengumumkan gelombang PHK terhadap 6.000 karyawan, sekitar 3 persen dari tenaga kerja globalnya yang berjumlah sekitar 228 ribu orang. PHK terbesar sejak 2023 ini telah memengaruhi tim di berbagai departemen dan wilayah, dengan sekitar 2.000 pekerjaan dihilangkan di negara bagian Washington saja.
- PHK massal Google
Sama dengan perusahaan teknologi lainnya, Google juga masih terus merampingkan operasinya setelah beberapa putaran PHK yang telah berlangsung sejak awal tahun ini. Pada bulan April, perusahaan memangkas beberapa ratus posisi di divisi Platform & Perangkatnya, yang meliputi Android, Pixel, dan Chrome. Pengurangan ini terjadi setelah keluarnya karyawan secara sukarela dan PHK sebelumnya di bisnis cloud pada Februari.
- PHK massal Amazon
Amazon juga baru-baru ini melakukan pemangkasan karyawan, dengan menghilangkan sekitar 100 pekerjaan di grup Perangkat dan Layanannya. Padahal, departemen ini selama ini bertugas mengawasi produk-produk seperti Alexa, speaker pintar Echo, Kindle, dan unit kendaraan otonomnya, Zoox.
Penulis: Qonita Azzahra
Editor: Dwi Aditya Putra