Menuju konten utama

Empat Jembatan Layang di Jateng Mulai Dibuka H-10 Lebaran

Dengan berfungsinya keempat flyover pada Lebaran tahun ini, para pemudik diperkirakan dapat menempuh waktu hanya sekitar 5-6 jam.

Empat Jembatan Layang di Jateng Mulai Dibuka H-10 Lebaran
Pekerja menyelesaikan pembangunan "flyover" Klonengan di Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Sabtu (10/6). ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah

tirto.id - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono memastikan empat jembatan layang atau flyover di atas perlintasan kereta yang dibangun di Kabupaten Tegal dan Brebes, Jawa Tengah dapat dibuka dan dilalui pemudik pada 15 Juni 2017 atau H-10 Lebaran.

Dengan begitu, beroperasinya jembatan layang di Jawa Tengah mendatang diharapkan dapat memperlancar arus mudik Lebaran tahun 2017.

Keempat flyover tersebut yakni Klonengan, Dermoleng, Kretek, dan Kesambi berada pada ruas jalan Tegal - Purwokerto yang menjadi jalur kendaraan dari Pantura menuju lintas tengah dan selatan Pulau Jawa.

Pada hari biasa waktu yang dibutuhkan dari Pejagan melewati empat perlintasan kereta ini sejauh 60 km atau sekitar 4 jam, namun saat mudik lebaran hingga 14-16 jam. Dengan berfungsinya keempat flyover pada mudik Lebaran tahun ini, pemudik diperkirakan dapat menempuh waktu hanya sekitar 5-6 jam.

"Semua H-10 pada tanggal 15 atau 16 Juni sudah bisa dipakai, open traffic untuk arus mudik. Khusus flyover Klonengan sudah sampai tahap penyelesaian untuk dapat beroperasi penuh," kata Menteri Basuki, Sabtu (10/6/2017), dalam rilis berita dari Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR yang diperoleh Tirto.

Menteri Basuki mengatakan pembangunan flyover tersebut sangat penting untuk membantu mengurangi kemacetan saat arus mudik akibat penutupan jalan ketika kereta api melintas.

Setiap harinya terdapat 70 kali perlintasan kereta api, dimana setiap melintas memakan waktu 4 menit atau per harinya mencapai 4-5 jam untuk penutupan jalan. Ketika arus mudik, terjadi peningkatan perlintasan kereta api menjadi sekitar 92 kali perhari atau berkisar 6 jam pemberhentian dalam sehari.

Total panjang keempat flyover tersebut 2,8 km dengan anggaran pembangunan sebesar Rp350 miliar dimana biaya konstruksi sebesar Rp316 miliar dan sisanya kontrak supervisi.

Menteri Basuki mengungkapkan percepatan pembangunan flyover perlintasan kereta api tersebut didukung oleh penggunaan teknologi Corrugated Mortar Busa Pusjatan (CMP). Teknologi ini merupakan pengembangan dari teknologi Corrugated Steel Arch oleh Pusat Litbang Jalan dan Jembatan Balitbang Kementerian PUPR.

Keunggulan dari teknologi CMP di antaranya dapat menghemat biaya hingga 70 persen dan juga dapat menghemat waktu pengerjaan hingga 50 persen. Selain itu kelebihan lain dari CMP yaitu ramah lingkungan karena menggunakan lebih sedikit material konstruksi.

"Teknologi yang kita gunakan sama dengan saat membangun di Jembatan Antapani, sehingga penyelesaiannya flyover Klonengan ini bisa diselesaikan sampai saat ini dengan waktu pengerjaan sekitar 5 bulan," ungkap Menteri Basuki.

Percepatan pembangunan ke empat flyover ini memang khusus untuk mendukung kelancaran arus mudik Lebaran 2017. Pekerjaan dilakukan kontinu selama 24 jam. Untuk pembangunan Flyover Dermoleng sepanjang 500 meter ditangani oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-CDI KSO dengan nilai kontrak Rp64 miliar.

Sementara itu, untuk Flyover Klonengan sepanjang 1.050 meter, ditangani oleh kontraktor PT Hutama Karya dengan nilai kontraknya mencapai Rp112 miliar.

Kemudian untuk Flyover Kesambi dengan panjang 470 meter ditangani oleh PT Brantas Abipraya dengan nilai kontrak Rp58 miliar.

Terakhir, Flyover Kretek dengan panjang 700 meter yang juga ditangani oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk dengan nilai kontrak Rp82 miliar.

Jalur Pantura Macet di Sekitar Pasar Tegalgubug, Cirebon

Sebelum meninjau keempat flyover tersebut, Menteri Basuki bersama rombongan menempuh Jalan Nasional Pantai Utara (Pantura). Meski perjalanan ditempuh dengan lancar, kemacetan baru ditemui saat tim memasuki pasar grosir tekstil Tegalgubug di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat.

Jalan sekitar pasa grosir tersebut memang bersinggungan langsung dengan jalur utama mudik. Karen itu, rencananya, Pasar Tegalgubug akan ditutup pada H-4 Lebaran untuk mengantisipasi kemacetan.

"Kami sudah kordinasikan dengan Kepala Korps Polisi Lalu Lintas Irjen Royke Lumowa dan pasar tradisional ini H-4 akan ditutup, jadi diharapkan tidak menimbulkan kemacetan pada saat arus mudik," kata Menteri Basuki.

Kemacetan yang terjadi di sekitar pasar tersebut saat itu berdasarkan pantauan, mengular hingga 3 km. Menteri Basuki beserta rombongan tak dapat menghindar dari kemacetan di wilayah tersebut dan diprediksi kemacetan tersebut jauh lebih parah bila tidak dilakukan penanganan khusus saat arus mudik.

Baca juga artikel terkait ARUS MUDIK LEBARAN atau tulisan lainnya dari Yuliana Ratnasari

tirto.id - Sosial budaya
Reporter: Yuliana Ratnasari
Penulis: Yuliana Ratnasari
Editor: Yuliana Ratnasari