Tahun baru 1946. Tentara Belanda yang baru saja direorganisasi dalam bentuk NICA (Netherlands Indies Civil Administration). Mereka membonceng tentara Sekutu dan kerap bertindak brutal terhadap kaum Republiken di sekitar Jakarta.
Nyawa pejabat Republik terancam. Akhirnya, presiden dan pejabat lain memutuskan ibukota dipindah ke Yogyakarta.
“Kita akan memindahkan ibu kota besok malam. Tidak ada seorang pun dari saudara boleh membawa harta benda. Aku juga tidak,” kata Sukarno pada 2 Januari 1946, seperti ditulis Cindy Adams dalam Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1966).
Lalu, keberangkatan rahasia pun diatur.
Baca selengkapnya:
Cara-Cara Luar Biasa Menyelundupkan Sukarno-Hatta ke Yogya
Nyawa pejabat Republik terancam. Akhirnya, presiden dan pejabat lain memutuskan ibukota dipindah ke Yogyakarta.
“Kita akan memindahkan ibu kota besok malam. Tidak ada seorang pun dari saudara boleh membawa harta benda. Aku juga tidak,” kata Sukarno pada 2 Januari 1946, seperti ditulis Cindy Adams dalam Bung Karno, Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1966).
Lalu, keberangkatan rahasia pun diatur.
Baca selengkapnya:
Cara-Cara Luar Biasa Menyelundupkan Sukarno-Hatta ke Yogya