tirto.id - Franck Ribery merupakan salah satu pesepakbola muslim Perancis di samping nama beken lainnya macam Zinedine Zidane, Samir Nasri, Paul Pogba, atau Nicolas Anelka. Winger kawakan Fiorentina ini mengaku menemukan Islam saat mencari kedamaian.
''Saya menjalani karier yang berat. Saya kemudian berketetapan hati untuk menemukan kedamaian. Akhirnya, saya menemukan Islam,'' ungkap Ribery kepada majalah Le Paris Match, dikutip Republika edisi 13 Mei 2012.
Pesepakbola yang tenar bersama Bayern Munchen dan meraih gelar pemain terbaik Eropa pada 2013 ini adalah orang asli Perancis. Ia dilahirkan dengan nama Franck Henry Pierre Ribery pada 7 April 1983 di Boulogne-sur-Mer.
Ribery berasal dari keluarga Kristiani yang hidup sederhana. Ayahnya seorang tukang bangunan, dan Ribery kerap ikut membantu sebelum menjadi pesepakbola.
Saat berusia sekira 2 tahun, Ribery mengalami kecelakaan yang menyisakan bekas luka di wajahnya dan masih terlihat hingga saat ini.
Lebih Kuat Berkat Islam
Karier sepak bola profesional Ribery berawal pada tahun 2000 saat bermain untuk klub Divisi 3 Liga Perancis, US Boulogne. Ia menjalani debut di kompetisi strata tertinggi Perancis Ligue 1 pada 2004 saat bergabung dengan FC Metz.
Setahun kemudian, Ribery hijrah ke Turki untuk membela salah satu klub papan atas asal Istambul, Galatasaray. Beberapa sumber menyebutkan bahwa Ribery mulai mengenal tentang Islam dan akhirnya menjadi mualaf saat bermain di Liga Turki.
Namun, ada pula yang meyakini bahwa Ribery sejak awal sudah memiliki ketertarikan terhadap Islam. Ia mengenal Islam dari sang kekasih yang akhirnya menjadi istrinya, Wahiba Belhami, seorang perempuan Perancis muslim keturunan Aljazair.
Ribery dan Wahiba menikah pada 2006. Saat itu Ribery sudah kembali ke Perancis untuk bermain di Ligue 1 bersama klub Olympique Marseille.
Kabar tentang pilihan keyakinan Ribery awalnya diungkapkan oleh salah satu media lokal Perancis yang menyebutkan ada seorang pemain nasional yang rutin beribadah di sebuah masjid sebelah selatan Marseille.
Meski kabar tersebut tak menyebutkan dengan jelas tentang identitas sang pemain, namun opini publik langsung tertuju kepada Franck Ribery.
Ribery memang enggan mengemukakan secara terang-terangan tentang keyakinan barunya. Pemain yang dikenal memiliki kemampuan dribling yang bagus ini berprinsip bahwa agama dan keyakinan adalah ranah pribadi yang tak perlu publikasi.
“Agama adalah hal pribadi saya. Saya seorang mukmin karena saya masuk Islam," kata Ribery dikutip dari Sportszion.
"Saya pikir, saya menjadi lebih kuat secara mental dan fisik. Agama tidak mengubah kepribadian saya atau persepsi saya tentang dunia. Saya berdoa lima kali sehari, saya melakukannya karena saya merasa lebih baik setelahnya," lanjutnya.
Muslim Taat dan Kasus 2010
Ribery yang diketahui memiliki nama muslim Bilal Yusuf Mohamed berpegang dengan ajaran Islam yang melarangnya bersinggungan dengan minuman keras.
Saat Bayern Munchen juara Bundesliga 2012/2013, Ribery enggan mengikuti tradisi perayaan klub dengan berpesta bir. Ia sempat marah ketika Jerome Boateng menyiramnya dengan minuman beralkohol itu.
Meski demikian, Ribery bukanlah manusia tanpa cela. Pada 2010 ia pernah terseret kontroversi lantaran terlibat skandal seks dengan seorang perempuan panggilan berusia 17 tahun bernama Zahia Dehar.
“Aku adalah hadiah ulang tahun Ribery. Franck mendekatiku di sebuah klub Paris. Dia menyewa dan menerbangkanku ke Munich untuk merayakan ulang tahunnya yang ke-26,” beber Dehar kepada The Telegraphpada 29 April 2010.
Ribery saat ini bermain untuk Fiorentina di Italia. Pemilik 81 caps bersama Timnas Perancis ini hengkang dari Bayern Munchen pada 2019 yang diperkuatnya sejak tahun 2007.
Ia dikenal taat sebagai seorang muslim. Ribery menjalankan salat dengan disiplin, juga kerap terlihat berdoa saat hendak memulai pertandingan.
Ayah empat anak ini tetap berusaha menunaikan puasa Ramadan, termasuk pada tahun ini.
“Untuk semua saudara muslim saya, semoga mendapat berkat Ramadhan seluruh dunia. #Alhamdulilah,” tulis Ribery lewat akun Instagram pribadinya, @franckribery7, pada Jumat (24/4/2020).
Penulis: Oryza Aditama
Editor: Iswara N Raditya