tirto.id - Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) bekerja sama dengan Kementerian Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan Federal Jerman (BMZ) meluncurkan Pusat Informasi Terpadu untuk Migrasi, Vokasi, dan Pembangunan Indonesia (Move-ID). Kerja sama ini diharapkan mampu menorong peningkatan jumlah pekerja migran Indonesia untuk bekerja di luar negeri.
Dalam kerja sama ini, BMZ diwakili oleh perusahaan pembangunan Jerman yang menyediakan layanan dalam kerja sama pembangunan internasional, The Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit (GIZ).
Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding, mengatakan kerja sama antara Indonesia dan Jerman diharapkan bisa membantu membangun jejaring kesempatan kerja PMI di Jerman. Salah satunya di sektor kesehatan dengan menjadi tenaga kesehatan (nakes).
Di Jerman, kata Karding, terdapat potensi sekitar 400 ribu lowongan kerja per tahun. Namun, terdapat tantangan yang sangat ketat untuk menempatkan PMI di sana. Kendalanya, berada di standar bahasa, keterampilan (skill), dan kompetensi lainnya.
GIZ disebut bermitra dan telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) dengan Goethe-Institut untuk memperkuat dan mendukung individu yang berminat bermigrasi ke Jerman atau Uni Eropa.
Karding menjelaskan, program ini sangat penting bagi Indonesia dikarenakan Jerman memiliki standar ketenagakerjaan yang sangat baik, terutama dari sisi keamanan kerja dan kompetensi kerja. Dalam hal kontrak kerja sendiri di Jerman sudah mencakup asuransi, jam kerja yang jelas, dan gaji yang layak.
“Jadi di kontrak kerjanya itu semua sudah dicover, termasuk asuransi, jam kerja, segalanya dan salary-nya sangat baik,” kata Karding kepada wartawan setelah acara Indonesia-Germany Strategic Patnership: Strenghening Labour Migration Governance in Indonesia, di Hotel Hilton, Pasirkaliki, Kota Bandung, Kamis (19/6/2025).
Karding menjelaskan, program ini menjadi penting untuk membantu persiapan yang menjadi kunci. Program ini membantu untuk melatih bahasa, keterampilan, soft skill. Kemudian, diberangkatkan secara legal dan aman.
“Kita siapkan siapa yang mau ke luar negeri, kita latih bahasanya, kita latih skill-nya, kita latih soft skill-nya. Kita berangkat. Nah inilah gunanya kita bekerja sama sama mereka,” sebutnya.
Karding membeberkan, jumlah pekerja yang berangkat ke Jerman dalam data per Juni 2025 sekitar 84 orang. Dia menargetkan ke depan bisa naik menjadi 200-330 orang dalam waktu dekat.
Sementara itu, Duta Besar Jerman untuk Indonesia, Y.M. Ina Lepel mengatakan tantangan demografi Jerman membuka kesempatan bagi angkatan kerja Indonesia yang muda dan terampil untuk bermigrasi ke Jerman.
“Tantangan demografi Jerman dan angkatan kerja Indonesia yang muda dan terampil membuka kesempatan untuk menciptakan kemitraan kukuh yang didasarkan atas rasa saling menghormati, tanggung jawab, dan tujuan bersama,” ujarnya.
“Hari ini merupakan tonggak penting dalam komitmen bersama kita untuk menciptakan peluang yang adil, transparan, dan aman bagi mobilitas tenaga kerja antara Jerman dan Indonesia, serta semakin meningkatkan manfaat bagi kedua belah pihak,” imbuhnya.
Penulis: Akmal Firmansyah
Editor: Siti Fatimah