tirto.id - Temuan BPOM soal produk ikan makarel kaleng yang mengandung cacing jenis Anisakis sp bisa menimbulkan dampak yang berbahaya bagi penderita alergi. Pasalnya, cacing Anisakis ini bisa memicu sejumlah reaksi bagi penderita alergi yang bisa berakibat pada kematian bila tak segera ditangani dokter.
“Bila ikan makarel kaleng itu dimasak di suhu di atas 36 derajat Celcius, bisa membunuh cacing Anisakis, tapi efeknya akibat pemanasan itu akan memicu keluarnya antigen ES,” ujar dosen parasitologi UGM Wisnu Nurcahyo kepada Tirto, Sabtu (31/3/2018).
Menurut Wisnu, akumulasi antigen ES di ikan kaleng itu bila dikonsumsi penderita alergi bisa menimbulkan hipersensitivitas atau rekasi akibat alergi berlebihan. “Gejalanya bisa muntah-muntah, hipersalivasi, peradangan saluran pencernaan dan diare,” jelasnya.
Wisnu menegaskan bila semua gejala itu timbul dan tidak segera ditangani oleh dokter maka dapat menyebabkan kematian.
Di sisi lain, Wisnu mengatakan sebenarnya produk ikan kaleng cukup aman dikonsumsi orang tanpa riwayat alergi. Meski mengandung cacing Anisakis, ikan makarel kaleng kalau dimasak dengan benar yaitu dengan suhu tinggi, di atas 63 derajat Celcius sudah membunuh cacing tersebut.
“Bagi orang yang sehat, bila dimasak dengan benar, tidak apa-apa. Namun dari sisi higienis tentu tidak baik makan cacing,” paparnya.
Saat ditanya mengenai apakah cacing itu cukup aman dikonsumsi karena mengandung protein, Wisnu menekankan hanya jenis cacing tertentu yang bisa dikonsumsi yakni yang dibudidayakan untuk pakan ikan dan ternak.
“Namun untuk cacing yang menjadi parasit pada manusia, hewan, ikan itu tetap berbahaya. Ada kandungan protein yang dapat dikategorikan toksin. Sehingga tidak baik dikonsumsi,” kata Wisnu.
Ia menyarankan bagi masyarakat yang sudah telanjur membeli produk ikan makarel berkaleng yang mengandung cacing, sebaiknya tidak dikonsumsi.
“Meski tak bermasalah bagi orang sehat, sebaiknya tak dikonsumsi, karena kandungan jumlah cacingnya cukup tinggi. Masyarakat awan tidak tahu itu ada cacingnya atau tidak, sambil menunggu investigasi menyeluruh,” tambahnya.
BPOM telah merilis temuan 27 produk ikan kemasan kaleng jenis makerel yang mengandung cacing dan 16 di antaranya berasal dari produk jadi ikan makarel kemasan kaleng dari Cina. Produk ikan makarel kaleng tersebut mengandung cacing parasit jenis Anisakis sp.
Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Nilanto Perbowo mengatakan pihaknya kini sedang mempelajari penyebab keberadaan cacing-cacing mati pada produk jadi ikan makarel kemasan kaleng dan bahan baku ikan makarel yang sama-sama dari Cina.
Dari 27 merek produk ikan makarel kaleng, 11 produk di antaranya merupakan produk dalam negeri. Sementara untuk produk lokalnya pun, menurut Kepala BPOM Penny Lukito mengatakan bahan bakunya dari luar negeri. Bahan baku impor itu kemudian diolah di Indonesia.
“Produk impor dari kawasan Cina dan sekitarnya. Bahan baku yang di dalam negeri juga berasal dari perairan Cina,” kata Penny.
Penulis: Maya Saputri
Editor: Maya Saputri