Menuju konten utama

Gejala Tumor Neuroendokrin yang Diderita Aktor Irrfan Khan

Sebelum meninggal dunia akibat infeksi usus besar, Irrfan Khan telah dinyatakan mengidap tumor neuroendokrin. Apa itu tumor neuroendokrin?

Gejala Tumor Neuroendokrin yang Diderita Aktor Irrfan Khan
Irrfan Khan saat berpose untuk mempromosikan film "Puzzle" selama Sundance Film Festival di Park City, Utah. Taylor Jewell / Invision / AP

tirto.id - Aktor asal India, Irrfan Khan meninggal di usia 53 tahun pada Rabu (29/4/2020). Sehari sebelum tutup usia, Irrfan sempat menjalani perawatan di rumah sakit Kokilaben, Mumbai, India, karena menderita infeksi usus besar.

Pada tahun 2018 lalu, aktor yang membintangi film Slumdog Millionaire (2008) itu, mengumumkan bahwa dirinya telah didiagnosis mengidap tumor neuroendokrin. Dalam sebuah pernyataan yang disampaikan oleh juru bicaranya, Irrfan mengatakan, "Saya percaya, saya telah menyerah."

Sejak dinyatakan mengidap tumor neuroendokrin, Irrfan berjuang melawan penyakitnya tersebut dan menjalani perawatan sepanjang 2019. Dia sempat merilis pesan video yang menggambarkan bagaimana perjuangannya melawan tumor.

Lantas, apa itu tumor neuroendokrin? Apa saja gejala penyakit ini?

Dikutip dari laman National Cancer Institute, neuroendocrine tumor atau tumor neuroendokrin merupakan kondisi tak normal dari sel neuroendokrin yang tersebar luas di seluruh tubuh seperti perut, usus dan paru-paru. Normalnya sel neuroendokrin atau NET menghasilkan hormon dalam tubuh manusia untuk mengendalikan pertumbuhan rambut, dorongan seks dan suasana hati.

Tumor neuroendokrin bisa bersifat ganas (kanker) maupun jinak. Jika menjadi tumor kanker atau bersifat ganas, berarti ia dapat tumbuh dan menyebar ke bagian lain dari tubuh. Sedangkan dalam kondisi jinak, tumor tersebut tumbuh tetapi tidak menyebar.

Tidak seperti tumor pada umumnya, tumor neuroendokrin berkembang lambat dan membutuhkan waktu selama bertahun-tahun. Seringkali tumor ini bisa menghilang atau mengecil usai mendapat perawatan berupa terapi.

Ada banyak jenis NET dan biasanya dinamai sesuai jenis sel tempatnya tumbuh atau hormon yang diproduksinya. Misalnya, tumor karsinoid yang biasa tubuh dalam sel-sel pada sistem pencernaan, seperti perut, usus kecil, usus buntu dan dubur.

Ada juga NET yang ditemukan di dalam paru-paru atau organ kecil yang berada di belakang tulang dada atau yang disebut timus. NET juga dapat berkembang biak di pankreas, ginjal, ovarium atau testis.

Merujuk laporan Webmd, penyebab pasti tumor neuroendokrin belum diketahui. Namun, seseorang bisa menderita tumor ini karena faktor turunan dari keluarga, seperti multi endokrin tipe neoplasia 1 (tumor di pankreas atau organ lain), neurofibromatosis tipe 1 (tumor di kelenjar adrenalin) dan sindrom Von Hippel-Lindau (tumor di bagian organ tertentu).

Penderita tumor neuroendokrin biasanya akan mengalami beberapa gejala. Pada tahap awal, NET biasanya tidak menimbulkan gejala berarti. Penyakit ini hanya bisa dideteksi menggunakan X-Ray atau operasi untuk kondisi lain.

Penderita tumor neuroendokrin akan merasakan gejala tergantung pada jenis tumor yang dimiliki dan organ tubuh tempatnya tumbuh. Namun, gejala umum yang dirasakan penderita NET adalah kelelahan, kehilangan nafsu makan dan penurunan berat badan tanpa diketahui penyebabnya.

Berikut sejumlah gejala tumor neuroendokrin, berdasarkan ukuran dan lokasi tumor tumbuh:

  • Muncul rasa nyeri secara terus-menerus di area tertentu
  • Timbul benjolan di bagian tubuh
  • Mual dan muntah
  • Batuk atau suara serak yang tidak kunjung hilang.
Gejala tumor neuroendokrin juga bisa dikenali melalui reaksi pada hormon, yang mengakibatkan hal-hal berikut:

  • Diare
  • Wajah memerah dan biasanya tanpa berkeringat
  • Hiperglikemia atau kadar gula darah terlalu tinggi
  • Hipoglikemia atau kadar gula darah terlalu rendah
  • Sakit pada tukak lambung
  • Munculnya ruam kulit
  • Rasa bingung
  • Merasa gelisah.
Penyakit ini bisa disembuhkan dengan berbagai macam pengobatan. Dokter bisa mengobati tumor neuroendokrin dengan operasi, radiasi, kemoterapi dan obat-obatan lain, tergantung pada jenis tumornya.

Baca juga artikel terkait TUMOR atau tulisan lainnya dari Ahmad Efendi

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ahmad Efendi
Penulis: Ahmad Efendi
Editor: Addi M Idhom