tirto.id - Tim gabungan berhasil mengevakuasi empat korban dari pesawat DHC-6 Twin Otter seri 400, Rabu (25/9/2019), sekitar pukul 08.10 WIT.
Pesawat itu hilang kontak ketika terbang dari Timika ke Ilaga, Papua, Rabu pekan lalu.
"Evakuasi menggunakan Heli Lama Sa 315 call sign PK-IWV milik PT Intan Angkasa Air Service dengan pilot Brent Harvey. Pukul 11.30 WIT, empat jenazah dievakuasi ke Rumah Sakit Umum Daerah Timika," ucap Karopenmas Mabes Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo ketika dikonfirmasi, hari ini (25/9/2019).
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Papua, kata Dedi, telah mengautopsi jenazah. Kondisi jenazah saat ditemukan dalam keadaan tidak utuh.
Pencarian para korban yang dilakukan selama lebih dari tujuh hari kerap terkendala oleh faktor cuaca.
Selasa (24/9/2019) lalu, Dedi menyatakan helikopter dua kali mencoba masuk ke lokasi yang diduga titik jatuhnya pesawat dan hanya memuat dua anggota SAR untuk diturunkan ke lokasi.
Karena berkabut, tim tidak dapat diterjunkan dan harus menghadapi tebing berkemiringan 90 derajat.
Sementara itu, lanjut Dedi, Unit Basarnas berkoordinasi dengan tim pendaki tebing tegak Indonesia (Indonesian Vertical Rescue/IVR) untuk membantu pencarian dan evakuasi, serta mengambil beberapa serpihan badan pesawat dan mencari data rekaman pesawat.
Sebanyak 12 personel Brimob disiagakan di Kampung Mamontoga, Distrik Hoya, Kabupaten Mimika, Papua. Kampung itu dijadikan sebagai pangkalan karena jarak tempuh lebih dekat ke lokasi penemuan pesawat.
Identitas kru pesawat yakni Pilot Capt. Dasep Sobirin, Co-pilot Yudha Tutuco dan teknisi Ujang. Sedangkan penumpang ialah Bharada Hadi Utomo yang merupakan seorang anggota Satgas Nemangkawi, ia dikenali berdasarkan senjata, helm dan rompi pelindung yang dia gunakan ketika kejadian.
Penulis: Adi Briantika
Editor: Hendra Friana