tirto.id - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia selama November 2020 mencapai 15,28 miliar dolar AS. Capaian ekspor ini menurut BPS cukup menarik karena menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2018 alias melampaui kinerja ekspor sebelum pandemi meski kenaikan kasus COVID-19 masih terus terjadi.
“Ekspor November 2020 ini tertinggi sejak Oktober 2018 yang waktu itu nilai ekspornya 15,91 miliar dolar AS. Seluruh sektor pada bulan ini memberi kontribusi positif terhadap ekspor,” ucap Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers virtual, Selasa (15/12/2020).
Sebagai perbandingan, ekspor tertinggi selama 2019 terjadi pada Juli dengan nilai 15,25 miliar dolar AS. Lalu ekspor tertinggi selama 2018 terjadi di Oktober 2020 dengan nilai 15,91 miliar dolar AS.
Ekspor pada November 2020 ini menjadi yang tertinggi selama pandemi COVID-19. Angka ini naik signifikan usai mengalami kejatuhan pada Mei 2020 di titik terendah 10,45 miliar dolar AS.
Ekspor pada November 2020 ini utamanya ditopang oleh kenaikan ekspor produk minyak sawit dan batu bara. Data BPS mencatat lemak dan minyak hewan/nabati yang mencangkup sawit (HS 15) mengalami kenaikan 23,62 persen dari 1,9 miliar dolar AS (Oktober 2020) menjadi 2,35 miliar dolar AS (November 2020). Volumenya naik 15,4 persen terhadap Oktober 2020.
Bahan bakar mineral juga naik 21,73 persen dari 1,23 miliar dolar AS (Oktober 2020) ke 1,5 miliar dolar AS (November 2020). Volumenya naik 14,88 persen terhadap Oktober 2020.
Suhariyanto mencatat kedua komoditas ini kompak mengalami kenaikan harga di November. Harga minyak sawit secara mtom mengalami kenaikan harga 12,03 persen dan naik 33,91 persen yoy. Harga batu bara November 2020 naik 7,57 persen mtom, tetapi masih turun 6,22 persen secara yoy.
Dua faktor yaitu kenaikan harga dan kenaikan volume membuat dorongan signifikan pada kinerja ekspor pada November 2020.
“Terjadi karena kenaikan permintaan, volume, dan didorong kenaikan harga,” ucap Suhariyanto.
Penulis: Vincent Fabian Thomas
Editor: Abdul Aziz