tirto.id - Badan Pusat Statistik mencatat nilai ekspor Indonesia sepanjang November 2019 sebesar 14,04 miliar dolar AS atau turun sebesar 6,17 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, penurunan nilai ekspor juga terlihat jika dibandingkan dengan posisi November tahun 2018, yakni sebesar 5,67 persen.
Turunnya kinerja ekspor disebabkan rendahnya kinerja ekspor non-migas yang tercatat hanya mencapai 12,90 miliar dolar yang mengalami penurunan 7,92 persen dibandingkan Oktober 2019.
"Penurunan ini terjadi pada beberapa komoditas HS26, kemudian HS72 besi dan baja dan HS27 mineral," ujar Suharyanto dalam konferensi pers di kantornya, Senin (16/12/2019).
Sementara ekspor minyak dan gas (migas) masih tercatat mengalami peningkatan. Ekspor migas dari Oktober ke November 2019, jelas Suharyanto, naik 20,66 persen.
"Kalau kita ihat lebih ke dalam minyak mentah naik 12,8 persen, gas juga naik 28,56 persen tetapi nilai hasil minyaknya turun 2,48 persen," ungkapnya.
Jika dilihat secara sektoral, penurunan ekspor paling dalam terjadi pada sektor pertambangan dan lainnya, yakni mencapai 14,45 persen (dibandingkan Oktober 2019) dan 19,09 persen (dibandingkan November 2018).
Ekspor industri pengolahan atau manufaktur juga loyo dan mencatatkan nilai yang lebih rendah, yakni turun 6,78 persen dibandingkan Oktober 2019 dan turn 1,66 persen dibandingkan november 2019.
Sementara komoditas pertanian turun 1,55 persen dibandingkan Oktober 2019, namun meningkat 4,42 pesrsen dibandingkan posisi November tahun lalu.
Adapun nilai ekspor migas Indonesia mengalami peningkatan 20,66 persen dibandingkan Oktober 2019, namun anjlok 15,81 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Penulis: Hendra Friana
Editor: Rio Apinino