tirto.id - Delapan orang polisi tewas ditembak oleh kelompok bersenjata separatis di Nigeria Tenggara. Peristiwa ini terjadi menjelang pemilihan presiden yang akan digelar akhir pekan.
AP News melaporkan, menurut juru bicara kepolisian setempat, Tochukwu Ikenga, empat polisi tewas dalam serangan di sebuah stasiun di negara bagian Anambra pada Senin, 20 Februari 2023.
Sementara empat orang lainnya dibunuh selama akhir pekan. Dalam melancarkan aksinya, para pelaku menembaki petugas sambil meledakan bahan peledak.
Dalam peristiwa tersebut, tiga pelaku tewas dan dua lainnya berhasil ditangkap. Polisi menyebut serangan itu dilakukan oleh kelompok separatis yang dikenal sebagai Masyarakat Biafra, atau IPOB, yang ingin wilayah tenggara memperoleh kemerdekaan sendiri.
Pihak berwenang menuduh IPOB menghasut kekerasan yang telah menyebabkan banyak kematian di wilayah yang dilanda konflik tersebut.
Pemilihan Presiden dan Kisruh Politik di Nigeria
Pemilihan presiden di Nigeria dijadwalkan digelar pada Sabtu, 25 Februari 2023. Namun, masyarakat diliputi rasa tidak aman karena banyak teror penembakan menjelang pemilihan.
Ini memicu kekhawatiran masyarakat mengenai kemampuan pasukan keamanan Nigeria untuk melindungi pemilih di tempat pemungutan suara.
Masih dilaporkan AP News, komisi pemilu berjanji memberikan pengamanan saat pemilu berlangsung. Namun, mereka mungkin tidak dapat menyebar ke beberapa tempat pemungutan suara karena masalah keamanan, terutama di wilayah konflik.
“Badan-badan keamanan telah berjanji bahwa mereka memiliki kapasitas untuk mengamankan komunitas kami agar memungkinkan orang untuk memilih, (tapi) untuk orang-orang di zona yang masih berkonflik, sama sekali tidak ada yang bisa kami lakukan.” kata Festus Okoye, seorang pejabat Komisi Pemilihan Nasional Independen Nigeria.
Reuters memberitakan bahwa ketidakamanan adalah masalah besar bagi pemilih di Nigeria karena geng bersenjata meneror orang di desa dan di jalan raya, bahkan melakukan penculikan untuk mendapatkan tebusan.
Polisi di Negara Bagian Benue menanggapi panggilan darurat setelah orang-orang bersenjata memblokir jalan Markudi-Naka, memaksa para pelancong melarikan diri, kata juru bicara kepolisian Negara Bagian Benue Anene Catherine, Catherine.
Petugas polisi divisi untuk Kota Naka, Mamud Abubakar, memimpin tim petugas yang melibatkan geng bersenjata dalam pertarungan senjata, kata Catherine dalam sebuah pernyataan.
"Namun, petugas polisi yang memimpin tim mengalami cedera tembakan dan dilarikan ke Rumah Sakit Umum Naka di mana ia akhirnya dikonfirmasi meninggal," kata Catherine.
Penulis: Balqis Fallahnda
Editor: Alexander Haryanto