tirto.id -
Oleh sebab itu, Kementerian Agama mengimbau umat Islam di seluruh Indonesia untuk melaksanakan salat gerhana bulan (salat khusuf). Ia berharap umat Islam dapat menjadikan peristiwa ini sebagai refleksi spiritual sekaligus momentum doa bersama demi keamanan dan keselamatan bangsa.
“Gerhana bulan ini menjadi momentum untuk memperbanyak zikir, istigfar, dan doa bersama demi keamanan dan keselamatan bangsa,” ujar Abu Rokhmad dalam keterangannya, dikutip Minggu (7/9/2025).
Ia menambahkan bahwa momen ini juga dapat memperkuat ukhuwah dengan melaksanakan ibadah berjemaah, khususnya salat khusuf di masjid atau musala terdekat. Adapun salat gerhana dapat dimulai sejak fase sebagian.
“Umat Islam dapat mengambil hikmah sekaligus memperkuat ukhuwah dengan melaksanakan ibadah berjemaah, khususnya salat khusuf di masjid atau musala terdekat,” ujarnya.
Abu Rokhmad menjelaskan bahwa gerhana bulan akan dimulai dengan fase sebagian pada Minggu malam pukul 23.27 WIB, 00.27 WITA, dan 01.27 WIT. Fase total awal diperkirakan terjadi pada pukul 00.31 WIB, 01.31 WITA, dan 02.31 WIT. Puncak gerhana diperkirakan berlangsung pada pukul 01.11 WIB, 02.11 WITA, dan 03.11 WIT.
Gerhana kemudian berlanjut ke fase total akhir pada pukul 01.52 WIB, 02.52 WITA, dan 03.52 WIT. Seluruh rangkaian gerhana diperkirakan selesai pada pukul 02.56 WIB, 03.56 WITA, dan 04.56 WIT.
Melansir dari laman resmi Kementerian Agama, Syekh Nawawi al-Bantani dalam kitab Nihayatuz Zain (Beirut, Darul Kutubil Ilmiyah: 2002), halaman 108, menjelaskan bahwa hukum melaksanakan salat khusuf adalah sunnah muakkadah, yakni sunnah yang sangat dianjurkan. Pelaksanaannya pun tidak jauh berbeda dengan gerakan salat sunnah pada umumnya.
Salat gerhana memiliki tiga tingkatan:
- Tingkatan dasar: dua rakaat sebagaimana salat sunnah Zuhur.
- Tingkatan pertengahan: dua rakaat dengan dua kali rukuk dan dua kali sujud dalam setiap rakaat.
- Tingkatan sempurna: setelah membaca Surah Al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah panjang sesuai kemampuan, seperti Al-Baqarah, Ali Imran, An-Nisa, dan Al-Ma’idah atau yang seukuran itu. Rukuk dan sujud dilakukan sesuai panjang bacaan surah tersebut.
Penulis: Rahma Dwi Safitri
Editor: Intan Umbari Prihatin
Masuk tirto.id


































