Menuju konten utama
Kesehatan Pria

Gangguan Kecemasan pada Pria: Gejala, Gaya Koping & Pengobatannya

Gangguan kecemasan pada pria berbeda dengan wanita, mulai dari gaya mengatasi, hingga perilaku mencari pengobatan.

Gangguan Kecemasan pada Pria: Gejala, Gaya Koping & Pengobatannya
Ilustrasi gangguan kecemasan. FOTO/REUTERS

tirto.id - Gangguan kecemasan adalah salah satu kondisi kesehatan mental yang paling umum terjadi di seluruh dunia.

Umumnya, gangguan kecemasan cenderung lebih banyak dialami oleh perempuan dibanding laki-laki, namun kaum tidak menutup kemungkinan masih banyak kaum pria yang terpengaruh secara lebih luas.

Karena faktor sosial dan biologis yang berbeda dari wanita, maka penanganan gangguan kecemasan pada pria pun berbeda, mulai dari gaya mengatasi, hingga perilaku mencari pengobatan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menuliskan, gangguan kecemasan ditandai dengan ketakutan dan kekhawatiran yang berlebihan, serta gangguan perilaku, di antaranya termasuk:

  • Gangguan kecemasan umum
  • Gangguan panik
  • Gangguan kecemasan sosial
  • Gangguan kecemasan perpisahan
  • Perasaan tertekan
  • Gangguan obsesif-kompulsif (OCD)
  • Gangguan stres pascatrauma (PTSD)
  • Gangguan depresi mayor
  • Gangguan depresi persisten.
Pada tahun 2019, data dari Golden Burden of Disease (GBD) melaporkan, 301 juta orang di seluruh dunia hidup dengan gangguan kecemasan, termasuk 58 juta anak-anak dan remaja.

Perkiraan menyebutkan bahwa wanita lebih terpengaruh daripada pria; 23,4% wanita mengalami kecemasan pada tahun tertentu di Amerika Serikat, dan hal yang sama berlaku untuk 14,3% pria.

Meskipun umum pada pria, gangguan kecemasan sebagian besar telah diabaikan dalam literatur kesehatan mental pria, yang berarti hanya ada sedikit penelitian berkualitas tinggi tentang masalah ini, demikian seperti diwartakan Medical News Today.

Gejala Gangguan Kecemasan pada Pria

Sebuah tinjauan tahun 2021 dari 25 studi yang menyelidiki kecemasan di antara kaum laki-laki menemukan bahwa gejala kecemasan berbeda antara pria dan wanita.

Para peneliti menemukan bahwa pria melaporkan peningkatan keparahan kecemasan dan lebih mungkin untuk melaporkan gejala fisik seperti sakit kepala, kehilangan nafsu makan, dan tremor tubuh.

Di samping itu, juga merasakan sensasi kehilangan kendali bila dibandingkan dengan wanita pada usia yang sama.

Mereka juga menemukan bahwa kecemasan di kalangan pria cenderung berpusat pada perasaan kurangnya kontrol dan persepsi "menjadi orang gagal" jika tidak dapat memperoleh kembali kendali atas keadaan cemas.

Pria juga sering menggambarkan gejala mereka dengan bayangan kecemasan yang "bertahan, selalu ada, dan terkadang terjadi seumur hidup."

Sementara kecemasan ringan telah dikaitkan dengan kinerja kognitif yang lebih baik, kecemasan parah telah dikaitkan dengan penurunan fungsi kognitif.

Penelitian lain menunjukkan bahwa gangguan kecemasan terkait dengan kualitas hidup yang lebih rendah dan penurunan fungsi sosial.

Gaya Koping

Gaya koping adalah mekanisme atau strategi yang bisa dilakukan dalam menghadapi situasi yang menyebabkan stres atau trauma psikologis.

Penelitian menemukan, terdapat perbedaan dalam strategi pengaturan emosi pria dan wanita.

Dengan demikian, ini menunjukkan bahwa beberapa pria kemungkinan cenderung lebih sering kembali ke koping berbasis masalah, sementara beberapa wanita umumnya memilih strategi koping yang lebih menghindar, seperti mencari dukungan emosional.

Meskipun strategi koping berbasis masalah mungkin efektif dalam situasi yang dapat dikontrol atau disesuaikan, strategi tersebut mungkin berantakan jika kondisi ini tidak terpenuhi.

Pada titik ini, pria lebih mungkin daripada wanita untuk "mengobati diri sendiri" sebagai bentuk perilaku penghindaran.

“Seringkali pria dapat menggunakan alkohol, tembakau, dan obat-obatan non-resep dan resep lainnya untuk mengurangi atau mengontrol pengalaman dan gejala kecemasan,” kata Dr. Derek M. Griffith, pendiri dan direktur Center for Men's Health Equity.

Menurut Griffith, pria mungkin membayangkan skenario terburuk dan beralasan bahwa lebih bijaksana bagi mereka untuk menghindari situasi karena skenario itu mungkin terjadi.

Alasan lain mengapa pria lebih banyak menggunakan koping berbasis masalah daripada wanita, karena cara atau ajaran anak laki-laki dan perempuan dalam mengelola keadaan emosional biasanya berbeda.

Wanita umumnya disosialisasikan untuk fokus pada keadaan emosional lebih sering daripada pria dan bahwa pria lebih disosialisasikan untuk fokus pada pemecahan masalah dan mendapatkan kendali atas emosi negatif mereka.

Pengobatan Gangguan Kecemasan pada Pria

Secara umum,dari sudut pandang proaktif, pria dapat melihat untuk menumbuhkan ketahanan emosional dengan bekerja untuk berkomunikasi dan mengekspresikan emosi secara sehat, mengelola tingkat stres, dan meningkatkan harga diri mereka.

Membangun hubungan yang sehat, memberi lebih banyak ruang untuk berekspresi, fokus pada dasar-dasar makan yang baik, tidur yang optimal, dan aktif menggerakkan tubuh, juga dapat memberikan keseimbangan emosional untuk meningkatkan perawatan diri dan kasih sayang pada penderita.

“Mengingat beberapa stigma yang ada seputar kesehatan mental, beberapa orang mungkin berpegang pada keyakinan bahwa meminta bantuan atau memiliki gangguan kecemasan itu lemah atau percaya bahwa psikoterapi tidak akan membantu,” kata Danielle Cooper, asisten profesor psikiatri klinis di University of Pennsylvania.

“Padahal orang mungkin mendapat manfaat dari belajar bahwa kecemasan itu sendiri adaptif dan dapat membantu, seperti untuk meningkatkan kinerja atau memotivasi perilaku," imbuhnya.

Dia menjelaskan, ketika kecemasan menjadi kurang membantu dan lebih mengganggu, mencari pengobatan adalah penting. Gangguan kecemasan sering dipertahankan, sebagian, dengan penghindaran.

"Dibutuhkan banyak kekuatan dan keberanian untuk menghadapi ketakutan, bukan kelemahan," tukasnya.

Baca juga artikel terkait GANGGUAN KECEMASAN atau tulisan lainnya dari Dhita Koesno

tirto.id - Kesehatan
Penulis: Dhita Koesno
Editor: Yantina Debora