tirto.id - Mantan Direktur Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) Tjandra Yoga Aditama menduga lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia kemarin, Selasa, 25 Oktober 2022 sebanyak 3.008 kasus akibat subvarian Omicron XBB.
"Ya menduga [lonjakan kasus tersebut akibat XBB]," singkat dia kepada Tirto, Rabu (26/10/2022).
Mantan Direktur Jenderal (Dirjen) Pengendalian Penyakit (P2P) dan Mantan Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes tersebut mengatakan bahwa jika kenaikan kasus kemarin itu akibat XBB, maka subvarian Omicron ini lebih mudah menular dan mudah menghindar dari daya tahan tubuh seseorang.
"Jadi, kita kini nampaknya dalam “serangan” XBB, dan di dekat kita si XBC sudah pula mengintai," kata Tjandra.
Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa Indonesia masih dalam pandemi COVID-19. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) ini mengimbau agar masyarakat tetap waspada dengan berbagai kemungkinan varian atau subvarian baru COVID-19 mendatang.
"Untuk melindungi diri kita, maka jagalah protokol kesehatan dan dapatkanlah vaksinasi, serta akan bagus sekali kalau kepada kita juga dapat disediakan vaksin COVID-19 bivalen untuk melindungi terhadap varian yang lalu dan juga Omicron yang kini melanda," ujar Tjandra
Di sisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melaporkan hingga saat ini ada empat kasus konfirmasi subvarian Omicron XBB di Indonesia. Ketiga pasien merupakan transmisi lokal dan keempat pasien sudah sembuh.
Hal ini disampaikan Juru Bicara Kemenkes Mohammad Syahril dalam konferensi pers virtual via Zoom bertajuk "Keterangan Pers: Perkembangan COVID-19 di Indonesia", yang disiarkan langsung lewat kanal YouTube Kementerian Kesehatan RI pada Rabu (26/10/2022).
"Saat ini berarti kita di Indonesia ada kasus konfirmasi [XBB], tapi semuanya sudah sembuh dan kemarin melalui isolasi mandiri, tidak ada yang dirawat," ungkap dia.
Penulis: Farid Nurhakim
Editor: Restu Diantina Putri