tirto.id - Pasien positif virus Corona atau COVID-19 mencapai 1.046 per 27 Maret 2020. Dari jumlah itu, 87 di antaranya meninggal dan 46 dinyatakan sembuh. Karena itu, Ketua Umum Bintang Muda Indonesia Farkhan Evendi mendorong solidaritas nasional menghadapi pandemi COVID-19 ini.
“Indonesia sedang mengahadapi musuh yang tiap detik selalu bergerak mengancam nyawa rakyat, sebagai bangsa kita tidak boleh menyerah dan harus terus bergerak melawan. Sebelum bangsa benar-benar jatuh dan terpuruk, sebelum korban semakin banyak berjatuhan, sebelum ekonomi kita benar-benar ambruk,” kata Farkhan dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (28/3/2020).
Menurut dia, Indonesia selalu punya harapan, kuncinya ada pada kemauan untuk bersatu. “Inilah saatnya seluruh elemen bangsa bersatu, bergandengan tangan mengahadapi Covid-19,” kata dia.
Pada situasi seperti ini, kata dia, pemerintah juga tidak boleh bersikap egois, begitupun masyarakat harus menghindari ego kelompok atau sektoral. Menurut dia, saatnya bangsa bangkit bersatu untuk kemanusiaan, keselamatan semua nyawa rakyat Indonesia harus menjadi fokus utama.
Wujud persatuan itu, kata dia, bisa dimulai dari kalangan pengusaha, perusahaan-perusahaan perlu mengeluarkan CSR-nya untuk meringankan beban rakyat. Apa pun bentuknya, kata dia, CSR harus dikeluarkan untuk kepentingan menyelamatkan nyawa rakyat dan melawan Covid-19, jika memungkinkan ubah pabrik-pabrik menjadi pabrik masker atau alat perlindungan diri (APD) lainnya.
Namun jika tidak memungkinkan, kata Farkhan, salurkan CSR dalam bentuk masker, hand sanitizer, desinfektan, obat, vitamin, sembako dan lain sebagainya.
Selain pengusaha, warga biasa juga bisa berperan melawan penyebaran virus dengan cara menjaga jarak antar manusia (physical distancing) dan mencegah adanya pertemuan yang menghadirkan banyak orang (social distancing).
Menurut dia, kerja negara dalam situasi seperti ini harus lebih dari hanya sekadar imbauan, tidak hanya membubarkan masyarakat yang sedang berkumpul, tetapi juga menutup lokasi yang berpotensi menjadi tempat berkumpulnya masyarakat.
“Tidak hanya menghimbau masyarakat untuk tidak keluar rumah, tetapi juga menjamin sumber pangan mereka,” kata dia.
Menurut Farkhan, fenomena COVID-19 merupakan situasi yang serius, kita tidak bisa melawannya dengan tindakan yang setengah-setangah. Semua yang berpotensi menjadikan wabah ini meluas harus diatur dengan tegas dan tuntas, kata dia.
Jika pemerintah tidak segera mengambil langkah yang tegas dan tuntas, maka jangan heran jika di antara warga akan tetap saling curiga, tidak terjalinnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Editor: Maya Saputri