Menuju konten utama

IHSG Diprediksi Tertekan, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

IHSG berpotensi tertekan pada perdagangan Rabu (29/11/2023) hari ini. Berikut rekomendasi saham dari analis.

IHSG Diprediksi Tertekan, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
Layar menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (26/4/2023). Usai cuti bersama Lebaran 2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Rabu (26/4) dibuka menguat 60 poin (0,88 persen) ke 6.877. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.

tirto.id - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi tertekan pada perdagangan Rabu (29/11/2023) hari ini. Posisi IHSG diperkirakan berada pada rentang 6.821 sampai dengan 7.054.

CEO PT Yugen Bertumbuh Sekuritas, William Surya, mengatakan pergerakan IHSG terlihat sedang berusaha keluar dari rentang konsolidasi wajar. Tetapi dia menilai kenaikan yang terjadi terlihat cukup terbatas sehingga potensi tekanan terlihat semakin besar dalam rentang jangka pendek.

"Sedangkan fluktuasi nilai tukar rupiah serta masih tercatatnya capital outflow secara year to date menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pola gerak IHSG dalam jangka pendek, hari ini IHSG berpotensi tertekan," kata William dalam riset hariannya.

Berikut beberapa rekomendasi dari Yugen Bertumbuh Sekuritas, untuk saham-saham berpotensi cuan pada perdagangan hari ini:

- JSMR

- AALI

- TLKM

- UNVR

- BBCA

- CTRA

- AKRA

Sebelumnya, IHSG pada Selasa (28/11/2023) ditutup menguat yang dipimpin oleh saham-saham sektor infrastruktur.

IHSG menguat 27,66 poin atau 0,39 persen ke posisi 7.041,07. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 1,26 poin atau 0,14 persen ke posisi 925,39.

“Bursa Asia didominasi penurunan, pasar saham mengalami koreksi sejalan dengan sikap pelaku pasar yang cenderung menahan diri masuk ke pasar, karena menanti rilis data ekonomi berbagai negara-negara besar jelang akhir pekan ini, sehingga, pasar mengalami aksi tekan jual,” kata Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas, dikutip dari Antara.

Sementara itu, dalam riset hariannya, data inflasi negara-negara besar akan menjadi arah kebijakan moneter bank sentral, karena prospek kebijakan bank sentral telah menjadi faktor besar yang mendorong peningkatan risk appetite.

Disclaimer: Artikel ini merupakan rekomendasi dan analisis saham dari analis sekuritas yang bersangkutan, bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham tertentu. Tirto tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Apabila akan membeli/menjual saham, pelajari lebih teliti dan tiap keputusan ada di tangan investor.

Baca juga artikel terkait IHSG atau tulisan lainnya dari Faesal Mubarok

tirto.id - Flash news
Reporter: Faesal Mubarok
Penulis: Faesal Mubarok
Editor: Intan Umbari Prihatin