tirto.id - Sebuah akun di media sosial menyebarkan informasi soal adanya bantuan sosial (bansos) khusus dari pemerintah untuk pekerja migran Indonesia (PMI). Unggahan di Facebook tersebut kemudian mengarahkan ke halaman lain, untuk memeriksakan apakah nomor terdaftar sebagai penerima bansos.
“Khusus TKI & TKW!!! Ayo Segera cek nomor Whatsapp Anda!!!” Begitu tulis keterangan penyerta unggahan akun "Viral Bansos Tki Indonesia 2025" (arsip) pada 13 Mei 2025.
Unggahan itu juga memuat sebuah gambar, serupa poster dengan ilustrasi paspor dan gambar Presiden Prabowo sedang menyalami Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad.

Baru sekitar tiga hari beredar di jagat maya, unggahan itu sudah mengumpulkan 283 tanda suka, 46 komentar, dan telah 14 kali dibagikan ulang. Menariknya di kolom komentar terjadi silang pendapat.
Ada yang percaya, ada juga yang mengatakan informasi tersebut adalah disinformasi. Salah satu komentar bahkan mengatakan kalau dia sudah memberikan informasi data pribadi sampai alamat dan nomor rekening bank, namun kemudian malah diminta uang Rp1,6 juta untuk biaya administrasi.
Unggahan sejak 30 April 2025 tersebut bahkan sudah mengumpulkan ribuan tanda suka, 200-an komentar, dan 38 kali dibagikan ulang. Tidak hanya satu, kami menemukan setidaknya empat unggahan serupa dari akun tersebut (tautan 1, arsip; tautan 2, arsip; tautan 3, arsip; tautan 4, arsip).
Ada juga unggahan akun "Program Pemerintah 2025" (arsip), isinya juga cenderung sama, hanya desain posternya saja yang berbeda. Unggahan ini juga langsung mengarahkan ke nomor WhatsApp spesifik, di bagian akhir unggahan.
Lalu, bagaimana faktanya? Apakah benar ada program bansos pemerintah untuk TKI dan TKW pada tahun 2025?
Pemeriksaan Fakta
Tirto mencoba mengakses unggahan yang terdapat di bagian akhir unggahan di media sosial tersebut. Kami diarahkan ke halaman lain, dalam bentuk formulir yang memintakan data setidaknya nama lengkap, nomor WhatsApp, dan negara tempat bekerja.
Di bagian atas situs berbentuk formulir tersebut juga terlihat foto dengan narasi bantuan pemerintah untuk TKI ini lewat Kementerian Sosial (Kemensos), lewat Raffi Ahmad. Terdapat juga keterangan “Bansos Resmi TKI 2025”.
Kami kemudian mencoba untuk memeriksa keabsahan situs formulir tersebut. Tirto melakukan pemindaian menggunakan perangkat URLScan.io. Hasil pemindaian menunjukkan alamat domain situs tersebut, mengarahkan ke cdn.jsdelivr.net.
Secara umum, cdn.jsdelivr.net adalah layanan Content Delivery Network (CDN) yang sah dan banyak digunakan oleh pengembang untuk menyimpan dan menyajikan file seperti JavaScript, CSS, dan pustaka lainnya. Namun, ada modus pelaku kejahatan siber memanfaatkan reputasi baik dari domain ini untuk menyisipkan skrip berbahaya pada situs palsu yang mereka kendalikan.
Modus seperti pengecekan bansos untuk TKI ini juga terindikasi mencuri data pribadi lewat skema phising. Sebab, tautan yang digunakan tidak mengarah ke situs resmi Kemensos – yang mengurusi bansos– ataupun Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) –yang membawahi isu TKI dan TKW.
Situs formulir pendaftaran itu juga tidak berakhiran ‘go.id’. Situs pemerintah resmi seharusnya dan biasanya menggunakan layanan resmi dengan situs resmi pemerintah juga. Misalnya untuk situs pemeriksaan bansos dari Kemensos menggunakan alamat berikut: https://cekbansos.kemensos.go.id/.
Sementara unggahan yang mengarahkan langsung ke nomor WhatsApp, juga tak kalah mencurigakan. Nomor yang tertera bertuliskan nama pemilik akun “Raffi Ahmad”, lengkap dengan foto profil seperti yang tertera di unggahan.
Nomor tersebut tidak terdaftar di aplikasi pendeteksi nomor TrueCaller, namun sangat kecil kemungkinan nomor tersebut adalah nomor resmi artis yang juga pemilik Rans Entertainment tersebut.
Lebih lanjut, kami juga mendapat klarifikasi dari Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Abdul Kadir Karding. Dalam pesan singkat yang Tirto terima, Kamis (15/5/2025), ia menjelaskan kalau narasi bantuan sosial untuk TKI dan TKW yang beredar di media sosial adalah disinformasi.
“Saya mengimbau dan menyampaikan ke seluruh masyarakat indonesia terhadap iklan dan promosi yang menyatakan bahwa akan ada bantuan dari presiden untuk para migran Indonesia sebanyak Rp100 juta itu saya pastikan tidak benar alias hoaks,” tuturnya.
Dia juga meminta masyarakat untuk tidak percaya dengan model narasi yang disebarkan pihak tidak bertanggung jawab tersebut. Abdul juga menegaskan kalau narasi yang beredar di media sosial seperti di atas adalah modus penipuan.
Belakangan modus penipuan yang mengatasnamakan program bansos ataupun untuk TKI dan TKW banyak beredar di media sosial. Tirto sempat melakukan penelusuran kebenaran terhadap beberapa unggahan tersebut.
Kesimpulan
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan program bansos pemerintah untuk TKI dan TKW pada tahun 2025 yang tersebar di media sosial bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Tautan yang ada di unggahan sosial media mengarahkan ke situs lain, yang tidak terkait dengan situs resmi pemerintah. Modus seperti itu biasanya adalah modus pengumpulan data pribadi alias phising.
Kepada Tirto, Menteri P2MI, Abdul Kadir Karding juga menekankan kalau informasi yang tersebar di media sosial tersebut adalah hoaks.
==
Bila pembaca memiliki saran, ide, tanggapan, maupun bantahan terhadap klaim Periksa Fakta dan Decode, pembaca dapat mengirimkannya ke email factcheck@tirto.id.
Editor: Farida Susanty
Masuk tirto.id


































