tirto.id - Bertepatan dengan Hari Buruh Internasional dan menjelang peringatan Hari Pendidikan Nasional, mahasiswa Universitas Negeri Makassar (UNM) menggelar aksi demonstrasi di kawasan kampus pada Kamis (1/5/2025).
Aksi ini merupakan bentuk refleksi kritis dan solidaritas terhadap dua sektor penting yang dinilai mengalami tekanan struktural: buruh dan pendidikan.
Puluhan mahasiswa berkumpul dengan membawa spanduk, poster, dan menyuarakan tuntutan melalui orasi secara bergantian. Dalam aksi yang berlangsung damai ini, mereka tidak hanya menyampaikan kritik, tetapi juga membuka ruang diskusi terbuka di area kampus.
“Kami tidak bisa merayakan Hari Buruh dan Hari Pendidikan Nasional tanpa menyuarakan apa yang sebenarnya terjadi. Hari ini, pendidikan bukan lagi ruang pembebasan, tapi ruang produksi yang menyiapkan mahasiswa untuk tunduk pada sistem kerja yang eksploitatif,” ujar Amar, salah satu peserta aksi.
Amar menegaskan bahwa sistem pendidikan tinggi saat ini semakin menjauh dari cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa. Mahasiswa didorong untuk menjadi tenaga kerja siap pakai tanpa daya kritis, sementara kampus semakin tunduk pada kepentingan industri.
“Kampus berubah menjadi pabrik. Kami dituntut lulus cepat, patuh, dan siap menjadi buruh murah. Ini bukan pendidikan yang membebaskan, ini adalah perpanjangan dari penindasan,” lanjutnya.
Mahasiswa juga menyoroti beberapa isu penting dalam aksi tersebut, antara lain:
- Komersialisasi pendidikan dan mahalnya biaya kuliah
- Skema magang yang dinilai eksploitatif dalam program Kampus Merdeka
- Minimnya ruang demokrasi dan kebebasan akademik di lingkungan kampus
- Ketimpangan upah dan sistem kerja kontrak yang menjerat buruh
Dalam pernyataan tersebut, mahasiswa menuntut agar pemerintah menghentikan praktik komersialisasi pendidikan dan memberikan perlindungan penuh terhadap hak-hak buruh di berbagai sektor.
“Kami ingin pendidikan yang gratis, ilmiah, demokratis, dan berpihak pada rakyat. Kami ingin dunia kerja yang manusiawi. Karena pendidikan dan buruh adalah dua sisi dari perjuangan yang sama: kehidupan yang adil dan bermartabat,” pungkas Amar.
Melalui aksi ini, mahasiswa UNM menegaskan bahwa Hari Buruh dan Hari Pendidikan bukan sekadar seremonial tahunan, melainkan momentum untuk terus menghidupkan kesadaran kolektif dan perjuangan bersama.
Penulis: Viralin Makassar
Editor: Rina Nurjanah