Menuju konten utama

Fakta-fakta Kekejaman Boko Haram: Bunuh 37 Nelayan di Nigeria

Berikut adalah fakta-fakta Boko Haram membunuh 37 nelayan di Nigeria Utara.

Fakta-fakta Kekejaman Boko Haram: Bunuh 37 Nelayan di Nigeria
Ilustrasi Mayat. foto/Istockphoto

tirto.id - Kelompok ekstremis Islam, Boko Haram, bersama cabangnya Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP), melancarkan serangan mendadak ke wilayah Borno, negara bagian timur laut Nigeria. Peristiwa itu menewaskan sekitar 37 nelayan pada Rabu, 8 Maret 2023.

Diberitakan Africa News, Boko Haram kerap menargetkan penduduk setempat dengan tujuan mencuri, sekaligus menuduh penduduk tersebut menjadi mata-mata militer atau milisi yang memerangi kelompok mereka.

Dalam melancarkan aksinya, kelompok Boko Haram dibantu oleh selusin pejuang “jihadis” lainnya untuk menembak para nelayan di luar desa Guggo, 18 kilometer dari kota Dikwa.

“Kami telah menemukan 37 mayat tadi malam di sepanjang tepi sungai dan semak-semak terdekat. Angka itu tidak lengkap dan pencarian lebih banyak jenazah sedang berlangsung di semak-semak sekitar,” kata pemimpin milisi Babakura Kolo kepada AFP.

Nigeria yang menjadi negara terpadat di Afrika dan ekonomi terbesar itu, terus bergulat dengan aksi pemberontakan selama belasan tahun sejak tahun 2009 di timur laut, yang digencarkan oleh kelompok ekstremis Islam Boko Haram dan ISWAP, dengan tujuan untuk menegakkan hukum syariah dan menghentikan pendidikan Barat.

Fakta-Fakta Boko Haram Bunuh 37 Nelayan di Nigeria

Menurut anggota milisi kedua Umar Ari, Boko Haram melancarkan serangan pada saat para nelayan tengah memilah hasil tangkapan di tepi sungai. Beberapa nelayan lainnya ada yang selamat karena berhasil melarikan diri.

“Para teroris mengejar para nelayan yang berusaha melarikan diri, menembak mati mereka, tetapi tiga berhasil melarikan diri dan memberitahu Dikwa tentang seragam itu,” ungkap Umar Ari.

Di Nigeria sendiri, aksi teroris banyak dilakukan oleh ekstremis dan telah berlangsung sejak tahun 2009. Sejauh ini, menurut laporan PBB, sekitar 40.000 orang tewas dan dua juta lebih lainnya mengungsi.

Menurut laporan AP News, aksi pemberontakan sejak tahun 2009 itu telah menewaskan lebih dari 35.000 orang dan lebih dari 2 juta orang mengungsi.

Aksi pemberontakan Boko Haram itu terjadi setelah memperingatkan penduduk setempat agar menjauhi sungai di Desa Mukdolo yang dekat hutan Sambisa, tempat persembunyian bagi para militan.

“Orang-orang Boko Haram mengatakan mereka sekarang memiliki sungai, dan tidak ada penduduk desa yang diizinkan menangkap ikan di sana kecuali anggota mereka,” ungkap Abbad Modu, satuan keamanan lokal di Borno.

Seperti dilaporkan aa.com, Komisaris Polisi Borno, Abdu Umar mengatakan bahwa Boko Haram melancarkan serangan di dua titik berbeda, yakni di sebuah pangkalan polisi di kota Magumeri dan di kota Dikwa, Borno.

Abdu Umar mengatakan, sejumlah besar teroris Boko haram menyerang tim khusus polisi di Magumeri, sekitar 80 kilometer dari lokasi kejadian pertama di Dikwa, Borno.

“Boko Haram menyerang lokasi kami. Mereka dalam jumlah besar. Kami baku tembak dengan mereka. Kami kehilangan salah satu orang kami, tapi serangan itu berhasil dihalau,” ungkap Umar.

Sementara di Dikwa, Boko Haram menyergap sejumlah nelayan yang tengah mengais-ngais logam dan besi dari rumah-rumah yang hancur dalam serangan teroris sebelumnya di desa-desa terpencil.

Reuters melaporkan, Boko Haram menyerang Dikwa, Borno, yang berdekatan dengan hutan Sambisa, wilayah yang diperebutkan juga oleh Negara Islam Provinsi Afrika Barat (ISWAP).

Warga lain yang berhasil melarikan diri mengatakan, kelompok Boko Haram melakukan pembantaian karena mencurigai para nelayan telah memberikan informasi kepada militer, setelah beberapa pekan lalu ekstremis itu diserang oleh tentara Nigeria.

Selaras dengan laporan AP News, dalam dua minggu terakhir, puluhan pemberontak telah dibunuh atau ditangkap, sementara lebih dari 1.300 dari mereka menyerahkan diri kepada pasukan Nigeria, demikian menurut Musa Danmadami, juru bicara Markas Pertahanan Nigeria.

Sejauh ini belum ada laporan rinci terkait jumlah nelayan yang pergi memancing di Rabu malam itu. Sedangkan pihak militer maupun otoritas lokal setempat tidak memberikan komentar terhadap serangan terbaru ini.

Baca juga artikel terkait AKTUAL DAN TREN atau tulisan lainnya dari Imanudin Abdurohman

tirto.id - Politik
Kontributor: Imanudin Abdurohman
Penulis: Imanudin Abdurohman
Editor: Alexander Haryanto