tirto.id - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menilai peran pemerintah dalam pengawasan terhadap penggunaan nitrogen cair pada makanan masih mimim. Selain itu, pemahaman masyarakat terkait penggunaan nitrogen cair pada makanan juga masih kurang.
“Nitrogen cair itu selama dikelola dengan baik itu relatif masih diperbolehkan, jadi sedikit jumlahnya dan dipakai dengan pengawasan,” kata Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi IDAI, Muzal Kadim dikutip dari Antara, Rabu (18/1/2023).
Menanggapi kasus keracunan chiki ngebul, Muzal menyalahkan pemerintah yang kurang mengawasi dan memberikan edukasi terkait penggunaan nitrogen cair pada makanan.
Akibatnya, banyak pedagang yang tidak memahami penggunaan nitrogen cair sehingga menimbulkan keracunan bagi konsumen yang mayoritas anak-anak. Apalagi penggunaan nitrogen cair mulai marak ditemukan pada camilan di sekolah.
“Sebenarnya tidak boleh digunakan sembarangan untuk menyajikan atau mengolah makanan atau mengawetkan makanan biasanya di tempat tertentu misal hotel atau restoran besar yang mengerti tentunya,” ujar dia.
Muzal juga menyoroti peran sekolah yang tidak mengawasi peredaran makanan bernitrogen cair di lingkungannya. Jajanan-jajanan itu lebih banyak dijual di luar gerbang sekolah.
Menurut Muzal, nitrogen cair yang tertelan oleh anak dapat menimbulkan efek samping bagi tubuh seperti perut menjadi kembung, sakit perut yang parah hingga muntah. Padahal, kapasitas lambung terutama milik anak masih berukuran kecil.
Dia mencontohkan jika satu mililiter nitrogen cair tertelan maka cairan akan menguap menjadi 700 mililiter dengan sangat cepat.
Dampak buruk lain konsumsi jajanan bernitrogen cair adalah mengalami kebocoran lambung, gejala peritonitis seperti kelelahan, buang air kecil, tinja, atau gas lebih sedikit, sesak napas, detak jantung yang cepat dan pusing yang dapat dimasukkan dalam kondisi darurat yang membutuhkan perawatan medis.
Selain menimbulkan dampak keracunan bagi orang yang menelannya, orang yang mengelola nitrogen cair sendiri bisa berisiko terkena luka dingin. Hal itu bisa terjadi saat orang tersebut kontak terlalu lama dengan nitrogen cair tanpa menggunakan pelindung.
"Cara penyimpanan tidak boleh di ruang tertutup yang tidak kuat, nitrogen bisa mengembang dengan cepat bahkan meledak," kata Muzal.
Oleh karenanya, Muzal mengingatkan pada semua orang tua untuk mulai membawakan bekal makanan bergizi bagi anak-anaknya ke sekolah. Hal itu supaya asupan gizi anak tetap terjaga dan mencegah anak untuk jajan sembarangan.
Muzal menekankan bahwa makanan bernutrisi tidak selalu berupa makanan mahal seperti daging. Hal itu dapat diganti dengan telur, ikan, sayur maupun buah-buahan.
Penggunaan nitrogen cair pada jajanan chiki ngebul telah menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan anak. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) per 12 Januari 2023 melaporkan 10 kasus dengan gejala keracunan pangan akibat mengonsumsi chiki bernitrogen tersebut.