Menuju konten utama

Indeks Manufaktur Indonesia Melambat jadi 50,8 pada Mei 2022

Indeks manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers’ Index (PMI) berada pada level 50,8 pada Mei 2022.

Indeks Manufaktur Indonesia Melambat jadi 50,8 pada Mei 2022
Pekerja menyelesaikan pembuatan perangkat alat elektronik rumah tangga di PT. Selaras Citra Nusantara Perkasa (SCNP), Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (19/8/2020). ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya.

tirto.id - Indeks manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers’ Index (PMI) berada pada level 50,8 pada Mei 2022. Posisi ini melambat jika dibandingkan dengan bulan lalu yang mencapai 51,9.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu mengatakan, melambatnya laju ekspansi sektor manufaktur dirasakan cukup merata tidak hanya di Indonesia. Baik di negara maju maupun berkembang.

Misalnya, seperti Filipina indeks manufaktur berada di (54,1), Malaysia (50,1), India (54,6), Eurozone (54,6), dan Amerika Serikat (57,0), sementara PMI Manufaktur China mengalami peningkatan ke level 48,1 meskipun masih dalam zona kontraksi.

“Disrupsi rantai pasok dan kebijakan restriksi COVID-19 di China telah berdampak pada kinerja manufaktur di banyak negara mengingat besarnya kontribusi Tiongkok dalam rantai pasok global. Hal tersebut akan terus kami antisipasi agar risiko ini tidak menghambat laju pemulihan ekonomi Indonesia," ujarnya di Jakarta, Jumat (3/6/2022).

Meski mengalami perlambatan, pertumbuhan permintaan baik domestik maupun ekspor masih terus meningkat. Meski konflik geopolitik yang tengah terjadi di China sempat menekan arus pasokan pengiriman barang ke dalam negeri pada Mei.

"Kondisi ini menyebabkan tertahannya sektor manufaktur dalam mengoptimalkan kapasitas produksinya. Selain itu, harga barang input yang masih tinggi menambah tekanan pada pertumbuhan sektor manufaktur," katanya.

Febrio meyakini ke depan, manufaktur akan membaik seiring dengan relaksasi lockdown di China. Kapasitas produksi manufaktur saat ini terus membaik dan mulai mendekati kapasitas produksi rata-rata pada periode prapandemi.

Selain itu, intervensi pemerintah untuk mengendalikan harga juga sangat penting untuk menjaga berlanjutnya momentum pemulihan. Momentum kenaikan harga komoditas juga diharapkan memiliki dampak positif ke aktivitas dunia usaha secara umum.

Baca juga artikel terkait INDEKS MANUFAKTUR atau tulisan lainnya dari Dwi Aditya Putra

tirto.id - Bisnis
Reporter: Dwi Aditya Putra
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Maya Saputri