tirto.id - Pengangguran merupakan salah satu permasalahan utama dalam ketenagakerjaan di Indonesia, apa saja faktor penyebabnya?
Tinggi atau rendahnya tingkat pengangguran di suatu negara bisa menjadi tolok ukur bagi kemakmuran negara tersebut.
Jika pertumbuhan tenaga kerja tidak diimbangi dengan meningkatnya jumlah usaha atau lapangan pekerjaan maka akan meningkatkan jumlah pengangguran. Hal ini bisa diatasi dengan meningkatkan penyerapan angkatan kerja.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Modul Ekonomi SMA Kemdikbud, pada Februari 2020 jumlah pengangguran di Indonesia bertambah menjadi 6,88 juta orang yang merupakan peningkatan sebesar 60 ribu orang dari data tahun sebelumnya.
Pengangguran sendiri merupakan penduduk yang tidak bekerja tapi sedang mencari pekerjaan atau mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima bekerja/mempunyai pekerjaan tetapi belu mulai bekerja.
Pengangguran terbagi menjadi dua macam, yaitu pengangguran terbuka dan pengangguran terselubung.
Pengangguran terbuka meliputi semua angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan baik mencari pekerjaan untuk pertama kali atau yang pernah bekerja sebelumnya.
Sementara pengangguran terselubung adalah pekerja yang bekerja dengan jam kerja rendah (di bawah sepertiga jam kerja normal atau kurang dari 35 jam per minggu), namun masih mau menerima pekerjaan.
Faktor Penyebab Pengangguran
Angka pengangguran dapat dihitung dengan membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja. Dilansir dari buku Kependudukan dan Ketenagakerjaandari IPDN, berikut ini adalah beberapa penyebab pengangguran.
1. Turunnya Output dan Pengeluaran Total
Jika output dan pengeluaran total menurun, maka permintaan terhadap tenaga kerja juga ikut menurun yang menyebabkan meningkatnya angka pengangguran.
Menurunnya output dan pengeluaran dapat terjadi ketika kemampuan ekonomi sebuah negara lebih rendah dari kemampuan yang seharusnya dicapai.
Hal ini biasanya terjadi ketika siklus perekonomian sedang menurun dan banyak orang yang terpaksa menganggur karena banyaknya orang yang ingin bekerja tidak sebanding dengan pekerjaan yang tersedia.
2. Tidak Sebandingnya Penawaran dengan Permintaan Pekerja
Penyebab paling umum dari pengangguran adalah tingginya penawaran pekerja namun permintaan terhadap pekerjaan itu sendiri rendah sehingga tidak mampu menyesuaikan.
Contohnya ketika terjadi perubahan dari struktur agraris ke struktur industri, permintaan tenaga kerja pun berubah menyesuaikan kebutuhan dan hal tersebut menyebabkan meningkatnya angka pengangguran karena tenaga kerja yang tidak sanggup memenuhi kebutuhan tersebut.
3. Waktu yang Dibutuhkan untuk Mencari Pekerjaan
Setiap pencari pekerja memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda. Hal ini menyebabkan adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan setiap orang dalam mendapatkan perkejaan.
4. Perubahan Teknologi
Perubahan teknologi yang selalu mengikuti zaman menuntut para tenaga kerja untuk bisa menyesuaikan kemampuan mereka terhadap perubahan tersebut.
Perkembangan teknologi yang semakin bergantung pada mesin juga menyebabkan berkurangnya tenaga kerja untuk manusia sehingga lapangan kerja berkurang dan menyebabkan angka penganggguran tinggi.
Ketiadaan pendapatan akibat dari pengangguran ini menyebabkan orang-orang yang menganggur harus mengurangi pengeluaran dan konsumsi mereka. Hal tersebut menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara. Dalam jangka panjang, dampak dari pengangguran yang tinggi adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita dari suatu negara.
Dilansir dari laman Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, salah satu upaya untuk menyiapkan kualifikasi tenaga kerja adalah dengan program-program pelatihan kerja.
Pelatihan kerja ini harus didukung oleh sumber daya pelatihan yang memadai dari segi kualitas dan kuantitasnya yaitu dari program pelatihan, sumber daya manusia, infrastruktur, sarana prasarana, bahan pelatihan, manajemen, dan anggaran atau dana.
Penulis: Muhammad Iqbal Iskandar
Editor: Yulaika Ramadhani