tirto.id - Berbagai lembaga internasional memproyeksikan ekonomi global akan diselimuti awan gelap pada 2023 mendatang. Lantaran banyak sejumlah negara diperkirakan mengalami perlambatan ekonomi atau resesi.
Dalam laporan berjudul 'Apakah Resesi Sudah Dekat?' pada September 2022, Bank Dunia membuat skenario terburuk dari kondisi di 2023. Pada tahun depan ekonomi global akan berkurang 1,9 persen poin atau dari 2,4 persen menjadi 0,5 persen, atau terkontraksi 0,4 persen per kapita, yang akan memenuhi definisi teknis dari resesi global.
"Pertumbuhan global melambat tajam, dengan kemungkinan perlambatan lebih lanjut karena lebih banyak negara jatuh ke dalam resesi," ujar Presiden Bank Dunia David Malpass.
Lantas pertanyaan, kapan waktu yang tepat untuk melakukan investasi emas di tengah kondisi ketidakpastian global?
Direktur Pengembangan Usaha Antam, Dolok R Silaban menilai, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mulai melakukan investasi emas. Menurutnya, jangan sampai harus menunggu resesi terlebih dahulu baru kemudian membeli emas.
"Kalau saya sebagai penjual pasti setiap saat saat akan mengatakan saat ini yang tepat. Tapi jika saya tahu ke depan harus naik (harga emas) maka saya sudah beli banyak. Sebelum adanya perkiraan resesi apa salahnya kita sekarang," jelasnya dalam peluncuran.
General Manager (GM) Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Antam, Purwanto menambahkan, investasi emas bisa dilakukan saat ini untuk bekal pendidikan maupun hari tua. Terlebih emas sifatnya adalah lindung nilai.
"Jadi kepada kawan-kawan atau mitranya Antam, tatkala ingin mempersiapkan hari tua, anak-anak sekolah dan lain lain itu relatif tidak tergerus dengan apapun. Jadi sangat cocok dijadikan media investasi atau media simpan untuk mempersiapkan hari tua untuk masyarakat Indonesia," ujarnya.
Lebih lanjut, Purwanto mengatakan saat ini paling banyak dibeli adalah untuk emas dengan ukuran gram middle. Namun, bukan berarti juga, kata dia, emas dengan ukuran gram besar tidak laku. Karena dalam kondisi tertentu tetap ada yang membeli.
"Jadi seperti hal produk lain mengikuti statistik kemampuan. Jadi pada saat kita melakukan transaksi itu antara range 3-10 gram banyak dibeli masyarakat. Jadi memang dalam harga semakin besar gram aslinya kecenderungan ongkos cetaknya dipertimbangkan dalam investasi," jelasnya.
Emas Batik Indonesia Terbaru Seri III
Untuk diketahui saja, Antam melalui Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia meluncurkan produk perhiasan dan emas batangan Batik Indonesia Seri III, dengan menghadirkan empat motif batik warisan budaya nusantara Indonesia yang dituangkan dalam emas, yakni Batik Bokor Kencono, Batik Huk, Batik Srimanganti, dan Batik Mahkota Siger.
Selain di kemas dalam bentuk emas batangan, keempat motif batik ini juga hadir dalam bentuk emas batik perhiasan berupa liontin.
“Kami berharap produk ini dapat menjadi koleksi dan pilihan investasi emas terbaik bagi masyarakat Indonesia,' kata Dolok.
Produk Emas Batik Indonesia Seri III sendiri mulai dipasarkan tepat pada Oktober yang merupakan Bulan Batik Nasional. Pada produk perhiasan liontin, keempat motif Emas Batik Indonesia Seri III tersebut dicetak dengan berat 8 gram dengan kadar emas 91,7 persen atau EK-22.
Sedangkan pada emas batangan, keempat motif batik, yakni Batik Bokor Kencono, Batik Huk, Batik Srimanganti dan Batik Mahkota Siger, dicetak dengan berat 10 gram dan 20 gram dengan kadar 999.9.
Penulis: Dwi Aditya Putra
Editor: Anggun P Situmorang