tirto.id - Kabar-kabar menyesatkan mengenai obat COVID-19 sudah banyak sekali beredar di masyarakat. Mulai dari konsumsi campuran garam dan air hangat, jeruk nipis, bawang putih, kopi hingga teh yang mengandung kafein.
Baru-baru ini, beredar klaim tentang minyak kayu putih sebagai obat corona melalui pesan berantai WhatsApp. Pesan ini membawa nama dr Idrianti Idrus,Sp.KK yang mengabarkan bahwa ayahnya, Prof. Dr. dr. Idrus Andi Paturisi, sembuh dari COVID-19 karena menggunakan minyak kayu putih. Berikut isi pesan tersebut:
Suruh pakai minyak kayu putih, beres semua Coronanya.
Mulai sekarang jangan mau ditakut-takuti Covid 19, dan jangan keburu minta dites..
Tolong ini di baca baik-baiksampai selesai...```
Ini tulisan anaknya Prof Idrus Paturusi namanya dr Indrianti Idrus, Sp.KK
INFO INI SEMOGA BERMANFAAT
P E N T I N G !!
Bahwa
MINYAK KAYU PUTIH BISA MENGHAMBAT REPLIKASI VIRUS.
Prof. Idrus Paturusi.
LAWAN COVID-19 Minyak KAYU PUTIH.
Prof Idrus Paturusi UNIVERSITAS HASANUDDIN
Oleh : Dr. Idrianti Idrus Sp.KK
Kisah Nyata.. Setelah di Vonis Positif COVID-19, Ayahku Langsung Masuk ke Ruang isolasi RS. Unhas di Temani Ibu. Pada hari ke dua atau hari ke tiga, saya di Sarankan oleh Sahabat Ayahku Dr. Murni, Sp.B. agar Bapak di Berikan Minyak Kayu Putih.
Ibu ku Memang Pecinta Minyak Kayu Putih dan Minyak Tawon dari dulu dan rajin Menggosokan Minyak Minyak ini di Tubuhnya. Ayahpun Sangat Suka dengan Minyak Kayu Putih karena Pengalamannya saat Kecil Selalu di Balur Minyak Kayu Putih. Jadi Masuk di Kamar isolasi pun Persediaan Minyak Kayu Putih Sudah ada.
Singkat Cerita, Ayah dan Ibu ku Memakai Minyak Kayu Putih Merasakan Dadanya Plong dan Lega.
Alhamdulillah.. Setelah Swab ke Tiga dan ke Empat, Ayahku Negatif dan Bisa Keluar dari RS. Akhirnya Banyak yang Telepon ke Ayahku, Termasuk Salah Satu Pejabat Pusat yang Kenal Dekat dan Ketika itu Hasil Rapid-Test nya Ayahku adalah Positif. Karena teman, Ayahku Memberitahukan Tentang Semua Pengobatan yang Ayah pakai yaitu Minyak Kayu Putih.
Saya Sempat Kesal pada orang-orang yang Menawarkan Berbagai Macam Obat dan Suplemen., Karena Tidak Semua Suplemen Bisa Menyembuhkan COVID-19.
Akan Tetapi saat ini banyak orang yang Memanfa'atkan Situasi ini dengan Menjual Suplemen atau Obat, yang Katanya : ini adalah Obat yang Paling Mujarab untuk Para Pasien COVID-19.
Karena kami orang dari Akademisi, Tentu Harus Melakukan Beberapa Penelitian untuk Mendapatkan Suatu Terapi and its a Long Journey.
Akhirnya Ayahku Membentuk Team di Awal Bulan April 2020, Meneliti Efek dari Minyak Kayu Putih ini.
Karena Minyak Kayu Putih Sangat Masuk Akal Bisa Menghambat Replikasi Virus.
Ayah pun Melakukan Sedikit Literature Review dan Mendapat Beberapa Jurnal Pendukung Kalau Minyak Kayu Putih ini, Ternyata Manfa'atnya Sangat Banyak.
- Anti Bakteri.
- Anti Jamur.
- Bisa Menginaktivasi Airborne Virus.
- 1,8-Cineol yang Merupakan Zat Aktif Minyak Kayu Putih bisa Sebagai Anti Inflamasi.
- Kandungan Eucalyptus-nya Berfungsi Sebagai Ekspektoran, Mukolitik dan Decongestan.
Ketika Melakukan Pertemuan Melalui Zoom dengan Anggota Team Peneliti yang di Ketuai oleh Prof. Elly dari Farmasi. Maka kami Mendapatkan lagi Tambahan Beberapa Jurnal Pendukung bahwa :
Unsur dari Kayu Putih yang Bernama Eucalyptus Bisa Bertindak Sebagai Anti Virus.
Penelitian kamipun Berjalan Sejak itu. Team kami Gabungan dari Para Dosen Unhas yang Berada di Makassar, Inggris, Jepang dan Korea Selatan.
Sehingga Penelitian kami Menghasilkan Sesuatu yang Berguna untuk Para Pasien COVID-19.
- Ambil Minyak Kayu Putih Secukupnya, lalu di Balurkan ke Badan. Fungsinya Sebagai Penghangat Tubuh dan agar Lebih Fresh.
- Untuk Menangani orang yang Positif Covid-19. Caranya yaitu :
- Letakkan jari tsb di Tengah Lidah.
Lakukan satu hari 3 - 4 kali.
Hasilnya : Orang yang Sudah Positif Covid-19, Insya Allah Negatif.
- Minum Teh Hangat yang Telah di Tetesi Satu Tetes Minyak Kayu Putih, lalu di Minum Selagi Hangat.
Semoga Bermanfa'at.
Berbagi info. Mg manfaat.
Selengkapnya klik
Penelusuran Fakta
Pesan berantai yang diklaim berasal dari dr Idrianti Idrus ini menampilkan link berita dari Tribunnews pada 9 Juni 2020. Dalam berita Tribunnews tersebut, Idrianti Idrus membantah bahwa pesan berantai tersebut merupakan tulisannya. Menurutnya, pesan tersebut telah banyak diubah dari versi asli.
Catatan singkat, dr. Idrianti Idrus Paturusi merupakan dokter Spesialis Kulit dan Kelamin. Ia menyelesaikan studi kedokteran di Universitas Hasanuddin. Sementara itu ayahnya, Prof Idrus Andi Paturusi, adalah seorang dokter spesialis bedah tulang di Makassar, Sulawesi Selatan.
Dalam keterangannya di berita tersebut, dr. Idrianti menceritakan sang ayah sembuh dari COVID-19 dengan terapi minyak kayu putih. Namun, ia menegaskan bahwa terapi tersebut masih dalam penelitian dan belum dapat dikatakan sebagai obat COVID-19. Ia juga mengatakan bahwa dalam tulisan aslinya, terdapat disclaimer terkait tanggal unggahan tulisan tersebut, yakni 9 Mei 2020.
Penelusuran kami juga menemukan bahwa pada 21 Mei 2020, ada klaim lain terkait minyak kayu putih yang mampu menangkal virus corona. Klaim yang disampaikan lewat video tersebut memaparkan proses menggunakan minyak kayu putih yang diteteskan pada tisu dan dimasukkan ke bagian dalam masker dan dihirup.
Video ini telah dicek oleh lembaga pemeriksa fakta Tempo. Menurut Tempo, senyawa eucalyptol atau 1,8-cineole menjadi komponen kunci dari potensi antivirus corona yang dimiliki eukaliptus (Eucalyptus sp.).
Catatan singkat, senyawa 1,8-Sineol memang bersifat antibakteri, antivirus, dan ekspektoran untuk mengencerkan dahak. 1,8-Sineol dikenal luas sebagai komponen kimia utama dalam eukaliptus.
Senyawa tersebut telah diuji di laboratorium Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) Kementerian Pertanian dan menunjukkan kemampuan membunuh sekitar 80 persen virus, termasuk virus corona. Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menerangkan pada Tempo bahwa proses uji diawali dengan mencari kecocokan antara bahan aktif dan potensi membunuh virus dari sekian banyak minyak atsiri yang ada.
Proses uji mencari kecocokan melalui molecular docking dilanjutkan dengan uji in vitro di laboratorium Biosafety Level 3 (BSL-3). Senyawa aktif Eucalyptus bisa membunuh sekitar 80 persen virus seperti yang sudah diumumkannya beberapa hari sebelumnya.
Namun, Kepala Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balitro) Kementan, Evi Safitri, menyatakan pada Kompas bahwa, "Hasil uji in vitro, 60-80 persen virusnya mati. Tapi memang virusnya bukan (penyebab) COVID-19. Kami coba ke virus corona lain."
Evi melanjutkan bahwa mereka memang tidak melakukan uji coba spesifik ke SARS-CoV-2 karena virus itu "belum dapat ditumbuhkan di lab."
Selain itu, Guru Besar Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Suwijiyo Pramono mengatakaneucalyptus bukan untuk digunakan sebagai obat dalam. Pemakaian eucalyptus umumnya dioleskan atau dihirup seperti pada produk minyak kayu putih atau balsem.
Ia tidak memungkiri kalau eucalyptus bermanfaat bagi pasien COVID-19, lebih tepatnya, zat aktif pada eucalyptus yang dihirup berpotensi melegakan pernapasan mereka yang mengalami gejala sesak napas dan mengencerkan dahak.
Namun, Pramono menegaskan eucalyptus belum bisa dianggap sebagai obat atau antivirus atau vaksin bagi COVID-19. Masih diperlukan pembuktian dengan proses yang panjang hingga pengujian klinis atau tes pada manusia.
“Kalau disebut sebagai obat antivirus COVID-19 belum bisa. Apalagi kalau digunakan per oral untuk obat tidak direkomendasikan karena jika dosis penggunaan tidak tepat akan berbahaya,” katanya.
Kesimpulan
Minyak kayu putih belum terbukti dapat menyembuhkan COVID-19 yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2. Penggunaan minyak kayu putih sendiri memang diperbolehkan sebagai tambahan prosedur perawatan pasien COVID-19, namun bukan sebagai obat utama penyakit tersebut.
Selain itu, eucalyptus tidak disarankan untuk pemakaian dalam, melainkan hanya dihirup dan dioles. Dengan demikian, pesan berantai terkait minyak kayu putih sebagai obat COVID-19 bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Editor: Ign. L. Adhi Bhaskara