tirto.id - Hari Batik Nasional diperingati hari ini 2 Oktober 2018. Sembilan tahun yang lalu batik Indonesia dikukuhkan UNESCO sebagai warisan Kemanusiaan untuk Budaya dan Lisan dan Non-bendawi.
Untuk memperingati Hari Batik Nasional 2018, ada baiknya jika kita mengetahui motif Batik yang terkenal di Indonesia. Berikut motif batik paling terkenal yang biasanya kerap dimodifikasi dalam berbagai model busana.
Motif Parang
Batik ini sudah ada sejak zaman Keraton Mataram Kartasuro (Solo). Parang sendiri memiliki arti pisau atau pedang, yang memiliki pola miring atau diagonal.
Beberapa jenis motif batik Parang ini diantaranya, Parang Rusak, Parang Barong, Parang Kusumo, Parang Kecil, Parang Slobog dan Parang Klitik.
Motif-motif ini, ternyata pada zaman dahulu tidak semua motif boleh dipakai oleh semua orang. Seperti Parang Rusak yang konon hanya boleh dikenakan penguasa dan ksatria. Dan Parang Barong yang hanya boleh digunakan oleh raja pada acara-acara tertentu saja.
Motif Kawung
Batik ini berasal dari Jawa Tengah dan Solo. Kawung memiliki pola dasar lingkaran yang saling memotong, menggambarkan buah dari pohon Aren, yang sudah dikenal di Jawa sejak abad ke 13 ini memang memiliki desain lama.
Motif batik Kawung juga dapat diartikan sebagai bunga teratai dengan empat lembar daun bunga yang merekah. Bunga teratai adalah bunga yang melambangkan umur panjang dan kesucian.
Motif Batik Pring Sedapur
Batik ini merupakan batik daerah Magetan yang berasal dari desa lereng Gunung Lawu yang banyak pohon bambu. Tepatnya ada di dusun Papringan, desa Sidomukti, kecamatan Plaosan.
Pring sendiri memiliki arti pohon bambu, dan Pring Sedapur berarti Serumpun pohon bambu. Dimana batik ini memiliki makna, tanaman bambu yang biasa hidup bergerombol, membentuk satu kekuatan. Yang dapat diartikan juga sebagai manusia yang jika bersatu akan menjadi kuat, dan jika diurai menjadi tali yang sangat erat.
Motif Sogan
Merupakan jenis batik klasik di Indonesia yang tradisional. Dominasi warna batik Sogan ini memiliki warna gelap seperti hitam dan coklat.
Batik ini memiliki nama Sogan karena pada awalnya proses pewarnaan kain batik ini menggunakan pewarna alami yang diambil dari batang kayu pohon Soga.
Dan batik ini adalah jenis batik yang identik dengan daerah keraton Jawa yaitu Ngayogyakarta Hadiningrat (Yogya) dan Surakarta Hadiningrat (Solo).
Motif Batik Tujuh Rupa
Motif ini berasal dari Pekalongan. Batik ini memiliki nuansa kental dengan kekayaan alam. Batik ini memiliki gambar motif hewan dan tumbuhan.
Motif-motif ini diambil dari berbagai campuran kebudayaan lokal dan etnis China. Hal ini dikarenakan Pekalongan dulunya yang merupakan tempat transit para pedagang dari banyak negara. Sehingga terjadi percampuran budaya ini membuat batik ini menjadi khas, khususnya motif Jlamprang, motif Buketan, motif Terang Bulan, motif Semen, motif Pisan Bali, dan motif Lung-lungan.
Motif Mega Mendung
Motif ini berasal dari Cirebon. Batik ini merupakan sebuah hasil asimilasi budaya antara penduduk Cirebon dan masyarakat China.
Motif batik ini memiliki corak menyerupai awan dengan warna yang menggambarkan nuansa mendung. Motif ini dibuat pada dasarnya berupa garis-garis lengkung yang membentuk gambar awan yang menggumpal. Batik ini didominasi dengan wana biru, putih dan abu-abu.
Motif Sekar Jagad
Batik ini berasal dari Solo dan Yogyakarta. Motif ini berasal dari kata ‘Kar Jagad’ yang diambil dari bahasa Jawa, Kar berarti peta, Jagad artinya dunia, sehingga motif ini melambangkan keragaman seluruh dunia.
Arti lainnya ada ‘Sekar’ yang berarti bunga dan ‘Jagad’ yang berarti dunia. Ini menggambarkan bahwa Batik Sekar Jagad ini memiliki makna keindahan dan keanekaragaman bunga di seluruh Dunia.
Polanya sendiri mirip dengan gambar peta dengan warna bervariasi. Motifnya sendiri baik dalam guratan klasik maupun modern memiliki ornamen utama berupa pulau-pulau yang menyatu dan beraneka ragam dan warnanya pun berbeda-beda.