Menuju konten utama

Gencatan Senjata Israel Palestina: Apa Artinya & Mengapa Terjadi?

Gencatan senjata adalah penghentian sementara, bagaimana itu terjadi di Israel dan Palestina?

Gencatan Senjata Israel Palestina: Apa Artinya & Mengapa Terjadi?
Seorang kameramen terjatuh saat seorang polisi Israel mengejarnya saat terjadi bentrokan dengan warga Palestina di halaman Masjid Al Aqsa, yang dikenal umat Muslim sebagai Al Haram Al Sarif dan oleh Yahudi disebut Bukit Bait Suci, di Kota Tua Yerusalem, Senin (10/5/2021). ANTARA FOTO/REUTERS/Ammar Awad/WSJ/djo

tirto.id - Israel dan Palestina menyetujui gencatan senjata di Jalur Gaza setelah 11 hari pertempuran. Persetujuan gencatan senjata ini dilakukan di tengah tekanan internasional untuk segera menghentikan konflik di antara keduanya.

Apa arti dari gencatan senjata? Menurut Cambridge Dictionary, gencatan senjata adalah kesepakatan, biasanya antara dua pihak, untuk berhenti berperang, memungkinkan diskusi tentang perdamaian.

an agreement, usually between two armies, to stop fighting in order to allow discussions about peace. Dilihat dari artinya, dalam konteks Israel-Palestina ini adalah kesepakatan untuk saling berhenti menyerang.

Konflik Israel dan Palestina ini telah menewaskan setidaknya 232 warga Palestina di Gaza dan 12 orang di Israel.

Kabinet keamanan Israel pada Kamis (20/5/2021) waktu setempat mengatakan pihaknya memberikan suara untuk mendukung gencatan senjata Gaza yang diusulkan oleh mediator Mesir.

Hamas, kelompok yang menguasai Gaza, dan kelompok bersenjata Palestinian Islamic Jihad (PIJ) mengkonfirmasi gencatan senjata dan gencatan senjata ini akan dimulai pada pukul 2 pagi pada hari Jumat (21/5/2021).

Perkembangan itu terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran global tentang pertumpahan darah di Palestina dan Israel.

Presiden AS Joe Biden mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan de-eskalasi, dan tawaran mediasi dari Mesir, Qatar dan PBB.

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi telah memerintahkan dua delegasi keamanan ke Israel dan wilayah Palestina yang dikuasai untuk menegakkan gencatan senjata, demikian dilansir Aljazeera.

Gencatan senjata akan mengakhiri pertempuran paling sengit sejak 2014, yang telah menyebabkan kerusakan luas di Gaza dan menghentikan rutinitas kehidupan sehari-hari di Israel.

Ali Barakeh, anggota biro hubungan Arab dan Islam Hamas, mengatakan kepada kantor berita The Associated Press bahwa deklarasi gencatan senjata tersebut merupakan kekalahan bagi Netanyahu dan "kemenangan bagi rakyat Palestina".

Sebelumnya pada hari Kamis, Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, dan Hamas serta PIJ dan sekutunya telah melanjutkan serangan roket setelah jeda delapan jam.

Pejabat kesehatan di Gaza mengatakan 232 warga Palestina, termasuk 65 anak-anak dan 39 wanita, tewas dan lebih dari 1.900 luka-luka sejak kekerasan meletus pada 10 Mei.

Israel mengatakan telah menewaskan sedikitnya 160 pejuang di Gaza, tanpa memberikan bukti. Hamas dan PIJ mengatakan setidaknya 20 pejuang mereka telah tewas.

Serangan dipicu oleh tindakan keras polisi Israel terhadap pengunjuk rasa Palestina di kompleks Masjid Al-Aqsa, Yerusalem Timur pada 10 Mei.

Konflik di Al-Aqsa menyusul ketegangan yang sudah berlangsung berminggu-minggu karena penggusuran paksa beberapa keluarga Palestina dari rumah mereka di Sheikh Jarrah.

Setelah Israel melewatkan tenggat waktu untuk menarik pasukannya dari Al-Aqsa, kelompok Palestina menembakkan beberapa roket ke arah Yerusalem untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun.

Tak lama kemudian, Israel melancarkan serangan udara ke sasaran Hamas di Gaza. Dan serangan terus berlanjut sejak saat itu, hingga persetujuan gencatan senjata dilakukan.

Baca juga artikel terkait KONFLIK ISRAEL PALESTINA atau tulisan lainnya dari Dipna Videlia Putsanra

tirto.id - Sosial budaya
Penulis: Dipna Videlia Putsanra
Editor: Agung DH