tirto.id - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Rahayu Saraswati Djojohadikusumo menyambut baik survei terbaru LSI Denny JA, yang menunjukkan elektabilitas Gerindra mengungguli PDIP. Dalam survei itu menyebutkan, elektabilitas Gerindra berada pada angka 19,5 persen, sedangkan PDIP membuntuti di angka 19,3 persen.
"Kalau menyambut baik, pasti menyambut baik, hasilnya baik, tapi, ya, semua survei kita apresiasi," kata Rahayu saat dihubungi Tirto, Rabu (20/12/2023).
Juru Bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran itu mengaku partainya tak akan terlena dengan hasil survei itu. Gerindra baru akan bernapas lega jika itu hasil pemungutan suara pada 14 Februari 2024 mendatang.
"Saat ini kita masih bekerja keras, saat ini sangat dinamis, jadi kita belum bisa mengambil kesimpulan yang terlalu final saat ini. Baru nanti 14 Februari baru kita bisa melihat hasilnya," ucap Rahayu.
Rahayu memandang, ada berbagai kombinasi yang membuat elektabilitas Gerindra melejit tajam, salah satunya kerja kader di lapangan. Artinya, kata dia, tidak hanya efek ekor jas dari Prabowo Subianto sebagai calon presiden semata.
"Mau itu adalah ekor jasnya Prabowo yang maju sekarang sebagai capres, mau itu dari kita yang memang adalah partai yang saat ini dekat dengan Pak Jokowi, dari segi Prabowo maksudnya, dari segi capres-cawapres maupun juga kerja keras kader. Jadi, kombinasi berbagai hal," tutur Rahayu.
Dihubungi terpisah, politikus PDIP Deddy Yevri Hanteru Sitorus menghargai survei LSI Denny JA itu. Namun, ia mengaku partainya memiliki survei sendiri.
"Kami hargai survei mereka kalau itu hasilnya seperti itu. Bagi kami, kami punya survei sendiri kami juga mendengar suara rakyat," kata Deddy saat dihubungi Tirto.
Deddy bahkan blak-blakan mempersilakan survei itu memasukan angka berapapun untuk PDIP. PDIP memilih ogah percaya dengan hasil survei lembaga itu.
"Silakan mau doa bikin angkanya berapa, kita enggak ada urusan," tutup Deddy Sitorus.
Sebelumnya, Direktur Citra Publik Indonesia (CPI) LSI Denny JA, Hanggoro Doso Pamungkas, keunggulan Partai Gerindra atas PDIP ini merupakan yang pertama sejak Pemilu Legislatif (Pileg) 2014.
"Ini sebuah hal baru, PDIP tak lagi mendominasi parlemen atau tidak lagi memenangkan (menguasai) kursi di Pileg 2024 mengalahkan partai-partai yang lainnya," kata Hanggoro dalam paparannya di akun YouTube LSI DENNY JA OFFICIAL, Selasa (19/12/2023).
Menurutnya, angka elektabilitas itu berpotensi membuat PDIP gagal menang secara berturut-turut pada Pileg 2024 mendatang. Namun, tambahnya, PDIP masih bisa mengungguli Gerindra sebab datanya masih bersifat dinamis.
"Artinya, ia (PDIP) gagal hattrick atau justru sebaliknya. Sebetulnya, data ini masih dinamis saudara-saudara sekalian," ucap Hanggoro.
Survei ini dilakukan pada periode 20 November-3 Desember 2023. Survei dilakukan dengan 1.200 responden dan metode multi-stage random sampling dilengkapi dengan riset kualitatif. Margin of error berada pada angka +/- 2,9 persen.
Penulis: Fransiskus Adryanto Pratama
Editor: Bayu Septianto