Menuju konten utama

Gerakan #BersihkanIndonesia Dicatut, Melemahkan Advokasi di Sumbar

Pencatutan Gerakan #BersihkanIndonesia melalui selebaran yang berisi mendukung proyek PLTPB Gunung Talang Sumatera Barat melemahkan advokasi dengan warga.

Gerakan #BersihkanIndonesia Dicatut, Melemahkan Advokasi di Sumbar
Pekerja melakukan pengecekan instalasi sumur Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) PT Geo Dipa Energi di dataran tinggi Dieng, Batur, Banjarnegara, Rabu (4/4/2018). ANTARA FOTO/Anis Efizudin

tirto.id - Aliansi masyarakat sipil yang tergabung dalam Gerakan #BersihkanIndonesia menduga ada upaya memecah belah dan menimbulkan konflik antara pendamping dan warga sekitar.

Hal ini menyusul adanya sebaran flyer, booklet, hingga pamflet promosi energi panas bumi dalam proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Gunung Talang, Sumatra Barat yang mencatut gerakan dan seluruh anggota di dalamnya.

Ketua Bidang Jaringan dan Kampanye YLBHI, Arip Yogiawan menilai keberadaan flyer itu meresahkan masyarakat.

Sebab, kata dia, keberadaan flyer itu dianggap menimbulkan persepsi yang membingkai Gerakan #BersihkanIndonesia mendukung proyek tersebut.

"Pembuatan flyer ini seolah untuk memecah belah. Menimbulkan konflik antara pendamping dan masyarakat. Ditakutkan menghilangkan kepercayan masyarakat terhadap pendamping," ucap Arip dalam konferensi pers 'Klarifikasi Terbuka Gerakan #Bersihkan Indonesia' di Gedung YLBHI, Jumat (5/4/2019).

Hal berkaitan dengan upaya LBH Padang dan Walhi Sumbar yang sudah lama memberi pendampingan kepada warga.

Menurut catatan pendamping, proyek energi baru terbarukan (EBT) itu dikerjakan dengan melibatkan aparat kepolisian. Di antaranya, pada November 2017, sejumlah warga ditangkap polisi, karena diduga merusak mobil pengelola.

Kemudian, pada November 2018, Walhi Sumbar mendapati ada pengerahan dua unit mobil Korps Brimob ke lokasi pembangunan proyek.

Aktivis Jaringan Advokasi Tambang (Jatam), Ki Bagus Hadikusuma mengatakan, ada upaya untuk melemahkan pendampingan dan advokasi warga yang melindungi lahan pertanian dan lingkungannya dari penambangan melalui sebaran flyer.

Sebab, kata dia, dengan mencantumkan nama gerakan, mereka seolah dianggap setuju dan mendukung proyek itu padahal mereka tengah mengadvokasi masyarakat yang masih melakukan penolakan.

"Kami melihat ada upaya memelintir kampanye gerakan #BersihkanIndonesia yang mendorong pembenaran proyek-proyek yang diklaim bersih tapi mengancam sumber air dan ruang hidup," ucap Ki Bagus.

Baca juga artikel terkait YLBHI atau tulisan lainnya dari Vincent Fabian Thomas

tirto.id - Hard news
Reporter: Vincent Fabian Thomas
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Zakki Amali