tirto.id - PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) bakal menalangi pemerintah Papua dalam pembiayaan akuisisi saham PT Freeport Indonesia. Head of Corporate Communications & Government Relations Inalum Rendy Witoelar mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih mencari sumber pendanaan termurah.
Dana yang disediakan Inalum dari pinjaman sindikasi bank luar negeri yang diberikan untuk membiayai akuisisi Freeport, kata Randi, mencapai 3,85 miliar USD. Dari total tersebut, 900 juta USD akan digunakan untuk menalangi Papua.
Nantinya, pembayaran dari Pemda Papua akan dilakukan dengan cara bertahap dari deviden yang mereka terima.
"Kami talangi, kerena kan kreditnya murah. Nanti, dikembalikan lewat deviden yang mereka terima," ujarnya saat dihubungi Tirto, Jumat (19/10/2018).
Pembelian 51,23 persen saham PTFI melibatkan dua perusahaan, yakni Rio Tinto dan PT Indocopper Investama. Target transaksi pembelian itu dipatok hingga akhir November 2018.
Rio Tinto akan menjual Hak partisipasi (share interest) di Freeport sebesar 40 persen kepada Inalum dan nantinya bakal dikonversi menjadi saham dengan besaran yang sama. Sementara itu, Inalum juga bakal mengakuisisi saham milik Indocopper Investama sebesar yang telah terdelusi hingga 5,6 persen.
Total saham kedua perusahaan itu mencapai 45,62 dan akan ditambahkan dengan saham milik pemerintah Indonesia 9,36 persen. Jumlah saham tersebut kemudian terdilusi karena perubahan dari hak partisipasi menjadi saham hingga totalnya Inalum menguasai 51,23 persen.
Nantinya total saham itu akan dibagi dua yakni 26,23 milik Inalum sebagai wakil Pemerintah Indonesia, sementar 25 persen lainnya akan dimiliki bersama oleh Inalum dan Pemerintah Papua melalui skema joint venture. Komposisinya, Inalum memiliki 60 persen dan Pemda Papua melalui PT Indocopper Investama memiliki 40 persen sisanya.
Menurut Rendi, pembayaran dengan skema cicilan lewat deviden tak akan memberangkatkan pemerintah daerah Papua. Sebab, kata dia, "potongan devidennya enggak gede supaya mereka dapat keuntungan lebih besar."
Hingga saat ini, ada beberapa bank yang telah berminat untuk memberikan kredit untuk akuisisi saham PTFI. Namun, Rendi menyebut bahwa tidak ada Bank asal Indonesia dalam sindikasi tersebut.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Yulaika Ramadhani