tirto.id - Gas air mata sering digunakan oleh polisi dalam memukul mundur atau membubarkan massa. Gas ini terbuat dari senyawa kimia dengan komposisi tertentu yang dapat menimbulkan berbagai gejala iritasi hingga sesak napas.
Baru-baru ini gas air mata digunakan dalam kerusuhan suporter di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang. Akibatnya, banyak suporter yang pergi keluar ke satu titik pintu keluar dan terjadi penumpukan.
"Karena gas air mata itu, mereka pergi keluar ke satu titik, di pintu keluar. Kemudian terjadi penumpukan dan dalam proses penumpukan itu terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen," katanya dalam jumpa pers di Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (2/10/2022).
Menurut Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta gas air mata dilepaskan oleh petugas karena adanya tindakan anarkis dari suporter yang membahayakan keselamatan para pemain dan ofisial. Sejauh ini, sudah ada lebih dari 120 korban jiwa yang dilaporkan dengan 2 diantaranya adalah petugas kepolisian.
Gas Air Mata Terbuat dari Apa?
Gas air mata dikenal pertama kali dalam perang kimia yang terjadi selama masa Perang Dunia I. Gas ini digunakan sebagai senjata untuk melumpuhkan musuh tanpa menggunakan kekuatan yang mematikan.
Melansir Britannica, bahan utama yang digunakan untuk membuat gas air mata adalah senyawa halogen organik sintetis. Senyawa ini bukan gas sejati, melainkan berupa cairan atau padatan yang bisa menjadi gas saat terkena udara ketika disemprot atau diledakkan dengan granat.
Berikut beberapa jenis bahan yang digunakan dalam gas air mata:
1. Chloroacetophenone (CN)
Salah satu jenis bahan yang paling banyak digunakan untuk membuat gas air mata adalah chloroacetophenone (CN). CN merupakan komponen utama dari agen aerosol Mace. Menurut Britannica, gas CN bekerja dengan cara mengiritasi mata
2. O-chlorobenzylidene malononitrile (CS)
Selain zat CN, dikenal pula senyawa o - chlorobenzylidenemalononitrile (CS) yang juga sering digunakan sebagai bahan utama membuat gas air mata. Berbeda dengan CN, senyawa CS memiliki efek iritasi yang lebih kuat.
Selain mengiritasi mata, CS dapat menimbulkan sensasi terbakar pada saluran pernapasan dan kulit. Kendati demikian, efek dari gas ini cepat hilang, yaitu sekitar 5 hingga 10 menit setelah menghirup udara segar.
3. Oleoresin capsicum (OC)
Bahan lain yang juga dapat dimanfaatkan untuk membuat gas air mata Oleoresin capsicum (OC). OC merupakan senyawa aktif yang juga digunakan dalam semprotan merica (pepper spray). Senyawa ini adalah senyawa yang sama yang terdapat pada paprika merah.
Menurut Handbook of Toxicology of Chemical Warfare Agents (2015) OC adalah turunan resin dari senyawa capsium atau senyawa yang biasa ditemui pada cabai. Efek terkena senyawa ini dapat menyebabkan iritasi kulit, hidung, mata, dan paru-paru.
4. Bromoacetone
Senyawa bromoacetone merupakan salah satu bahan yang biasa terkandung dalam gas air mata. Dikutip dari National Library of Medicine (NIH) senyawa berbentuk cairan bening tanpa warna dan dapat berubah menjadi ungu ketika terurai di udara.
Paparan bromoacetone konsentrasi rendah dapat menyebabkan iritasi mata. Namun, senyawa ini sangat beracun saat terhirup dan apabila terkena kulit dapat menyebabkan luka bakar.
5. α-bromobenzyl cyanide
Senyawa α-bromobenzyl cyanide adalah salah satu agen yang digunakan dalam gas air mata. Berdasarkan dokumen Hazardous Substance Fact Sheet (2004) paparan senyawa ini dapat menyebabkan masalah serius pada kulit dan mata.
Beberapa efek samping dari keracunan α-bromobenzyl cyanide adalah pusing, lemas, detak jantung tidak beraturan, hingga kesulitan bernapas. Paparan berlebihan senyawa ini dapat menyebabkan kematian.
Komposisi Gas Air Mata
Selain terdiri dari senyawa halogen organik sintetis, komposisi gas air mata umumnya mengandung bahan lain agar senjata tersebut dapat digunakan secara efektif. Mengutip Compound Chem, pembuatan gas air mata biasanya disertai dengan bahan pembakar dan dilengkapi dengan tabung yang mudah terbakar.
Tabung gas air mata umumnya berisi campuran starter. Selain bahan kimia utama, terdapat arang yang dapat terbakar ketika tabung dinyalakan. Ini dilakukan agar senyawa gas air mata dapat teroksidasi dan aktif saat digunakan.
Bahan pembakaran yang biasa digunakan adalah potasium nitrat, sukrosa (gula), dan kalium klorat. Potasium nitrat berfungsi untuk membantu arang terbakar lebih cepat dan sukrosa digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan, kalium klorat digunakan untuk menjaga reaksi gas air mata tetap awet.
Kalium klorat sendiri dapat berubah menjadi kalium klorida ketika aktif, sehingga menghasilkan asap yang tebal. Asap inilah yang menyebarkan senyawa gas air mata di udara dan area-area sekitarnya.
Editor: Yantina Debora