Menuju konten utama

Galau Pilih Makanan: Fenomena Menu Anxiety di Kalangan Gen Z

Gen Z mudah cemas saat memilih menu makanan di restoran. Adakah kaitannya dengan pengaruh media sosial dan cara pandang Gen Z terhadap dunia?

Galau Pilih Makanan: Fenomena Menu Anxiety di Kalangan Gen Z
Header Diajeng Gen Z Bingung Pilih Menu Makanan. tirto.id/Quita

tirto.id - Meskipun terdengar sepele, menentukan makanan yang akan disantap ternyata bisa menjadi problem tersendiri.

Saking peliknya, beberapa orang perlu menghabiskan waktu lebih lama sekadar untuk membolak-balik buku menu di restoran atau scrolling aplikasi layanan pemesanan makanan sebelum akhirnya dapat memutuskan makanan yang akan disantap.

Apa kamu juga pernah pada posisi begitu?

Apa yang mungkin kamu atau orang-orang di sekitarmu alami ini disebut dengan menu anxiety—perasaan cemas saat menghadapi menu makanan.

Menu anxiety acap kali berangkat dari kekhawatiran akan harga makanan yang selangit, kesulitan menemukan menu yang menarik, atau cemas akan menyesali pilihan menu setelah memesannya.

Menariknya, sebuah riset menyebutkan bahwa kecemasan ini ternyata mayoritas melanda anak muda, terutama Gen Z.

Menurut penelitian jaringan restoran Inggris, Prezzo, yang diberitakan pada 2023, sebagian anak muda terutama dari angkatan Generasi Z—berusia 18 hingga 24 tahun—mengalami menu anxiety saat jajan makanan di luar.

Penelitian terhadap 2.000 partisipan ini mengemukakan bahwa 87 persen responden Gen Z mengalami stres terkait menu, dibandingkan dengan 67 persen seluruh peserta survei.

Fenomena tersebut tak hanya ditemui di Inggris.

Masih pada 2023, riset serupa di Amerika Serikat mengungkap tiga dari 10 orang mengalami kecemasan saat memilih menu makanan. Gen Z menunjukkan lebih banyak kegelisahan tersebut dibandingkan dengan generasi lebih tua.

Survei yang juga dilakukan terhadap 2.000 responden oleh OnePoll itu menemukan lebih dari 40 persen Gen Z dan Milenial (usia 18-43) mengaku mengalami menu anxiety, sedangkan pada Gen X dan Baby Boomer (usia 44-77) hanya 15 persen.

Meski disebut bermula dari kekhawatiran harga, ada beberapa hal lain yang memicu timbulnya kecemasan tersebut. Salah satunya adalah terlalu banyak pilihan makanan yang tercantum pada menu.

diajeng Gen Z Menu Anxiety

diajeng Gen Z Menu Anxiety. (FOTO/iStockphoto)

Menurut studi yang terbit di jurnal Foods (2018), kompleksitas menu dapat menyebabkan kebingungan dan kelelahan dalam mengambil keputusan yang dapat berdampak negatif pada pengalaman bersantap seseorang secara keseluruhan.

Kebingungan dalam menentukan pilihan makanan ini erat kaitannya dengan pengaruh media sosial yang mustahil dilepaskan dari keseharian Gen Z.

Bagaimana dengan di Indonesia?

Berdasarkan riset oleh IDN Research Institute dan Populix pada 2022, mayoritas Gen Z di Indonesia menghabiskan lebih dari satu jam hingga tiga jam setiap hari untuk mengakses aplikasi media sosial.

Maka dari itu, masuk akal apabila data internal Google tahun lalu menyebutkan, media sosial punya peran penting bagi Gen Z dalam hal menentukan pilihan bersantap mereka.

Data itu membeberkan, hampir 40 persen Gen Z lebih suka berburu informasi di Instagram dan TikTok, daripada Google atau Google Maps.

Gen Z kemungkinan besar juga akan memilih makan di restoran yang dipromosikan oleh influencer di media sosial dan ingin makanan mereka terlihat Instagrammable.

Urusan makan bisa jadi bukan lagi soal memenuhi kebutuhan dasar, melainkan juga soal validitas, status, dan eksistensi.

Sementara itu, bagi Gen Z lainnya, pemicu kecemasan bisa jadi karena kesulitan memahami menu lantaran bahan-bahannya yang asing atau deskripsinya membingungkan.

Belum lagi masih ada tekanan untuk membuat pilihan yang tepat, baik untuk mengesankan orang yang diajak makan bersama atau agar tidak menyesali pilihan di kemudian hari.

Selain itu, termasuk kecemasan yang muncul karena ketakutan nyata sebagian orang atas bahan-bahan tersembunyi yang memicu alergi makanan atau bertentangan dengan pantangan.

Terkait menu anxiety, Gabriel Rubin, dosen studi keadilan di Montclair State University, punya pendapat lain mengenai apa yang jadi penyebabnya.

Rubin baru-baru ini merilis hasil penelitian bahwa Gen Z lebih takut terhadap dunia dibandingkan generasi sebelumnya.

Rubin menjelaskan, banyak Gen Z yang ia pelajari mengalami kesulitan bersosialisasi dalam kondisi dunia nyata.

"Merekalah masyarakat digital sesungguhnya. Covid-19 dan faktor lainnya, membuat Gen Z makin kehilangan keterampilan sosial yang penting saat bertatap muka," kata Rubin.

"Banyak Gen Z yang cemas dan mengalami kesulitan di ruang sosial nondigital, bahkan aktivitas sederhana seperti memesan makanan terkadang menjadi hal yang harus dihindari," imbuh Rubin.

Meningkatnya tingkat kecemasan pada Gen Z ini akhirnya tak hanya berdampak pada pengalaman bersantap mereka, melainkan juga bakal memengaruh berbagai aspek kehidupan.

Misalnya, beberapa pelanggan Gen Z di riset yang dilakuan Prezzo bahkan mengambil tindakan yang tergolong ‘ekstrem’.

Hampir 40 persen Gen Z di studi itu mengatakan, mereka tidak akan pergi makan malam apabila tidak memeriksa menunya terlebih dahulu.

Sedangkan sepertiga Gen Z di survei yang sama malah menyuruh orang lain untuk memesankan makanan karena kecemasan tersebut.

"Kebanyakan orang menantikan momen makan di luar misalnya saat liburan. Akan tetapi, makan di luar malah membuat stres bagi sebagian orang," kata Dean Challenger, CEO Prezzo.

diajeng Gen Z Menu Anxiety

diajeng Gen Z Menu Anxiety. (FOTO/iStockphoto)

Nah, apabila kamu terserang menu anxiety, bagaimana sebaiknya menyiasatinya?

Amit Kumar, asisten profesor pemasaran dan psikologi di University of Texas, Austin membagikan beberapa tips untuk membantu mengatasi kegalauan tersebut.

Langkah pertama adalah ambil waktu dan tak perlu terburu-buru untuk menentukan menu yang akan dipilih.

"Ingat, tidak ada tenggat waktu nyata untuk mengambil keputusan," kata Kumar.

Lalu, untuk mempermudah lagi, persempit pilihanmu dengan menentukan kategori atau jenis hidangan yang kamu sukai. Atau, kamu juga bisa mencoba menu spesial untuk meminimalkan jumlah pilihan.

Jika masih mengalami kebingungan, pertimbangkan dan jangan sungkan untuk meminta rekomendasi dari server.

Yang lebih penting lagi, Kumar menyebut untuk mengingatkan diri sendiri bahwa ini hanya sekedar memilih menu makan dan bukan membuat keputusan besar dalam hidup. Jangan takut untuk membuat pilihan menu yang kurang sempurna.

Jadi, mari singkirkan sejenak kecemasan itu dan coba untuk nikmati pengalaman mencicip dan menikmati berbagai rasa makanan yang sudah terhidang di meja bersama orang-orang terkasih.

Selamat makan!

Baca juga artikel terkait DIAJENG PEREMPUAN atau tulisan lainnya dari MN Yunita

tirto.id - Diajeng
Kontributor: MN Yunita
Penulis: MN Yunita
Editor: Sekar Kinasih