Menuju konten utama

Gejala Awal Stroke yang Harus Diwaspadai Menurut Dokter

Penderita stroke hanya punya waktu 3 - 4,5 jam untuk segera ditangani secara medis usai gejala stroke guna menghindari kematian atau kecacatan permanen.

Gejala Awal Stroke yang Harus Diwaspadai Menurut Dokter
Ilustrasi EEG. Getty Images/iStockphoto

tirto.id - Stroke adalah salah satu penyakit silent killer yang menyerang pembuluh darah otak. Stroke kerap tak diduga dan tiba-tiba saja penderitanya mendapati tanda-tanda klinis yang berkembang cepat. Tanda ini berupa defisit neurologik fokal dan global yang bisa bertambah berat.

Situs P2PTM Kemenkes menyebutkan, orang yang mengalami stroke bisa mendapati gejala klinis 24 jam atau lebih. Semakin terlambat ditolong, maka risiko kematiannya bertambah besar saat tanpa adanya penyebab lain yang jelas selain vaskular.

Stroke bisa terjadi dengan dua keadaan, yaitu pembuluh darah otak mengalami penyumbatan atau bisa pula akibat pecah. Efek langsungnya yaitu sebagian otak tidak memperoleh pasokan darah yang kaya oksigen. Risiko kekurangan pasokan ini memicu kematian sel atau jaringan.

Manfaat deteksi dini serangan stroke

Stroke perlu dikenali gejala yang muncul. Begitu gejala awal telah terlihat, penderita harus secepatnya mendapatkan pertolongan sehingga dapat pulih lebih baik. Periode emas penanganan stroke yaitu 3 hingga 4,5 jam setelah terjadinya serangan demi menurunkan risiko kematian dan kecacatan permanen.

Menurut Ketua Pokdi Gangguan Gerak Cabang Jakarta Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Seluruh Indonesia (PERDOSSI Jaya), dr. Dyah Tunjungsari, Sp.N(K), jika gejala-gejala stroke sudah tampak, maka dimungkinkan mulai terjadi pula kerusakan di sel saraf otak. Bahkan, kerusakan bisa meluas bila penanganannya terlambat.

"Sebab, 1,9 juta sel saraf di otak mengalami kerusakan tiap menit pada saat terjadi stroke," tutur Dyah seperti dikutip Antara.

Di samping itu, stroke kini telah menyerang orang-orang berusia di bawah 45 tahun. Beberapa kondisi yang menjadi risiko vaskular dari terjadinya stroke antara lain hipertensi, kolesterol tinggi, hingga kadar gula darah tinggi. Oleh sebab itu, jauhi faktor risiko tersebut untuk mencegah serangan stroke.

Perbaikan fungsional dari kecacatan yang dialami penderita stroke dapat berlangsung seumur hidup. Tiga bulan pertama pasca stroke umumnya pasien mengalami penurunan perbaikan gejala atau fase plateau.

Pemulihannya dilakukan salah satunya melalui Transcranial Magnetic Stimulation (TMS) yang menyetimulasi sel saraf otak agar bisa aktif dan memperbaiki kualitas hidup pasien.

Gejala stroke

Gejala yang menjadi tanda klinis seseorang mengalami serangan stroke ada beberapa bentuk. Mengutip Mayo Clinic, berikut gejala yang mudah dikenali:

1. Kesulitan berbicara dan memahami perkataan orang lain

2. Kelumpuhan atau mati rasa pada wajah, lengan atau kaki. Mati rasa terjadi tiba-tiba dan seringnya hanya memengaruhi pada salah satu sisi tubuh. Jika mengangkat tangan secara bersamaan, orang yang terkena stoke pada salah satu lengannya akan segera jatuh

3. Penglihatan kabur atau menghitam pada satu atau kedua mata. Penderita bisa pula melihat objek pandangan tampak ganda.

4. Sakit kepala tiba-tiba yang tidak tertahankan nyerinya. Kemungkinan pula disertai muntah, pusing, atau tingkat kesadaran yang berubah.

5. Kesulitan berjalan karena hilangnya keseimbangan dan mudah tersandung. Penderita juga dimungkinkan mengalami pusing mendadak atau kehilangan koordinasi.

6. Bibir menjadi tidak simetris, tiba-tiba cedal, dan kesulitan untuk tersenyum secara wajar.

Baca juga artikel terkait LIFESTYLE atau tulisan lainnya dari Ilham Choirul Anwar

tirto.id - Kesehatan
Kontributor: Ilham Choirul Anwar
Penulis: Ilham Choirul Anwar
Editor: Nur Hidayah Perwitasari