Menuju konten utama

IHSG Diprediksikan Terkoreksi Dipicu Kekhawatiran Virus Corona

Pergerakan IHSG hari ini dipengaruhi oleh wabah virus corona atau COVID-19.

IHSG Diprediksikan Terkoreksi Dipicu Kekhawatiran Virus Corona
Ilustrasi IHSG. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/wsj.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali melemah Selasa (25/2/2020) dipicu melemahnya bursa AS pada Senin (24/2/2020) kemarin. Selain itu, kekhawatiran terhadap penyebaran virus corona akan memengaruhi indeks sehingga masih besar kemungkinan IHSG untuk terkoreksi pada perdagangan hari ini.

IHSG di Bursa Efek Indonesia (BEI) dibuka melemah 22,31 poin atau 0,38 persen ke posisi 5.784,74 poin. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 6,35 poin atau 0,67 persen menjadi 935,16 poin.

Dari dalam negeri, Presiden Jokowi akan mengumumkan paket insentif sebagai antisipasi perlambatan ekonomi akibat virus COVID-19 ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani, dilansir dari Antara, mengatakan bahwa intensif tersebut ditujukan kepada sektor pariwisata, sektor perumahan yang memberi efek berganda, dan sektor konsumsi melalui peningkatan bantuan sosial.

Sementara pada penutupan perdagangan Senin (24/2/2020) kemarin, IHSG ditutup melemah 75,21 poin atau 1,28 persen ke posisi 5.807,05 poin, dan indeks LQ45 atau kelompok 45 saham unggulan bergerak turun 15,85 poin atau 1,66 persen menjadi 941,52 poin.

IHSG ditutup melemah seiring dengan pelemahan indeks global dan regional yang dipicu ileh bertambahnya kasus baru infeksi virus korona di luar Cina, yaitu Korea Selatan dan Italia, seperti dikatakan analis Indopremier Sekuritas Mino di Jakarta dilansir dari Antara.

Dibuka melemah, perdagangan indeks Senin (24/2/2020) dibuka melemah dan terus berada di teritori merah hingga penutupan saham sore hari. Penutupan tersebut diiringi dengan aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp505,46 miliar.

Saham di Luar Negeri

Wall Street jatuh pada akhir perdagangan Senin (24/2/2020) waktu setempat dengan indeks S&P 500 dan Dow mengalami persentase kerugian terbesar mereka dalam dua tahun setelah lonjakan kasus virus korona di luar Cina memicu kekhawatiran tentang dampak ekonomi global.

Dilansir dari Antara, S&P dan saham unggulan Dow melaju di teritori negatif untuk tahun 2020 ini dan Dow turun lebih dari 1.000 poin pada Senin (24/2/2020) untuk ketiga kalinya dalam sejarahnya.

Indeks Dow jones Industrial Average anjlok 1.031 poin atau 3,56 persen menjadi ditutup pada 27.960,80 poin. Sementara indeks S&P 500 kehilangan 111,86 poin atau 3,35 persen berakhir pada 3.225,89 poin. Indeks Komposit Nasdaq bergerak turun 355,31 poin atau 3,71 persen menjadi 9.221,28 poin.

Keseluruhan sektor utama indeks S&P ditutup merah, dengan sektor energy mengalami penurunan terbesar yaitu 4,7 persen.

Tidak hanya di AS, pasar saham Australia juga mengalami kerugian besar pada pembukaan perdagangan Selasa (25/2/2020) pagi waktu setempat dipicu oleh kekhawatiran yang sama yakni menyebarnya kasus virus Corona di luar Cina.

Indeks acuan S&P/ ASX 200 turun 164,20 poin atau 2,35 persen pada 6.814,10 poin, sedangkan indeks All Ordinaries yang memuat sektor lebih luas turun 174,70 poin atau 2,47 persen menjadi diperdagangkan pada 6.890,70 poin.

Kepala Strategi Pasar CMC Markets Michael McCarthy mengatakan bahwa wabah virus Corona di Jepang, Korea Selatan, dan Italia, meningkatkan tekanan dan memaksa para investor untuk mengakui goncangan dan penawaran permintaan.

“Gangguan pada rantai pasokan jika negara-negara menutup perbatasan untuk menahan wabah bisa membuat perdagangan global terhenti,” ungkap McCarthy dikutip dari Antara.

sementara, bursa saham regional Asia siang ini antara lain indeks Nikkei melemah 688,5 poin atau 2,94 persen menuju 22.689,2 poin. Sebaliknya, indeks Hang Seng menguat 21,1 poin atau 0,08 persen menjadidiperdagangkan pada 26,842 poin, dan indeks Straits Times menguat 25,87 poin atau 0,82 persen ke 3.168,07 poin.

Baca juga artikel terkait IHSG atau tulisan lainnya dari Dinda Silviana Dewi

tirto.id - Ekonomi
Kontributor: Dinda Silviana Dewi
Penulis: Dinda Silviana Dewi
Editor: Yantina Debora